Ribuan Warga Wonogiri Kesulitan Air Bersih

Reporter

Editor

Selasa, 26 September 2006 13:52 WIB

TEMPO Interaktif, Wonogiri:Sedikitnya 60 ribu penduduk di Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah, kekurangan air bersih. Mereka umumnya tinggal di bagian selatan kabupaten tersebut. Setiap hari ratusan juta rupiah uang penduduk dibelanjakan membeli air untuk kebutuhan hidup sehari-hari. "Kalau dirupiahkan, sejak bulan kemarau akhir Mei lalu, sampai saat ini mungkin sudah hampir Rp 10 miliar uang milik penduduk Wonogiri yang digunakan untuk membeli air," kata Wawan Setyanugraha, Ketua Komisi Kesejahteraan DPRD Wonogiri, Selasa (26/9).Jumlah uang yang dihabiskan penduduk untuk membeli air itu bukan sedikit mengingat pendapatan asli daerah (PAD) Wonogiri tahun ini hanya sebesar Rp 32 miliar. Wawan menghitung, dari 187 dusun yang mengalami kekeringan itu, setiap keluarga dipastikan membeli air bersih minimal empat kali dalam sebulan. Harga air satu tangkinya mencapai Rp 80 ribu hingga Rp 90 ribu. Bahkan di daerah yang sulit dijangkau kendaraan mencapai Rp 100 ribu untuk 5.000 liter air. "Dikalikan dengan 14.559 kepala keluarga, uang untuk membeli air bisa mencapai Rp 10 miliar,' kata dia.Membeli air praktis menjadi satu-satunya cara bagi penduduk di Wonogiri bagian selatan untuk mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari mulai dari memasak, MCK hingga pemeliharaan ternak. Persediaan air mereka di embung, semacam cekungan yang dibuat untuk menampung air hujan tak lagi berair. Menurut Gatot Haryadi, Kepala Sub Dinas Pengairan Wonogiri, 21 embung di daerah itu sudah kering kerontang. Demikian juga dengan tujuh waduk. "Semuanya sudah kering, jangankan mengairi sawah, untuk memandikan ternak sudah tidak bisa," kata Gatot.Menurut Camat Pracimantoro, salah satu daerah yang penduduknya paling banyak mengalami kekeringan, di daerahnya mayoritas penduduk mengandalkan air bersih dari mobil tanki swasta. Dia mengatakan banyak warga mulai menjual ternak, setelah persediaan gaplek yang merupakan panenan pada musim kemarau tak lagi dimiliki. "Harga air tidak tertutup hanya dengan menjual gaplek karena harga gaplek hanya Rp 500 per kilogramnya. Warga terpaksa menjual sebagian ternaknya, selain mengurangi konsumsi air, uang penjualan ternaknya dipakai untuk membeli air," kata dia.Gatot mengatakan mengeringnya tujuh waduk di daerahnya membuat areal pertanian seluas 3.727 hektar terlantar. Dia mengatakan tujuh waduk yang tidak lagi berisi air tersebut adalah Waduk Krisak, Kedunguling, Parang Joho, Baran, Song Putri, Nawangan dan Ngancar. Sementara itu, Bupati Wonogiri Begug Purnomosidi mengakui Wonogiri bagian selatan merupakan daerah langganan kekurangan air setiap tahunnya. Menurut dia, berbagai upaya sebenarnya sudah dilakukan, termasuk membangun sumur dalam maupun pencarian mata air. "Tapi di Wonogiri tidak ada istilah kekurangan pangan," ujarnya saat dihubungi. Imron Rosyid, Tempo

Berita terkait

Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air

36 hari lalu

Kominfo Siapkan Jaringan dalam World Water Forum, Harapkan Solusi Pengelolaan Air

Kominfo bertugas memastikan jaringan telekomunikasi di Forum Air Sedunia pada 18-25 Mei 2024 di Bali.

Baca Selengkapnya

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

42 hari lalu

Kajian Peneliti BRIN Ihwal Kekeringan Ekstrem di Kalimantan, Greenpeace: Dipicu Deforestasi

Wilayah yang paling terdampak risiko kekeringan ekstrem, adalah Ibu Kota Negara atau Nusantara.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

46 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Imbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen

48 hari lalu

Imbas Banjir dan Longsor, 874 Hektare Sawah di Jawa Barat Gagal Panen

Bencana akibat krisis iklim membuat 874 Ha sawah di Jawa Barat gagal panen pada musim tanam 2023/2024. Lahan tergerus banjir, kering, dan longsor.

Baca Selengkapnya

Destinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan

59 hari lalu

Destinasi Liburan di Spanyol Ini Terancam Mengalami Kekeringan

Kepulauan Canary, khususnya Pulau Tenerife, di Spanyol menghadapi kekeringan parah yang semakin memburuk,

Baca Selengkapnya

Selain Indonesia, Ini Daftar Negara Lain yang Masih Alami El Nino

29 Februari 2024

Selain Indonesia, Ini Daftar Negara Lain yang Masih Alami El Nino

Berbagai pihak menyebut fenomena El Nino masih akan berlanjut. Berikut ini daftar negara yang masih mengalami El Nino, selain Indonesia.

Baca Selengkapnya

Meski El Nino Melemah, Tren Bulan-bulan Terpanas Tak Patah di Januari 2024

8 Februari 2024

Meski El Nino Melemah, Tren Bulan-bulan Terpanas Tak Patah di Januari 2024

Walau fenomena El Nino sudah melemah, peningkatan suhu permukaan laut global masih tercatat tinggi dan melampaui rekor global.

Baca Selengkapnya

Jokowi Beri Bantuan Rp 8 Juta per Hektare ke Petani Korban El Nino, Begini Penjelasan BNPB

24 Januari 2024

Jokowi Beri Bantuan Rp 8 Juta per Hektare ke Petani Korban El Nino, Begini Penjelasan BNPB

BNPB memberi penjelasan soal bantuan Jokowi sebesar Rp 8 juta per hektare yang diberikan untuk petani terdampak banjir dan El Nino.

Baca Selengkapnya

BMKG Prediksi 5 Wilayah Indonesia Kekeringan di 2024 akibat Curah Hujan Rendah

5 Januari 2024

BMKG Prediksi 5 Wilayah Indonesia Kekeringan di 2024 akibat Curah Hujan Rendah

Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika atau BMKG memprediksi di tahun 2024 curah hujan berada di kondisi normal.

Baca Selengkapnya

Kajian Save the Children, Kekeringan dan Rawan Pangan Ancam Anak di Indonesia Timur

22 Desember 2023

Kajian Save the Children, Kekeringan dan Rawan Pangan Ancam Anak di Indonesia Timur

Banyak anak di daerah yang terdampak itu mengalami infeksi saluran pernapasan akut selama kekeringan berkepanjangan.

Baca Selengkapnya