Buku Jokowi Undercover, Polri Mulai Incar Bagian Percetakan  

Reporter

Editor

Elik Susanto

Rabu, 4 Januari 2017 09:39 WIB

Buku Jokowi Undercover. instagram.com

TEMPO.CO, Jakarta - Polri menelisik kemungkinan keterlibatan perusahaan percetakan dalam kasus dugaan penyebaran ujaran kebencian melalui buku Jokowi Undercover. Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar mengatakan penyidik sedang menelusuri keterlibatan sejumlah pihak, dari percetakan, penerbitan, sampai pihak lain yang turut membantu Bambang Tri Mulyono dalam membuat buku tersebut.


Yang dimaksud Jokowi dalam buku itu adalah Presiden Joko Widodo. Isi buku tersebut dianggap fitnah terhadap Presiden dan keluarganya. "Nanti akan ada yang diambil keterangan (untuk mengetahui) cetak dan distribusinya di mana, siapa yang bantu," kata Boy seperti dikutip Koran Tempo edisi Rabu, 4 Januari 2017.



Baca: Buku Jokowi Undercover 100 Persen Fitnah


Polisi telah menetapkan Bambang Tri Mulyonosebagai tersangka ujaran kebencian. Bambang ditangkap di Tunjungan, Blora, Jawa Tengah, pada Jumat pekan lalu dan kini disel di rumah tahanan Kepolisian Daerah Metro Jaya.


Sebelum ditangkap, Bambang aktif mengunggah video terkait dengan buku itu di akun Facebook-nya. Salah satunya adalah video berdurasi satu menit yang diunggah pada 24 Desember 2016. "Saya Bambang Tri Mulyono penulis buku Jokowi Undercover. Saya menganggap bahwa kegiatan saya menulis ini adalah kegiatan bela negara karena saya tidak rela lembaga kepresidenan dilecehkan oleh seorang yang bernama Jokowi," kata Bambang.


Advertising
Advertising

Bambang juga mengatakan Joko Widodo patut diduga kuat memalsukan riwayat hidupnya di dokumen resmi Komisi Pemilihan Umum saat mencalonkan diri sebagai presiden. "Saya tidak rela lembaga kepresidenan dilecehkan oleh calon presiden yang memalsukan syaratnya," ujarnya.

Baca Juga: Bambang Tri: Menulis Jokowi Undercover untuk Bela Negara


Boy menerangkan bahwa penyidik telah memeriksa sejumlah saksi ahli untuk menilai kebenaran isi buku Jokowi Undercover, dari ahli pidana, ahli informasi dan transaksi elektronik, ahli bahasa, hingga ahli sejarah. Dari hasil pemeriksaan itu disimpulkan bahwa Bambang tidak mencantumkan sumber dan data yang dapat dipertanggungjawabkan. “Sehingga dugaan pelanggaran hukum menguat,” ujarnya.


Buku Jokowi Undercover sebenarnya sudah diluncurkan sejak masa pemilihan presiden pada 2014. Ketika itu pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla tengah bersaing dengan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa. Kasus buku itu kembali muncul ketika Michael Bimo melaporkan Bambang ke Badan Reserse Kriminal Polri pada 24 Desember lalu. Pasalnya, Michael merasa ikut menjadi korban fitnah dari isi buku setebal 400 halaman itu.


"Isi buku Jokowi Undercover 100 persen tidak benar," ujar Lina Novita, kuasa hukum Michael Bimo, di Bareskrim Mabes Polri, Jakarta Pusat, kemarin.


Kakak Bambang Tri Mulyono, Bambang Sadono, mengatakan akan memberikan bantuan pendampingan kepada adiknya. “Apa pun dia adalah adik saya. Saya akan memastikan bahwa dia ditangani sesuai dengan hukum yang berlaku,” kata Bambang, yang juga merupakan anggota Dewan Perwakilan Daerah dari Provinsi Jawa Tengah.


AHMAD FAIZ | GRANDY AJI | AHMAD RAFIQ | REZKI ALVIONITASARI

Berita terkait

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

51 menit lalu

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

Pengajuan nama Budi Gunawan oleh Jokowi, kata narasumber yang sama, bertujuan untuk meluluhkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

2 jam lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

16 jam lalu

Pasokan Pupuk Subsidi Ditambah, Mentan Dorong Petani Memanfaatkan

Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman meminta petani manfaatkan alokasi pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

20 jam lalu

Apa Itu Presidential Club yang Diusulkan Prabowo?

Presidential Club berisi para eks presiden Indonesia yang akan saling berdiskusi dan bertukar pikiran untuk menjaga silaturahmi dan menjadi teladan.

Baca Selengkapnya

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

22 jam lalu

Soal Alat Sadap IMSI Catcher di Indonesia, Ini Kata Bos Polus Tech

Bos Polus Tech mengakui kesulitan untuk mengawasi penggunaan alat sadap oleh pembeli.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

23 jam lalu

TPNPB-OPM Tanggapi Rencana TNI-Polri Kerahkan Pasukan Tambahan di Intan Jaya

Menurut Sebby Sambom, penambahan pasukan itu tak memengaruhi sikap TPNPB-OPM.

Baca Selengkapnya

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

1 hari lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

1 hari lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

1 hari lalu

Cara Kerja Teknologi Pengintai Asal Israel yang Masuk Indonesia: Palsukan Situs Berita

Sejumlah perusahaan asal Israel diduga menjual teknologi pengintaian atau spyware ke Indonesia. Terungkap dalam investigasi gabungan Tempo dkk

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

1 hari lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya