Ketidakhadiran Wartawan Israel di Bali Dipertanyakan
Reporter
Editor
Sabtu, 2 September 2006 20:25 WIB
TEMPO Interaktif, Nusa Dua:Ketidak hadiran wartawan Israel dalam Global Inter-Media Dialogue di Bali dipertanyakan. Hal ini terungkap saat diskusi sesi pertama, setelah acara dibuka Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Sabtu.Dalam diskusi yang mengangkat tema Mengidentifikasi Tantangan dan Masalah ini, Sabam Sirait dari The Jakarta Post mempertanyakan ketidak hadiran Israel dalam pertemuan. Padahal Israel tercantum sebagai undangan atau diundang untuk hadir dalam acara ini.Pertanyaan Sabam kembali diulang oleh beberapa wartawan asing saat konferensi pers Menteri Luar Negeri Hasan Wirajuda, dan Menteri Luar Negeri Norwegia, Jonas Gahr Store digelar setelah makan siang.Hasan menerangkan bahwa tidak semua orang Indonesia seperti Sabam. Isu ketidakhadiran wartawan Israel dalam pertemuan ini telah diketahui pemerintah Indonesia lebih dalam. "Tapi ini bukan isu yang sederhana, dan kami telah membahasnya dengan Norwegia," kata Hasan. Menurutnya, masalah ini akan diselesaikan secara konstruktif, tanpa menerangkan lebih lanjut yang dimaksud dengan konstruktif itu apa.Hasan juga mengatakan bahwa tidaklah mudah untuk mengatur keterlibatan wartawan Israel dalam dialog ini. Karena bagaimanapun ini menjadi salah satu hak untuk menyatakan pendapat. Indonesia, kata dia, akan terbuka menerima jalan lain agar wartawan Israel bisa terlibat dalam dialog ini. Di Indonesia, kata Hasan, Israel selalu menjadi isu yang sensitif. Juga berkaitan dengan isu yang menyangkut Israel dan Timur Tengah. Menurutnya, Indonesia juga menerima informasi bahwa undangan kepada wartawan Israel sangat terlambat, karena itulah Indonesia meminta Norwegia sebagai pengundang untuk mencari solusi yang konstruktif. "Tapi ketika yang bersangkutan bilang malas ya kita hormati," kata HasanMenteri Luar Negeri Norwegia menegaskan bahwa pihaknya sangat serius mengundang wartawan dari berbagai negara dalam acara ini, termasuk Israel. Namun karena Israel tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Indonesia, dia tidak bisa mendapatkan visa. Norweigia bahkan menawarkan agar wartawan tersebut menggunakan kewarganegaraan Norwegia tapi dia tidak mau.Lebih lajut, Store mengatakan bahwa pada dasarnya dia menghargai kebebasan berpendapat dan berusahan mencari jalan konstruktif untuk masalah ini. Namun dia juga sangat hormat pada kebijakan pemerintah Indonesia dan sejarahnya.Pertemuan ini dihadiri oleh 79 peserta dari 80 undangan yang dikirim dan melibatkan kurang lebih 44 negara. Dari 80 undangan hanya wartawan Israel yang tidak hadir, "Saya rasa itu tidak akan berpengaruh apa-apa," kata Hasan.Titis Setianingtyas
Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat
6 jam lalu
Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat
Peternakan sapi perah di 9 negara bagian di Amerika Serikat diserang virus Flu Burung. Colorado menjadi negara kesembilan yang mengonfirmasi temuan tersebut.