Diduga Dibeli WNA, Warga Desak Inventarisasi Lahan Enggano  

Reporter

Editor

Erwin prima

Selasa, 22 November 2016 12:45 WIB

Pulau Enggano. TEMPO/Arie Basuki

TEMPO.CO, Bengkulu - Warga Pulau Enggano, Bengkulu, meminta Pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara melakukan inventarisasi kepemilikan lahan di pulau tersebut. Hal ini terkait dengan adanya informasi kepemilikan lahan oleh warga negara asing.

Menurut Kepala Suku Kaitora, Raffly Zen Kaitora, sesuai peraturan adat Enggano, tidak sembarang orang, terutama pendatang, bisa memiliki tanah di pulau tersebut. "Masyarakat adat Enggano memiliki aturan adat sendiri, tapi sayangnya kerap berbenturan dengan aturan hukum negara sehingga posisinya lemah,” kata Raffly saat ditemui, Selasa, 22 November 2016.

Ia mengatakan, saat ini, di pulau yang berpenghuni 2.987 jiwa lebih tersebut, sebagian kecil adalah pendatang yang tidak terikat pada aturan adat. Hal ini pula, menurut dia, yang menyebabkan mereka kesulitan mengontrol penjualan lahan tersebut kepada pihak luar.

Masyarakat adat Enggano khawatir, jika terjadi penguasaan yang tidak terkontrol terhadap lahan yang ada di pulau tersebut, dapat membawa bencana bagi pulau terluar itu. Menurut Raffly, Pulau Enggano sangat rentan. Keberadaan pulau tersebut sangat bergantung pada hutan dan terumbu karang yang ada di sekitarnya. Jika dilakukan eksploitasi besar-besaran, tidak hanya kehilangan pulau tersebut, tapi juga luas teritorial perairan Indonesia.

Selama ini, melalui aturan adat yang ada, masyarakat Enggano menjaga pulau mereka dengan tidak sembarangan menebang pohon. Bagi siapa pun yang menebang pohon, akan dihukum menanam kembali dalam jumlah lebih banyak. Hanya, pemberlakuan hukum adat ini sulit dilakukan terhadap pendatang.

Kekhawatiran ini semakin bertambah dengan adanya informasi kepemilikan lahan di sekitar Pulau Enggano dan Pulau Dua oleh warga asing. Pulau Dua merupakan pulau terpencil yang letaknya tidak jauh dari Pulau Enggano dan tak berpenghuni. Tanah di pulau tersebut adalah milik salah satu suku yang mendiaminya, yakni suku Kaitora.

”Makanya kita mengusulkan agar hukum adat Enggano dapat dipayungi sebuah perda agar benar-benar diakui oleh negara, sehingga pemberlakuannya juga kuat secara hukum," ujar Raffly.

Adapun terkait dengan kepemilikan lahan di Pulau Enggano oleh WNA, Asisten I Pemda Bengkulu Utara Sahat M. Situmorang mengatakan pihaknya akan segera melakukan inventarisasi kepemilikan lahan di wilayah itu. "Saya telah menginstruksikan kepada camat untuk mengecek pemilik-pemilik lahan di Pulau Dua dan Pulau Enggano, apakah benar ada warga negara asing yang memiliki lahan di sana,” tutur Sahat saat dihubungi.

Baca:
Megawati: Sebagian Peserta Demo 4 November Hanya Ikut-ikutan
Demo 2511, Beredar Iuran Keamanan untuk Warga Kelapa Gading
Orasi Ahmad Dhani, Polisi Panggil Rizieq FPI dan Munarman

PHESI ESTER JULIKAWATI


Berita terkait

Lorong Watu Spot Wisata Mungil di Bengkulu Utara

17 Juli 2019

Lorong Watu Spot Wisata Mungil di Bengkulu Utara

Ini bukan lorong waktu, tapi Lorong Watu alias gang batu. Air sungai yang jernih, menggerus batu membentuk koridor panjang.

Baca Selengkapnya

Gempa di Bengkulu Utara Minggu Pagi Ini, Tak Berpotensi Tsunami

17 Maret 2019

Gempa di Bengkulu Utara Minggu Pagi Ini, Tak Berpotensi Tsunami

Gempa berkekuatan M 5,5 terjadi di sekitar Bengkulu Utara, hari ini

Baca Selengkapnya

Situs Tambang Emas Lebong Tandai Layak Jadi Geowisata Nasional

10 November 2017

Situs Tambang Emas Lebong Tandai Layak Jadi Geowisata Nasional

Situs pertambangan emas tua di Lebong Tandai memiliki sejumlah prasyarat untuk ditetapkan sebagai geowisata nasional.

Baca Selengkapnya

PBB Verifikasi 16.056 Nama Pulau di Indonesia

19 Agustus 2017

PBB Verifikasi 16.056 Nama Pulau di Indonesia

Verifikasi pulau dan nama pulau terus dilakukan untuk kepastian geografi Indonesia.
Saat ini masih ada 1.448 pulau yang namanya belum dibakukan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Laporkan 16.056 Pulau Bernama ke PBB

17 Agustus 2017

Pemerintah Laporkan 16.056 Pulau Bernama ke PBB

Indonesia telah memverifikasi sebanyak 2.590 pulau bernama untuk dapat dilaporkan ke PBB.

Baca Selengkapnya

Rudiantara Resmikan BTS di Pulau Miangas, Warga Perbatasan Akses 4G

1 Agustus 2017

Rudiantara Resmikan BTS di Pulau Miangas, Warga Perbatasan Akses 4G

Dalam beberapa tahun terakhir, Miangas baru dapat mengakses jaringan 2G.

Baca Selengkapnya

Kapal Sulit Sandar, Warga Karamian Pindah Perahu dengan Meloncat

29 Juni 2017

Kapal Sulit Sandar, Warga Karamian Pindah Perahu dengan Meloncat

Bila ada penumpang ke Karamian, kapal terpaksa buang sauh sekitar 2 mil dari pantai.

Baca Selengkapnya

Polisi Bengkulu Utara Tangkap 2 Penjual Kulit dan Tulang Harimau

14 Mei 2017

Polisi Bengkulu Utara Tangkap 2 Penjual Kulit dan Tulang Harimau

Kedua pelaku merupakan pemain lama yang sudah dipantau polisi.

Baca Selengkapnya

Distribusi Rupiah di Daerah Terluar dan Terpencil, Begini Caranya

13 April 2017

Distribusi Rupiah di Daerah Terluar dan Terpencil, Begini Caranya

Hingga saat ini, telah dilakukan secara bersama-sama 23 kegiatan
pendistribusian uang Rupiah ke daerah terluar dan terpencil di
wilayah NKRI.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan Verifikasi 111 Pulau Terluar Indonesia  

3 Februari 2017

Kementerian Kelautan Verifikasi 111 Pulau Terluar Indonesia  

KKP memiliki sejumlah program prioritas pada 2017, salah satunya melakukan verifikasi, pendataan, hingga sertifikasi atas 111 pulau terluar Indonesia.

Baca Selengkapnya