TEMPO Interaktif, Bandung:Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia Ronny Wahyudi mengatakan biaya untuk meninggikan rel kereta api rute Surabaya-Banyuwangi/Malang mencapai Rp 400 juta. "Kami akan minta pada Lapindo untuk menggantinya," katanya di Bandung, kemarin.Dia menjelaskan, biaya itu untuk meninggikan rel kereta menjadi 30 sentimeter sepanjang lebih kurang 900 meter yang terancam oleh genangan lumpur panas dari sumur minyak milik Lapindo. Besarnya biaya itu bisa ditambah, ungkapnya, jika rel tersebut terpaksa harus ditinggikan lagi akibat luapan lumpur.Menurut Ronny, pekerjaan meninggikan rel kereta itu dilakukan bertahap. Peninggian dilakukan dengan menambah balas di bawah rel kereta api. Setiap tahapannya untuk menambah ketinggian sampai 5 sentimeter hingga mencapai ketinggian yang ditargetkan yakni 30 sentimeter.Kendati demikian, menurut Ronny, peninggian rel kereta api itu sudah maksimal akibat keberadaan jembatan kereta kecil yang berada di antara jalur kereta yang terancam itu. Menurutnya, jika terpaksa jembatan itu bisa ditinggikan agar rel kereta api bisa dinaikkan lebih tinggi lagi.Kepala Daerah Operasi VIII Surabaya, PT Kereta Api Indonesia, Bambang Sulistyo, menambahkan akibat luapan lumpur itu perjalanan kereta api sempat terganggu. Tiga kereta sempat batal berangkat akibat luapan lumpur itu. "Sekarang sudah lancar," katanya.Dia menjelaskan, jalur lintasan yang terancam banjir lumpur itu tergolong padat. Setiap hari, ungkapnya, terdapat 44 kereta yang lalu lalang di lintasan itu. Untuk mencegah banjir lumpur pihak Lapindo membangun tanggul sepanjang lintasan rel.Menurutnya, tinggi tanggul sudah mencapai 3 meter dengan tinggi lumpur mencapai 2,45 meter. Luapan lumpur yang mengancam rel akibat terjadinya kerusakan pada dinding tanggul yang menahan luapan lumpur itu. Tanggul terus ditinggikan menyesuaikan tinggi genangan lumpur.Pekerjaan meninggikan rel kereta diperkirakan rampung selama satu bulan. "Mudah-mudahan lumpur itu berhenti meluap sebelum musim hujan," katanya.Ahmad Fikri