Indonesia Tak Pernah Minta Hambali Dipulangkan

Reporter

Kamis, 27 Oktober 2016 20:00 WIB

Hambali

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Keamanan Internasional dan Pelucutan Senjata Kementerian Luar Negeri Andy Rachmianto menegaskan pemerintah Republik Indonesia tidak pernah menyampaikan permintan resmi kepada Amerika Serikat untuk pemulangan dalang kasus Bom Bali, Hambali.

Hambali, pria berusia 52 tahun itu sempat diisukan akan keluar dari penjara teroris di Teluk Guantanamo, Kuba, berkaitan dengan rencana Presiden Amerika Serikat Barrack Obama mengosongkan penjara tersebut.

“Yang diupayakan pemerintah via Kedutaan Besar RI Washington DC adalah akses kekonsuleran untuknya,” ujar Andy saat dikonfirmasi Tempo, Kamis, 27 Oktober 2016.

Menurut Andy, proses peradilan terhadap Hambali telah dimulai. Pengacara yang ditunjuk oleh otoritas Amerika Serikat pun didatangkan untuk proses peradilan tersebut. Dia mengatakan, proses pengadilan itu sejalan dengan keputusan Pemerintah Amerika Serikat untuk menutup penjara Guantanamo dan mengembalikan sejumlah tahanan. “Tidak termasuk Hambali,” ujar Andy.

Andy menjelaskan, kalaupun ada permintaan resmi untuk pemulangan Hambali akan sulit dikabulkan. Sebanyak 17 orang yang menjadi sisa tahanan di Camp Delta, Guantanamo, adalah tahanan yang diberi level khusus oleh otoritas Amerika Serikat. “Belum tentu dikabulkan karena dia (Hambali) dipandang sebagai tahanan High Risk atau Hard Core.”

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir mengatakan, peradilan terhadap Hambali merupakan proses yang menjadi urusan internal Amerika Serikat. Namun pemerintah Indonesia tetap mengikuti secara seksama perkembangan yang ada. “Pemerintah RI melalui Kedutaan Besar RI di Washington DC senantiasa berkomunikasi untuk pemenuhan hak kekonsulerannya,” ucapnya melalui pesan singkat kepada Tempo, Kamis, 27 Oktober 2016.

Pemerintah Amerika Serikat kabarnya sudah menolak permohonan pembebasan Hambali. Badan khusus di Guantanamo, yaitu Periodic Review Boards masih menilai Hambali sebagai ancaman yang serius.

Hambali alias Encep Nurjaman alias Riduan Isamuddin ditangkap di Ayutthya, Thailand, pada 11 Agustus 2003 silam. Dia dicokok saat merencanakan serangan ke gedung tempat digelar Konferensi Tingkat Tinggi Asia-Pasifik di Bangkok.

Hambali dibawa ke Camp Delta, Guantanamo, pada 2006. Permohonan bebasnya diajukan pada pertengah Agustus 2016, karena mendengar rencana Obama mempercepat pengosongan Camp Delta.
YOHANES PASKALIS



Berita terkait

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

1 hari lalu

Kementerian Luar Negeri Benarkan Ada WNI Terlibat Pembunuhan di Korea Selatan

Kementerian Luar Negeri RI membenarkan telah terjadi perkelahian sesama kelompok WNI di Korea Selatan persisnya pada 28 April 2024

Baca Selengkapnya

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

3 hari lalu

Otoritas di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat Tak Percaya Israel Gunakan Senjata dengan Benar

Biro-biro di Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat tidak percaya Israel gunakan senjata dari Washington tanpa melanggar hukum internasional

Baca Selengkapnya

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

3 hari lalu

Rusia Akan Balas Jika Aset-asetnya Disita Amerika Serikat

Kementerian Luar Negeri Rusia mengancam negara-negara Barat akan mendapat balasan tegas jika aset-aset Rusia yang dibekukan, disita

Baca Selengkapnya

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

4 hari lalu

WNI Selamat dalam Gempa Taiwan

Taiwan kembali diguncang gempa bumi sampai dua kali pada Sabtu, 26 April 2024. Tidak ada WNI yang menjadi korban dalam musibah ini

Baca Selengkapnya

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

4 hari lalu

IOM Dapat Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

IOM merupakan organisasi internasional pertama yang menerima Penghargaan Hasan Wirajuda Pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

4 hari lalu

23 Individu Dapat Penghargaan Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award

Sebanyak 23 individu mendapat Hassan Wirajuda Pelindungan WNI Award karena telah berjasa dalam upaya pelindungan WNI

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

11 hari lalu

Amerika Serikat Gunakan Hak Veto Gagalkan Keanggotaan Penuh Palestina di PBB, Begini Sikap Indonesia

Mengapa Amerika Serikat tolak keanggotaan penuh Palestina di PBB dengan hak veto yang dimilikinya? Bagaimana sikap Indonesia?

Baca Selengkapnya

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

12 hari lalu

Kemlu Respons Veto AS Soal Resolusi Negara Palestina di PBB

Kementerian Luar Negeri RI menyoroti gagalnya PBB mensahkan keanggotaan penuh Palestina.

Baca Selengkapnya

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

14 hari lalu

Menteri Luar Negeri Rusia dan Iran Disebut Saling Kontak Sehari sebelum Serangan Ke Israel

Sergey Lavrov terhubung dalam percakapan telepon dengan Iran Hossein Amirabdollahian sebelum serangan membahas situasi di Timur Tengah

Baca Selengkapnya

Reaksi Pemimpin Dunia Terbelah soal Serangan Iran Ke Israel

15 hari lalu

Reaksi Pemimpin Dunia Terbelah soal Serangan Iran Ke Israel

Serangan Iran ke Israel menuai respon berbeda para pemimpin dunia.

Baca Selengkapnya