TEMPO Interaktif, Ciamis:Tata ruang pantaia di Indonesia sangat buruk sehingga setiap kali ada bencana yang datang secara mendadak tidak bisa diminimalisasi korban yang berjatuhan. Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan Fredy Numberi, seharusnya pesisir pantai ditata sesuai fungsinya. "Banyaknya korban gempa dan tsunami akibat amburadulnya tata ruang pantai,” kata Freddy di Ciamis hari ini.Freddy menambahkan, pembuatan tata ruang harus berorientasi pada wilayah Indonesia yang merupakan kepulauan. Salah satunya dengan membuat jalur hijau seperti menanam pohon kelapa, bakau, dan pandanan.Terkait dengan kerugian akibat bencana tsunami di pantai selatan Jawa, pemerintah akan memanggil Gubernur Jawa Barat dan Jawa Tengah. Mereka diajak membahas dampak dari bencana tsunami yang telah melumpuhkan perekonomian rakyat, serta langkah yang harus diambil untuk menghidupkan kembali. “Kalau saya akan membantu nelayan dengan memberikan perahu, jaring dan mesin agar bisa pergi melaut lagi,” ujar Freddy. Berapa besarnya bantuan yang akan diberikan oleh pemerintah pusat untuk rekontruksi akibat tsunami, perlu dilakukan pendataan lebih dulu. Pemerintah, katanya, belum bisa menenentukan jumlah nominal angka yang akan diberikan jika belum ada laporan dari daerah. Menurut Freddy, di departemennya telah menganggarkan Rp 100 miliar sesuai permintaan nelayan di Jawa Barat.Jumlah ini dianggap masih wajar karena plafon untuk seluruh Indoensia disediakan Rp 280 miliar. Nantinya untuk setiap perahu nelayan dianggarkan Rp 30-40 juta.“Diharapkan pada akhir bulan ini segera cair, agar nelayan segera melaut,” ujar Freddy. Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Suryadharma Ali menegaskan kecepatan respons dari pemerintah pusat tergantung dari cepatnya laporan kepala daerah. “Kita akan recovery dan rekontruksi perekonomian rakyat baik koperasi nelayan maupun usaha kecil lainnya,” kata dia. Rambat Eko