Pilkada DKI: Risma dan Untung-Rugi Melawan Ahok  

Reporter

Editor

Bobby Chandra

Selasa, 9 Agustus 2016 13:58 WIB

Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (kiri); Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. dok.TEMPO

TEMPO.CO, Jakarta - Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini dinilai akan mendapatkan keuntungan sekaligus kerugian jika maju dalam pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017. Salah satu keuntungan yang bakal didapatkan adalah popularitas Risma bakal naik tajam. “Pemilihan Gubernur Jakarta merupakan etalase nasional,” kata pengamat politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia, Zaenal Budiyono, Senin, 8 Agustus 2016.

Menurut Zaenal, popularitas Risma bisa terkerek karena calon yang dihadapi adalah inkumben Gubernur Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Dalam berbagai survei, popularitas Ahok masih di atas calon lain. Kesuksesan sebagai wali kota menjadi modal utama Risma. Masyarakat menilai Risma banyak melakukan perubahan. Bahkan Zaenal melihat peluang Risma tetap besar untuk maju dalam pemilihan Gubernur Jawa Timur 2018 jika dia gagal dalam pemilihan di Jakarta. “Popularitasnya semakin tinggi setelah di pilkada Jakarta,” ujarnya.

BACA: Janji Risma Tetap Bertahan untuk Surabaya Ditagih

Nama Risma terus menguat untuk diusulkan menjadi calon Gubernur DKI. Senin, 8 Agustus 2016, sebanyak tujuh partai tak keberatan Risma maju untuk melawan Ahok. Partai itu adalah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Gerindra, Partai Keadilan Sejahtera, Partai Persatuan Pembangunan, Partai Kebangkitan Bangsa, Demokrat, dan Partai Amanat Nasional. Sampai saat ini, Risma belum menyatakan akan maju dalam pilkada Jakarta.

Namun Direktur Eksekutif Charta Politika Indonesia Yunarto Wijaya menyatakan karier politik Risma di Jawa Timur bakal berakhir jika mengejar kursi DKI-1. Sebab, untuk mencalonkan diri, Risma harus mundur dari jabatan wali kota. Ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pemilihan Kepala Daerah. “Risma tidak menyelesaikan masa jabatannya di Surabaya,” ujarnya.

BACA: Pilkada DKI: Head to Head, Ahok Versus Siapa?

Kerugian lain, menurut Yunarto, publik akan menilai Risma sama dengan politikus lain yang mengincar jabatan dan mengabaikan program kerja. Padahal program kerja Risma hingga 2021 adalah menyejahterakan warga Surabaya, mendorong anak-anak belajar agar menjadi tuan rumah di kotanya, dan memaksimalkan pembangunan infrastruktur.

Yunarto pesimistis, jika Risma menang dalam pemilihan Gubernur DKI, ia dapat menang dalam pemilihan presiden pada 2019. Sebab, pemilihan presiden yang akan datang berbeda dengan dua tahun lalu. Ketika Jokowi maju dalam pemilihan 2014, masyarakat membutuhkan pemimpin baru pengganti Susilo Bambang Yudhoyono, yang menjabat selama dua periode. Apalagi, kata dia, saat ini ada calon inkumben, yakni Presiden Jokowi sendiri. “Seperti melawan SBY-Boediono pada 2009,” ucapnya.

BACA: Pilgub DKI: Dukungan ke Risma Menguat, PDIP Bikin Kejutan?

PDIP sendiri hingga saat ini belum memutuskan akan mencalonkan Risma, walaupun namanya di lingkup internal partai paling tinggi untuk pemilihan di Jakarta. Wakil Sekretaris Jenderal PDIP Eriko Sotarduga mengatakan partainya masih melihat dukungan masyarakat. “Belum ada rapat final untuk pilkada Jakarta,” ujarnya.

MOHAMMAD SYARRAFAH | LARISSA HUDA

BACA JUGA
Rio2016: Riau Ega Menang, Pemanah Nomor Satu Dunia Syok
Heboh Mi Bikini: Terancam Bui, Inilah 'Dosa-dosa' Pertiwi

Berita terkait

Masuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang

1 hari lalu

Masuk Bursa Cagub Jakarta, Risma: Saya Takut dan Tak Punya Uang

PDIP sebelumnya mengusulkan Menteri Sosial Tri Rismaharini hingga Menpan RB Abdullah Azwar Anas sebagai cagub Jakarta.

Baca Selengkapnya

Bantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan

1 hari lalu

Bantu Desain Ulang Kemasan, Upaya Kemensos Keluarkan Pelaku UMKM dari Kemiskinan

Sebanyak 11 ribu orang telah keluar dari kemiskinan. Di bulan ini, ada sekitar 4.000 orang keluar dari kemiskinan

Baca Selengkapnya

Termasuk Nama Potensial di Pilkada Jakarta, Mengapa Anies Baswedan Belum Terpikir Maju?

7 hari lalu

Termasuk Nama Potensial di Pilkada Jakarta, Mengapa Anies Baswedan Belum Terpikir Maju?

Calon presiden nomor urut 1 Anies Baswedan enggan menanggapi pertanyaan wartawan apakah akan maju lagi pada Pemilikan Kepala Daerah DKI Jakarta.

Baca Selengkapnya

Pengamat Klaim 3 Tokoh Ini Punya Modal Popularitas untuk Maju Pilkada Jakarta

8 hari lalu

Pengamat Klaim 3 Tokoh Ini Punya Modal Popularitas untuk Maju Pilkada Jakarta

Pengamat Politik Karyono menyebut ada tiga tokoh yang memiliki modal popularitas untuk maju Pilkada Jakarta. Siapa saja?

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Tri Rismaharini Menjanjikan untuk Maju Pilkada Jakarta

9 hari lalu

Pengamat Sebut Tri Rismaharini Menjanjikan untuk Maju Pilkada Jakarta

Menurut sejumlah pengamat politik, Menteri Sosial Tri Rismaharini memiliki nama besar di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Risma Dikabarkan Maju di Pilkada Jakarta, Begini Respons PDIP

12 hari lalu

Risma Dikabarkan Maju di Pilkada Jakarta, Begini Respons PDIP

Ketua DPP PDIP Djarot Saiful merespons kabar jika Tri Rismaharini atau Risma maju di Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

PDIP Masih Menjaring Nama untuk Pilkada Jakarta 2024: Banyak Tokoh Potensial

12 hari lalu

PDIP Masih Menjaring Nama untuk Pilkada Jakarta 2024: Banyak Tokoh Potensial

Untuk Pilkada Jakarta 2024, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful mengatakan partainya saat ini masih menjaring nama.

Baca Selengkapnya

Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris

14 hari lalu

Mensos Risma dan Dubes Mohamad Oemar Berlebaran di KBRI Paris

Lebaran di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Paris tahun ini dihadiri sedikitnya 150 orang Diaspora dan Warga Bangsa yang kuliah maupun bekerja dan tinggal di sekitaran Perancis.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Blak-blakan Kritik 3 Menteri Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres: Mereka Hanya Baca Pidato Kenegaraan

14 hari lalu

Faisal Basri Blak-blakan Kritik 3 Menteri Jokowi di Sidang Sengketa Pilpres: Mereka Hanya Baca Pidato Kenegaraan

Faisal Basri menanggapi kesaksian empat menteri Presiden Jokowi dalam sidang sengketa Pilpres 2024. Tiga di antaranya disebut hanya membaca pidato.

Baca Selengkapnya

Mensos Jelaskan Program Pena kepada Direktur OECD

15 hari lalu

Mensos Jelaskan Program Pena kepada Direktur OECD

Direktur OECD membuka peluang program Pena dapat menjadi contoh untuk negara anggota lainnya.

Baca Selengkapnya