TEMPO Interaktif, Boyolali: Pendaki dilarang naik ke puncak Gunung Merapi menyusul peningkatan status gunung menjadi waspada sejak 15 Maret lalu. Penduduk juga dilarang beraktivitas di kawasan rawan radius 7 kilometer dari puncak.Daerah rawan itu terutama berada di hulu sungai yang bersumber pada puncak gunung. Dalam dua hari terakhir ini daerah ini diselimuti mendung dan kabut tebal disertai angin kencang. Cuaca itu mengakibatkan kawasan puncak Gunung Merapi tidak bisa dilihat secara visual."Pengamatan pada 2 April telah terjadi gempa guguran lava dingin sebanyak delapan kali, multifase atau gempa permukaan sebanyak 13 kali dan gempa tektonik satu kali,” kata Yulianto, penjaga pos pengamat Gunung Merapi di Selo, Boyolali.Yulianto menambahkan, dengan status waspada --dua fase peringatan sebelum siaga dan awas-- pendaki dilarang untuk mendaki ke Puncak Garuda yang berada di ketinggian 2.968 meter. Lokasi ini merupakan salah satu puncak gunung paling aktif.Para pendaki yang memaksa ingin menaiki gunung akan dicegat oleh petugas di pos Pasar Bubar di ketinggian sekitar 2.700 meter. "Larangan sudah kami sampaikan ke Satkorlak Penanggulangan Bencana,” katanya.Alasan lain pemberian status waspada, karena sekitar gunung sudah sangat berbahaya dan mengancam keselamatan jiwa pendaki. Kegiatan penambangan pasir di radius tujuh kilometer dari hulu sungai juga dilarang.Daerah tersebut dikategorikan kawasan rawan bencana ring tiga. "Kawasan ini harus bersih dari aktivitas manusia karena sewaktu-waktu terjadi banjir lahar, jangkauannya diperkirakan sampai tujuh kilometer," paparnya.IMRON ROSYID