TEMPO Interaktif, Makassar:Produksi udang petani di Kabupaten Pangket dan Maros Provinsi Sulawesi Selatan merosot hingga 90 persen. Penurunan ini akibat dari serangan penyakit insang merah yang belum ditemukan cara mengatasinya.Menurut petani Haji Ambo Aha, 67 tahun, penyakit tersebut menyerang sejak dua tahun terakhir. Warga Desa Bontolempangan, Bontoa, Kabupaten Maros, itu mengaku produksi udang windu seluas 4 hektere turun drastis. Satu hektare tambak yang ditanami 80 ribu benih udang, biasanya mengasilkan 200-300 kilogram setelah 70 hari. Sejak dua tahun terakhir, katanya, udang yang dipanen cuma 10 kilogram per hektare, "Terkadang kami tidak panen sema sekali saat insang merah menyerang. Tak seekor udang pun hidup," ungkapnya, Senin siang. Selain itu, harga udang juga merosot dari Rp 130 ribu menjadi Rp 55-66 ribu per kilogram.Haji Ambo menambahkan, biaya operasional budidaya udang setiap satu hektar tambak Rp 1 juta. Itu belum ditambah pembelian benih Rp 20-Rp 30 per ekor. “Kerugian makin benyak kalau produksi sedikit ditambah harga udang yang murah,” katanya.Haji Nasir, petani udang asal Sibatu, Minasatene, Kabupaten Pangkep, mengisahkan udang yang ditebar ke areal tambak seluas 1,5 hektare sering mati mendadak ketika baru berumur 1-2 bulan.“Peyebabnya nggak tahu,” ujarnya.Petugas Dinas Perikanan Pangkep, kata Nasir, pernah datang meninjau tambaknya. Tapi pertugas itu tidak mampu berbuat apa-apa karena penyakit insang merah belum pernah ada. "Jadi belum ada obatnya, penyakit tidak bisa diatasi," kata nasir menirukan petugas dari dinas perikanan. Petambak udang lainnya, Haji Abdul Azis mengaku heran dengan udangnya yang tiba-tiba mati saat kondisinya gemuk. “Jika ada satu udang yang mati, dalam lima jam kemudian seluruh kolam ikut mati dan langsung membusuk,” katanya.Berdasarkan data di kantor Dinas Perikanan Sulawesi Selatan, produksi udang sebesar 653.818 ton per tahun, sekitar 42 persen dipasok dari petambak. Adapun sisanya dipenuhi dari produksi udang perikanan tangkap.IRMAWATI
Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus
19 jam lalu
Trenggono Sebut Perbankan Ogah Danai Sektor Perikanan karena Rugi Terus
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan bahwa sektor perikanan kurang mendapat dukungan investasi dari perbankan. Menurut dia, penyebabnya karena perbankan menghindari resiko merugi dari kegiatan investasi di sektor perikanan itu.