TEMPO Interaktif, Jakarta: Sekitar 100 mahasiswa yang tergabung dalam Front Rakyat Indonesia saat ini sedang melakukan orasi di Jalan Merdeka Selatan Jakarta Pusat. Mereka menyerukan perlawanan terhadap Amerika Serikat.Front menilai kebijakan pemerintah memperpanjang atau tidak menutup PT Freeport merupakan salah satu bentuk imperialisme AS di Indonesia. "Padahal keberadaan PT Freeport selama ini tidak memberikan kesejahteraan bagi rakyat Papua," kata Hersa Krisna, juru bicara Front.Front menyampaikan delapan tuntutan dalam aksi ini antara lain minta tutup Freeport, tarik Polri dan TNI dari Papua, mengutuk kasus represivitas, dan intimidasi terhadap wartawan dan warga Papua, batalkan kontrak karya ExxonMobil, Newmont dan kontrak pertambangan lain yang merugikan.Dalam melakukan orasi, para peserta meneriakkan yel-yel mengutuk intervensi Amerika Serikat terhadap Indonesia dan juga negara dunia lainnya. Poster dan spanduk yang bertuliskan "Hujatan terhadap AS dibentangkan." Peserta juga membawa bendera dari masing-masing kesatuan.Sejumlah aparat keamanan saat ini telah berjaga-jaga di sekitar peserta aksi. Menurut Hersa, aksi akan berjalan menuju Kedutaan Besar AS. Di sana mereka akan membakar bendera AS dan patung George Bush. Setelah itu para pendemo berencana menuju Istana Negara.Namun hingga saat ini patung George Bush belum datang. "Patung masih dalam perjalanan," kata Hersa.M. Nafi
Perpanjangan Izin Ekspor PT Freeport, Stafsus Menteri ESDM: Masalah Waktu Pembangunan Smelter
12 Juni 2023
Perpanjangan Izin Ekspor PT Freeport, Stafsus Menteri ESDM: Masalah Waktu Pembangunan Smelter
Staf Khusus Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara, Irwandy Arif, membantah pemerintah tidak tegas dalam melarang ekspor tembaga.