TEMPO Interaktif, Jakarta:Mabes Polri dan Pusat Polisi Militer TNI Angkatan Darat membentuk tim klarifikasi dan investigasi untuk mencari fakta atas kasus bentrokan antar aparat dua intansi itu di Ambon."Kasus Ambon akan diselesaikan oleh satuan tingkat bawah, yaitu Polda dan Kodam dibantu tim dari Puspom dan Polri," kata KSAD Jenderal Djoko Santoso di Komisi Pertahanan DPR hari ini.Tim itu akan memonitor dan mengadakan rapat koordinasi bersama serta patroli bersama di Ambon. Djoko juga mengharapkan akan ada pertemuan dengan Gubernur Maluku.Menurut Djoko, kasus itu bermula dari salah paham antara anggota TNI Sertu Afsal dari satuan Kesdam 16 Pattimura Ambon yang selesai piket dan akan pulang ke rumah menggunakan sepeda motor Jumat lalu. Dia berhenti di depan asrama Brimob Tantui karena macet. Lalu ada anggota Brimob bertanya. "Kamu anggota dari mana?" Namun, Afsal tidak menjawab. Kata Djoko, "Namanya anak muda naik darah dan terjadi perkelahian."Afsal dikeroyok, lalu lari ke Satgas Brimob dan diamankan dalam kondisi babak belur. Lalu ada anggota TNI Kapten Hadi yang melewati daerah itu dan melihat Afsal. Afsal diambil dan diamankan. Tidak lama kemudian, anggota Komaril Tobelo melewati Satuan Brimob Tantui yang berdekatan dengan Markas Bataliyon 733. Di situlah terjadi lempar-lemparan.Sekitar pukul 12.00 WIT, anggota Bataliyon 733, Praka Rasbani menyeberang jalan di depan Satuan Brimob Tantui. Lalu ada kontak lagi antara TNI dan polisi. Sekitar 19.30 WIT anggota Kesdam Pattimura, Pratu Ardiansyah, ditusuk oleh Bripka Arnold Rizal dari Pores Ambon. Setengah jam kemudian, giliran Bripka Arnold ditusuk orang tak dikenal sampai meninggal. "Ini yang akan kita cari, barangkali anggota TNI pelakunya," kata Djoko.Kejadian sehari kemudian anggota Kodam, Sertu Putu Hariyanto, dikeroyok dan ditusuk sampai tewas. "Ini diinvestigasi," kata Djoko. Pada hari yang sama anggota Detasemen Kavaleri ditusuk orang tak dikenal di belakang asrama Denkav.Pada tanggal yang sama pukul 19.45 WIT, anggota polisi ditusuk oleh orang tak dikenal. "Ini barangkali anggota TNI pelakunya. Barangkali ada provokasi-provokasi," kata Djoko. Indikasinya pukul 20.00 WIT Bataliyon 733 menerima telepon dari orang tak dikenal bahwa anggota Bataliyon 733 ditusuk orang di Tugu Trikora. Setelah dicek ternyata tidak ada. Menurut Djoko, ini ada unsur provokasi.Djoko menyesalkan anggotanya terlibat perkelahian. "Kita tidak tolerir anggota yang berkelahi," katanya. Namun, Djoko akan melihat konteks perkelahian itu.Anggota Komisi Pertahanan DPR Effendi Simbolon mengusulkan pemerintah segera mengusulkan RUU Siskamnas sebagai dasar suatu harmonisasi fungsi pertahanan dan keamanan dari TNI dan Polri untuk bisa diimplementasi di lapangan.fanny febiana