TEMPO Interaktif, Jakarta:Mentor Menteri Singapura Lee Kuan Yew memberi masukan kepada Indonesia bagaimana menghadirkan apresiasi terhadap suatu capaian yang positif, baik dalam kementerian maupun di pemerintah.Hal itu diungkapkan Ketua MPR Hidayat Nur Wahid usai mengadakan pertemuan dengan Lee selama satu jam di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, hari ini.Menurut Hidayat, Lee juga menyampaikan bahwa kemajuan yang telah dicapai Indonesia harus dipelihara. Lee juga berharap Indonesia dapat mengejar ketinggalan dari begara-negara lain, khususnya India, Cina, dan Vietnam. Lee, tambah Hidayat, merasa prihatin dengan ketinggalan Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain.“Kalau tidak begitu, Indonesia akan sulit recovery>,” ujar Hidayat menirukan Lee. Menjawab ini, Hidayat berujar bahwa pemerintah menyadari hal ini dan akan berupaya mengejar ketinggalan.Hidayat juga mengungkapkan bahwa Lee mengeluhkan mengenai korupsi dan masalah penegakan hukum di Indonesia. Hidayat, selaku Ketua MPR menjawab keprihatinan Lee dengan mengatakan bahwa Indonesia akan mencoba mengatasi masalah tersebut.Namun, Lee, menurut Hidayat, juga sadar bahwa persoalan yang terjadi di Indonesia tidak bisa diselesaikan secara revolusioner. “Tapi perlu proses, perlu waktu,” ujar Hidayat menirukan Lee.Selain itu Lee juga menekankan bahwa masalah sumber daya manusia di Indonesia lebih ditekankan kepada komitmen masyarakat Indonesia untuk memajukan sumber daya manusianya, tidak sesederhana hanya dengan melihat APBN untuk pendidikan saja. “Tapi juag bagaimana menciptakan masyarakat berkualitas terkait tradisi disiplin,” ujar Hidayat.Lee, yang menurut Hidayat, berbagi pengalaman dengan Indonesia, juga menganggap bahwa demokrasi bukan berarti berbeda dan mencari-cari kesalahan pihak lain.fanny febiana