Pusat Studi Bencana ITS: Pengeboran Lapindo Berisiko Besar

Reporter

Sabtu, 16 Januari 2016 09:37 WIB

Petugas memeriksa mesin pnyedot lumpur Lapindo di desa Pejarakan, Porong, Sidoarjo, Jawa Timur, 7 November 2015. Berkas ganti rugi warga yang belum dibayar karena masih dianggap bermasalah dalam hal hak waris, sengketa status tanah basah dan tanah kering. ANTARA/Zabur Karuru

TEMPO.CO, Surabaya – Pakar Geologi Pusat Studi Bencana Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Amien Widodo mengatakan risiko besar mengancam jika Lapindo Brantas Inc tetap berkeras melakukan pengeboran di Desa Kedungbanteng, Kecamatan Tanggulangin, Sidoarjo. Ia menyebutkan, terdapat dua masalah yang mengintai proses pengeboran dua sumur baru di Tanggulangin.

Pertama ialah retakan karena adanya semburan lumpur. Kerusakan dan retak itu melingkar di sekitar pusat semburan. “Tahun 2008 kami mencatat tanah yang terpengaruh semburan lapindo sepanjang 500 meter, lalu pada tahun 2010 sampai 2 kilometer dari batas luar tanggul,” ungkapnya kepada Tempo, Jumat, 16 Januari 2016.

Rinciannya, bagian paling barat mengalami retak sepanjang 2 kilometer, di sebelah utara 1 kilometer, di sebelah timur 1 kilometer, dan bagian selatan sampai Sungai Porong. Masing-masing retakan mengakibatkan rumah dan tanah retak. “Retakan-retakan di sekeliling itu mengeluarkan gas pula, ada yang terbakar, ada yang tidak, ada juga yang keluar air.”

Hal itu sekaligus membantah pernyataan Ketua Pengurus Daerah Ikatan Ahli Geologi Jawa Timur Handoko Teguh Wibowo bahwa rencana pengeboran sumur baru masih aman. “Pendekatannya berbeda. Kalau dia kan ke arah teoritik, kalau kami kan mengukur langsung. Jadi, beda jauh,” kata Amien.

Kedua ialah adanya patahan Watukosek yang terbelah dari Gunung Penanggungan sampai Pulau Madura. Patahan itu panjang dan baru muncul setelah tragedi semburan lumpur tahun 2006. “Tapi belum diteliti dengan baik. Mustinya ada pengukuran untuk kelayakan ini.”

Maka dari itu, Amien mempertanyakan soal penelitian lanjutan pasca penelitian yang dilakukan timnya pada tahun 2010. Sebab ada kemungkinan patahan dan retakan semakin melebar. Ia mengakui, tim ITS tersebut dibentuk oleh Gubernur Jawa Timur Imam Utomo dan masa tugasnya tak diperpanjang.

Pasalnya, biaya penelitian tersebut mahal. ITS sendiri tak mungkin melakukannya sendiri. “Penelitian kami terbatas hanya sekitar Rp 50-100 juta, padahal yang dibutuhkan lebih dari itu. Kalau mau meneliti seluruhnya dana segitu tidak cukup.”

ARTIKA RACHMI FARMITA

Berita terkait

Apa Kabar Kawasan Lumpur Lapindo di Sidoarjo Saat Ini?

17 April 2023

Apa Kabar Kawasan Lumpur Lapindo di Sidoarjo Saat Ini?

Sudah 17 tahun berlalu, tetapi lumpur lapindo tidak kunjung menunjukkan tanda-tanda akan berhenti. Bagaimana kondisi saat ini?

Baca Selengkapnya

Potensi Mineral Litium dari Lumpur Lapindo di Sidoarjo

2 Februari 2023

Potensi Mineral Litium dari Lumpur Lapindo di Sidoarjo

Badan Geologi ukur kandungan litium, stronsium dan logam tanah jarang dalam sampel endapan lumpur Lapindo. Dari bencana menjadi berkah. Mungkinkah?

Baca Selengkapnya

DPR Desak Pemerintah Kejar Utang Lapindo, Kemenkeu Serahkan ke Kejaksaan Agung

14 Oktober 2022

DPR Desak Pemerintah Kejar Utang Lapindo, Kemenkeu Serahkan ke Kejaksaan Agung

DPR meminta pemerintah segera menuntaskan penagihan piutang negara atas dana talangan kasus lumpur Lapindo.

Baca Selengkapnya

Rekomendasi Puluhan Destinasi Wisata Sidoarjo, Bukan Cuma Pulau Lumpur Lapindo

24 Mei 2022

Rekomendasi Puluhan Destinasi Wisata Sidoarjo, Bukan Cuma Pulau Lumpur Lapindo

Kabupaten Sidoarjo salah satu wilayah di Jawa Timur memiliki beragam destinasi wisata. Berikut puluhan destinasi wisata Sidoarjo.

Baca Selengkapnya

Ini Metode Ekstraksi Logam Tanah Jarang Lumpur Lapindo Menurut Pakar Kimia Unair

1 Februari 2022

Ini Metode Ekstraksi Logam Tanah Jarang Lumpur Lapindo Menurut Pakar Kimia Unair

Proses pemisahan logam tanah jarang di lumpur Lapindo bisa menggunakan senyawa ionik inprinting polimer.

Baca Selengkapnya

Ditemukan di Lumpur Lapindo, Apa Itu Logam Tanah Jarang?

28 Januari 2022

Ditemukan di Lumpur Lapindo, Apa Itu Logam Tanah Jarang?

Logam tanah jarang atau rare earth merupakan sebuah elemen yang terdiri dari 17 unsur logam.

Baca Selengkapnya

Ditemukan di Lumpur Lapindo, Ini Beragam Manfaat Logam Tanah Jarang

28 Januari 2022

Ditemukan di Lumpur Lapindo, Ini Beragam Manfaat Logam Tanah Jarang

Logam tanah jarang bermanfaat untuk penggunaan teknologi tinggi, seperti pembuatan pesawat antariksa, semikonduktor, dan lampu teknologi tinggi.

Baca Selengkapnya

Kabar Terbaru Penagihan Triliunan Utang Lapindo dari Kemenkeu

28 Januari 2022

Kabar Terbaru Penagihan Triliunan Utang Lapindo dari Kemenkeu

Sampai awal 2022 ini, masih belum ada kepastian soal pelunasan utang jatuh tempo Lapindo Brantas Inc. dan PT Minarak Lapindo Jaya kepada negara.

Baca Selengkapnya

Minarak Group Kaji Temuan Logam Tanah Jarang Lumpur Lapindo

23 Januari 2022

Minarak Group Kaji Temuan Logam Tanah Jarang Lumpur Lapindo

Minarak Group ikut merespons temuan Kementerian ESDM terkait potensi logam tanah jarang atau Rare Earth Element di lokasi lumpur Lapindo, Sidoarjo, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Logam Tanah Jarang di Tapanuli Utara Diselidiki Tahun Ini

22 Januari 2022

Logam Tanah Jarang di Tapanuli Utara Diselidiki Tahun Ini

Kandungan critical raw material dalam Lumpur Lapindo lebih berlimpah daripada logam tanah jarang. Temuan penelitian yang baru berakhir Desember lalu

Baca Selengkapnya