Jokowi Tak Instruksikan Yuddy Bikin Evaluasi Kinerja

Reporter

Selasa, 5 Januari 2016 21:13 WIB

Menko Polhukam, Luhut Binsar Pandjaitan (kiri) berdiskusi bersama Presiden Joko Widodo (tengah) dan Wakil Presiden Jusuf Kalla sebelum Ratas di Kantor Presiden, Jakarta, 5 Januari 2016. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo ternyata tak memerintahkan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Yuddy Chrisnandi untuk membuat penilaian kinerja kementerian. Sekretaris Kabinet Pramono Anung mengatakan, Menteri Yuddy sudah menyampaikan laporannya ke internal. "Seyogyanya tidak disampaikan kepada publik karena evaluasi ini dimiliki sepenuhnya oleh Presiden dan Wapres," ujar Pramono di Kantor Presiden, Selasa, 5 Januari 2015.

Menurut Pram, Presiden Jokowi juga tak pernah menginstruksikan Yuddy untuk mengumumkan hasil evaluasinya kepada publik. Meskipun begitu, Pram mengatakan Yuddy lernah menyampaikan evaluasi tersebut pada anggota kabinet namun tak diketahui secara menyeluruh.

SIMAK: Menteri Yuddy Sebut Kinerja 16 Kementerian Ini Buruk

Evaluasi kinerja kementerian dilaporkan Yuddy kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla. Saat itu, sejumlah menteri kabinet kerja hadir dalam acara tersebut, seperti Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan sejumlah menteri lainnya.

Yuddy mengatakan penilaian tersebut bukan diberikan kepada menteri namun kinerja kementerian yang didasari pada beberapa indikator, seperti persepsi publik, dan akuntabilitas kerja. Evaluasi, kata dia, dilakukan bersama dengan Badan Pemeriksa Keuangan, dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan. "Ini sudah dilakukan sejak tahun 2004, bukan tiba-tiba ada," kata dia.

SIMAK: Umumkan Rapor Menteri, Ketua MPR: Menteri Yuddy Off-side

Berdasarkan evaluasi itu, sebanyak 37 instansi yang tercatat menurun kinerjanya. Salah satunya adalah Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat, yang mendapat nilai 58,95. Sebanyak 28 ins tansi memperoleh nilai dalam rentang 70-80 atau mendapat ponten BB, 45 instansi mendapat nilai rentang 60-70 atau B. Sedangkan 29 instansi mendapat ponten CC, dengan rentang nilai 50-60.

Adapun Kejaksaan Agung menempati posisi paling buncit dengan nilai 50,02. Tiga pemerintah provinsi mendapat ponten C dengan nilai 30-50. Provinsi baru Kalimantan Utara mendapat nilai 25,34 atau ponten D. "Secara keseluruhan ada kenaikan nilai rata-rata dari 64,70 pada tahun 2014 menjadi 65,82 pada tahun 2015," kata Yuddy.

TIKA PRIMANDARI

Berita terkait

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

1 jam lalu

Jokowi: Harus Ada Timbal Balik Ekonomi dari Program Pemerintah

Presiden Joko Widodo atau Jokowi berharap Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2025 sesuai dengan program pembangunan yang telah direncanakan

Baca Selengkapnya

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

2 jam lalu

Jokowi Curhat Alat Kesehatan di Daerah Tersedia, tapi Minim Dokter Spesialis

Presiden Jokowi menyayangkan daerah kepulauan maupun daerah terpencil dia tak menemukan tenaga dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

2 jam lalu

Faisal Basri Ingatkan Potensi Separatisme Akibat Konflik Tambang, Minta Jokowi Diadili

Faisal Basri menyinggung soal opsi mekanisme peradilan melalui Mahkamah Militer Luar Biasa (Mahmillub) untuk menjerat Jokowi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

3 jam lalu

Jokowi Ungkap 2 Faktor Ekonomi yang Bikin Semua Negara Ketakutan

Presiden Jokowi meminta Indonesia menyiapkan fondasi yang kuat untuk pembangunan masa depan.

Baca Selengkapnya

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

3 jam lalu

Ditunggu Setengah Jam untuk Wawancara Cegat, Jokowi: Besok Aja

Presiden Jokowi nge-prank jurnalis yang sudah menuggu sekitar setengah jam untuk sesi wawancara cegat atau doorstop.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

4 jam lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

4 jam lalu

Dirut PLN Paparkan Kesiapan Ekosistem Kendaraan Listrik

PLN mendukung pengembangan ekosistem kendaraan listrik atau electric vehicle (EV) di tanah air

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

5 jam lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

6 jam lalu

Jokowi Disebut Ajukan Budi Gunawan Masuk Kabinet Prabowo

Pengajuan nama Budi Gunawan oleh Jokowi, kata narasumber yang sama, bertujuan untuk meluluhkan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Sukarnoputri.

Baca Selengkapnya

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

7 jam lalu

Luhut Minta Prabowo Jangan Bawa Orang 'Toxic' ke Pemerintahan, Siapa yang Dimaksud?

Luhut menyebut istilah toxic saat berpesan kepada Prabowo Subianto tentang pemerintahan mendatang. Siapa yang dimaksud Luhut?

Baca Selengkapnya