Susuri Papua Via Wamena-Tolikara: Preman Terminal Berkuasa

Senin, 4 Januari 2016 08:43 WIB

Taksi Wamena-Tolikara menyusuri jalan di Pegunungan Jayawijaya, Papua, 11 Desember 2015. TEMPO/Maria Rita

TEMPO.CO, Wamena - Cara termudah untuk mencapai Kabupaten Tolikara di kawasan pegunungan tengah Papua, adalah dengan naik pesawat terbang dari Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Sayangnya ketika Tempo berada di sana, pertengahan Desember 2015 lalu, sudah sekitar dua minggu pesawat caravan Dimonim Air tidak terbang ke Tolikara. Pesawat Susi Air yang punya rute Wamena-Tolikara, juga tidak terbang.

“Kami tidak bisa pastikan kapan kami terbang,” kata seorang staf Susi Air di kantornya pada 10 Desember 2015. Kantor Susi Air berlokasi tak jauh dari bandara Wamena yang sedang dibangun. Tak menentunya jadwal penerbangan di Papua adalah sesuatu yang lazim saja terjadi di sana. Bahkan, pada hari Minggu, tak ada satupun transportasi publik yang beroperasi.

Walhasil, moda transportasi satu-satunya yang bisa jadi alternatif untuk mencapai Tolikara adalah naik kendaraan umum di darat. Perjalanan Wamena – Tolikara sepanjang 150 kilometer biasanya ditempuh sekitar empat jam. Yang unik, tak ada bus di Wamena. Yang ada hanya taksi.



Tapi taksi di Wamena bukanlah sedan, melainkan mobil semi truk dengan four wheels drive. Mobil jenis ini jago meliuk-liuk melalui badan jalan yang rusak parah, dan bisa melahap kelokan-kelokan yang tajam dengan jurang menganga di kanan-kiri. Rute Wamena-Tolikara memang sulit dilalui oleh mobil biasa. Warga Wamena dan Tolikara biasa menyebut kendaraan umum ini: taksi Strada.

Untuk naik taksi ini, penumpang harus datang ke sebuah terminal taksi kota Wamena. Jarak pusat kota dengan terminal sekitar 2 kilometer atau sekitar 5 menit naik sepeda motor. Letaknya tepat berhadapan dengan pusat perbelanjaan kota Wamena, dipisahkan oleh jalan raya. Lapangan terminal taksi Strada itu bersebelahan dengan kantor Bank BRI Cabang Wamena.

Yang juga unik, tak ada loket tiket di terminal ini. Yang ada hanya lapangan kosong sekitar seribu meter persegi, tempat beberapa taksi Strada parkir menunggu penumpang. Yang berkuasa di sini adalah para preman terminal.



Setiap calon penumpang akan didekati preman, yang menanyakan tujuan perjalanan dan mengarahkan penumpang pada kendaraan yang tersedia. Mereka yang memilihkan kendaraan yang akan dinaiki, bukan penumpang. Mereka juga yang menentukan tarif atau harga tiket.

Setelah Anda duduk di dalam taksi, barulah supir atau kernet meminta ongkos. Setiap penumpang yang duduk di bagian dalam mobil diminta membayar Rp 300 ribu. Sementara penumpang yang berada di bak terbuka ditarik bayaran Rp 150 ribu per orang. Satu taksi Strada bisa menampung 15 orang di bak belakang dan 3-4 orang di depan, di samping supir.

SIMAK:
Nilai Uang di Papua, Seribu di Jakarta Setara Sepuluh Ribu
Jangan Kaget, di Papua Harga Sepiring Nasi Pecel Rp 70 Ribu

Para penumpang di bak belakang taksi biasanya berdiri sepanjang perjalanan. Jika lelah, baru mereka duduk di pinggiran bak mobil. Beberapa orang duduk di dalam bak. Semua berdesakan dengan barang-barang yang mereka bawa.

Menurut supir taksi yang ditumpangi Tempo, dia harus menyetorkan uang Rp 100 ribu dari setiap penumpang yang duduk di bagian dalam mobil dan Rp 50 ribu untuk setiap penumpang yang duduk di bak terbuka kepada para preman terminal. “ Mereka bisa dapat Rp 1 juta dari satu taksi,” kata seorang penumpang, membenarkan.

Pungutan liar ini jelas memberatkan. Masalahnya, harga bensin di Wamena bisa sampai Rp 40 ribu per liter. Itu artinya supir harus membayar sekitar Rp 1 juta untuk membeli bahan bakar sekali jalan. Pungli juga terjadi di sepanjang perjalanan. Supir taksi Strada biasanya menyisihkan sedikitnya Rp 200 ribu untuk membayar pemalak di ruas-ruas jalan tertentu sepanjang Wamena-Tolikara. “Biasanya pemalak meminta uang dengan alasan ada babi ditabrak atau perbaikan jalan,” kata supir taksi yang ditumpangi Tempo.

Ketika taksi hampir siap berangkat, mendadak dua preman terminal terlibat perkelahian. Dua pria itu saling dorong dan saling memaki dengan kasar. Keduanya kemudian baku-pukul, baku-tendang, sampai terjungkal dan beguling-guling di tanah. “Mereka mabuk, lalu saling rebut penumpang,” kata para penumpang taksi, mahfum. Rupanya itu pemandangan biasa di Terminal Wamena.

MARIA RITA


Berita terkait

Kemenhub Tetapkan 17 Bandara Internasional, Berikut Daftarnya

1 hari lalu

Kemenhub Tetapkan 17 Bandara Internasional, Berikut Daftarnya

Kemenhub akan terus mengevaluasi penataan bandara secara umum, termasuk bandara internasional.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Imbau Masyarakat Tinggalkan Travel Gelap, Ini 5 Dampak Buruk Menggunakannya

7 hari lalu

Kemenhub Imbau Masyarakat Tinggalkan Travel Gelap, Ini 5 Dampak Buruk Menggunakannya

Hindari risiko fatal dengan travel gelap. Ketahui dampak buruknya, termasuk kecelakaan, asuransi, dan tarif tak jelas.

Baca Selengkapnya

Dirjen Hubud Apresiasi Kinerja Karyawan AirNav

11 hari lalu

Dirjen Hubud Apresiasi Kinerja Karyawan AirNav

Perum Lembaga Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan Indonesia (LPPNPI) atau AirNav Indonesia, menerima kunjungan kerja Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Maria Kristi Endah Murni.

Baca Selengkapnya

Arus Balik: Jumlah Penumpang Kereta hingga Angka Kecelakaan Turun

11 hari lalu

Arus Balik: Jumlah Penumpang Kereta hingga Angka Kecelakaan Turun

Setelah Lebaran 2024, gelombang arus balik memulai perjalanan banyak orang kembali ke perantauan

Baca Selengkapnya

Kemenhub Berangkatkan Peserta Arus Balik Gratis dengan 160 Bus

12 hari lalu

Kemenhub Berangkatkan Peserta Arus Balik Gratis dengan 160 Bus

Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memberangkatkan peserta arus balik gratis Lebaran 2024 dengan 160 bus.

Baca Selengkapnya

Terminal Tirtonadi Solo Mulai Kirim Sepeda Motor Peserta Mudik Gratis Lebaran 2024 Kembali ke Perantauan

14 hari lalu

Terminal Tirtonadi Solo Mulai Kirim Sepeda Motor Peserta Mudik Gratis Lebaran 2024 Kembali ke Perantauan

Loading pengiriman sepeda motor, masuk ke truk, dan diberangkatkan sekitar pukul 14.00 menuju ke Terminal Pulo Gadung.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Siapkan 3 Armada Kapal Rute Panjang-Ciwandan untuk Arus Balik Lebaran

14 hari lalu

Kemenhub Siapkan 3 Armada Kapal Rute Panjang-Ciwandan untuk Arus Balik Lebaran

Kapal tersebut diperuntukkan bagi kendaraan sepeda motor dan mobil kecil. Sedangkan selama arus balik, truk 3 sumbu untuk sementara tak diperbolehkan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Siapkan Rencana Cadangan Penyeberangan Sumatera-Jawa

14 hari lalu

Pemerintah Siapkan Rencana Cadangan Penyeberangan Sumatera-Jawa

Salah satu instruksinya yakni mempercepat dikeluarkannya Surat Perintah Berlayar (SPB) kapal.

Baca Selengkapnya

Menhub Tinjau Persiapan Arus Balik di Bandara Soekarno-Hatta

15 hari lalu

Menhub Tinjau Persiapan Arus Balik di Bandara Soekarno-Hatta

AirNav Indonesia diminta untuk mengoptimalkan runway ketiga di Bandara Soekarno-Hatta.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek Diduga karena Sopir Mengantuk

19 hari lalu

Kecelakaan di Tol Jakarta-Cikampek Diduga karena Sopir Mengantuk

Kecelakaan di ruas Tol Jakarta-Cikampek selama arus mudik lebaran diduga karena sopir mengantuk.

Baca Selengkapnya