Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Sudirman Said saat mengikuti rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta Pusat, 1 Desember 2015. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengaku pasrah dengan hasil sidang Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) mengenai dugaan pelanggaran etika oleh Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Setya Novanto. Ia siap jika hasil sidang tidak sesuai dengan harapannya.
"Saya kan warga negara, kemarin datang sebagai menteri yang bertanggung jawab. Sesudah itu ya MKD yang memutuskan dan biarkan publik yang menilai," kata Sudirman seusai menemui Presiden Joko Widodo di Kompleks Istana, Senin, 7 Desember 2015.
Sudirman mengatakan ia sama sekali tidak berhak untuk memaksakan kemauannya dalam sidang MKD. Apa pun hasilnya, kata dia, akan diterima sebagai bagian dari pembelajaran bangsa khususnya terkait dengan etika dari para pemimpin negara. Sudirman pagi tadi menemui Presiden Jokowi di Istana untuk melaporkan beberapa hal, termasuk soal perkembangan sidang MKD.
Dalam pertemuan itu, Sudirman mengatakan Presiden terus memantau perkembangan sidang MKD. Ia juga berpesan pada Sudirman agar meneruskan upaya menegakkan etika dalam pemerintahan. Presiden, kata Sudirman, juga menyebut seluruh proses sidang MKD sebagai proses pembelajaran bagi seluruh warga negara.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said pagi tadi mendatangi Kejaksaan Agung untuk memberikan sejumlah keterangan. Mengenakan kemeja batik cokelat, ia datang melalui gerbang belakang Kejaksaan Agung. Sudirman mengaku menerima panggilan dari Kejaksaan pada pekan lalu. Namun ia tak dapat hadir lantaran masih berada di Wina, Austria, untuk keperluan Organisasi Negara Pengekspor Minyak Bumi (OPEC).
Mantan Direktur Utama PT Pindad ini melaporkan dugaan pelanggaran etik oleh Ketua DPR Setya Novanto kepada MKD. Ia menyerahkan transkrip rekaman pembicaraan Setya, Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin, dan pengusaha minyak Riza Chalid.