Dampak Penangkapan KPK, Pembentukan Bank Banten Terancam

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Rabu, 2 Desember 2015 07:00 WIB

TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO, Serang - Setelah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menangkap dua anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Banten dan direktur PT Banten Global Development (BGD) selaku Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Banten, Ketua DPRD Provinsi Banten Asep Rahmatullah mengancam akan menghentikan seluruh proses pembentukan Bank Banten. “Saya akan hentikan saja prosesnya, biar uang rakyat Banten aman," tegas Asep, Selasa, 1 Desember 2015.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini tampak emosional saat mendengar kabar penangkapakan dua pimpinan anggota DPRD Banten tersebut. “Padahal saya sudah bilang jangan macam-macam, jangan coba-coba makan uang rakyat, berani makan uang rakyat Banten pasti ketangkap,” tegasnya.

Terkait dengan dugaan adanya anggota DPRD Banten dari Fraksi PDIP yang juga ikut tertangkap, Asep tidak mau menduga-duga. “Belum tahu, kami juga masih mengikuti perkembangan berita dari KPK,” kata Asep.

Menurut Asep, jika hasil penyelidikan KPK menyatakan pembentukkan Bank Banten memang menyalahi aturan hukum dan terbukti telah merugikan keuangan negara, PT Banten Global Development (BGD) sebagai BUMD Banten akan dibubarkan. "Besok saya akan membeberkan berkas-berkas proses pembentukan Bank Banten, jika ada penyimpangan, BGD akan saya bubarkan," tegasnya.

Asep menambahkan, sesuai peraturan daerah, pembentukan Bank Banten harus mendapat persetujuan dari DPRD. “Persetujuan tersebut bisa melalui keputusan pimpinan atau melalui panitia khusus (pansus),” ujarnya.

Menurut Asep, DPRD rencananya akan mengundang sejumlah pakar perbankan untuk meminta pendapat lain (second opinion) pada 9 Desember 2015. “Kami butuh keyakinan bahwa bank yang akan diakuisisi benar-benar bagus. Makanya butuh pendapat lain dari pakar perbankan. Ini bentuk kehati-hatian karena uang yang dijadikan modal Bank Banten kan sangat besar yang harus dipertanggungjawabkan,” katanya.

Sekretaris PT Banten Global Development (BGD) Fatma Ratna Sari tidak mau berkomentar terkait dengan penangkapakan Ricky Tapinongkol selaku Direktur Utama PT BGD oleh KPK. "Saya belum tahu detail informasinya, yang pasti hari ini saya masih komunikasi dengan Bapak," kata Fatma.

Fatma membantah dirinya berkomunikasi terakhir dengan Ricky terkait dengan pembentukan Bank Banten. "Bukan soal Bank Banten. Kami kan tidak hanya mengurus Bank Banten, soal pekerjaan BGD yang lain," ujarnya.

Sebelumnya, KPK melakukan operasi tangkap tangan (OTT) dua pimpinan DPRD Banten dan petinggi Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Banten PT BGD saat melakukan transaksi suap di sebuah restoran di Serpong, Tangerang, Banten, pada Selasa, 1 Desember 2015.

Tiga orang itu adalah SMH (SM Hartono, Wakil Ketua DPRD Banten dari Fraksi Golkar), TST (Tri Satya Santosa, Pelaksana Harian Ketua Badan Anggaran dan anggota komisi III DPRD Banten serta Ketua Fraksi PDIP), dan RT (Ricky Tampinongkol Direktur PT Banten Global Development). Ketiganya ditangkap saat tengah melakukan transaksi suap terkait dengan pembahasan pembentukan dan pembahasan modal Bank Banten.

WASI'UL ULUM

Video Terkait:



Ketua DPRD Banten Cium Aroma Korupsi Sejak Awal... oleh tempovideochannel

Berita terkait

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Melawan KPK Akan Digelar Hari Ini

4 jam lalu

Sidang Perdana Praperadilan Bupati Sidoarjo Gus Muhdlor Melawan KPK Akan Digelar Hari Ini

Gugatan praperadilan Bupati Sidoarjo itu akan dilaksanakan di ruang sidang 3 Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pukul 09.00.

Baca Selengkapnya

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

9 jam lalu

KPK Sebut Dana BOS Paling Banyak Disalahgunakan dengan Modus Penggelembungan Biaya

Modus penyalahgunaan dana BOS terbanyak adalah penggelembungan biaya penggunaan dana, yang mencapai 31 persen.

Baca Selengkapnya

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

18 jam lalu

KPK Geledah Gedung Setjen DPR, Simak 5 Poin tentang Kasus Ini

KPK melanjutkan penyelidikan kasus dugaan korupsi pengadaan sarana kelengkapan rumah jabatan anggota DPR RI tahun anggaran 2020

Baca Selengkapnya

KPK Belum Putuskan Berapa Lama Penghentian Aktivitas di Dua Rutan Miliknya

18 jam lalu

KPK Belum Putuskan Berapa Lama Penghentian Aktivitas di Dua Rutan Miliknya

Dua rutan KPK, Rutan Pomdam Jaya Guntur dan Rutan Puspomal, dihentikan aktivitasnya buntut 66 pegawai dipecat karena pungli

Baca Selengkapnya

Konflik Nurul Ghufron dan Albertina Ho, KPK Klaim Tak Pengaruhi Penindakan Korupsi

21 jam lalu

Konflik Nurul Ghufron dan Albertina Ho, KPK Klaim Tak Pengaruhi Penindakan Korupsi

Wakil Ketua KPK Johanis Tanak mengatakan penyidikan dan penyelidikan kasus korupsi tetap berjalan di tengah konflik Nurul Ghufron dan Albertina Ho

Baca Selengkapnya

KPK Bantah Ada Intervensi Mabes Polri dalam Penanganan Perkara Eddy Hiariej

21 jam lalu

KPK Bantah Ada Intervensi Mabes Polri dalam Penanganan Perkara Eddy Hiariej

Wakil Ketua KPK Johanis Tanak menegaskan tidak ada intervensi dari Mabes Polri dalam kasus eks Wamenkumham Eddy Hiariej

Baca Selengkapnya

Periksa 15 ASN Pemkab Sidoarjo, KPK Dalami Keterlibatan Gus Muhdlor di Korupsi BPPD

1 hari lalu

Periksa 15 ASN Pemkab Sidoarjo, KPK Dalami Keterlibatan Gus Muhdlor di Korupsi BPPD

KPK memeriksa 15 ASN untuk mendalami keterlibatan Bupati Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor dalam dugaan korupsi di BPPD Kabupaten Sidoarjo

Baca Selengkapnya

Belum Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, KPK Bantah Ada Intervensi Mabes Polri

1 hari lalu

Belum Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej, KPK Bantah Ada Intervensi Mabes Polri

Wakil Ketua KPK Johanis Tanak membantah ada tekanan dari Mabes Polri sehingga belum menerbitkan sprindik baru untuk Eddy Hiariej.

Baca Selengkapnya

KPK Sempurnakan Administrasi Sebelum Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej

1 hari lalu

KPK Sempurnakan Administrasi Sebelum Terbitkan Sprindik Baru Eddy Hiariej

KPK akan menyempurnakan proses administrasi sebelum menerbitkan sprindik baru untuk eks Wamenkumham Eddy Hiariej.

Baca Selengkapnya

KPK: Potensi Korupsi di Sektor Pengadaaan Barang Jasa dan Pelayanan Publik di Daerah Masih Tinggi

1 hari lalu

KPK: Potensi Korupsi di Sektor Pengadaaan Barang Jasa dan Pelayanan Publik di Daerah Masih Tinggi

Deputi Bidang Koordinasi dan Supervisi KPK memprioritaskan lima program unggulan untuk mencegah korupsi di daerah.

Baca Selengkapnya