Jusuf Kalla: Zaman Jahiliah, Bunuh-Membunuh di Negara Islam

Reporter

Sabtu, 28 November 2015 16:26 WIB

Militan ISIS merilis sebuah video eksekusi, dalam video tersebut diperlihatkan seorang anak kecil yang mengeksekusi tahanan menggunakan sebilah pisau. Eksekusi tersebut terjadi di Suriah, Palmyra, 17 Juli 2015. Dailymail

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla, yang juga Ketua Dewan Masjid Indonesia, mengatakan umat Islam sekarang tengah dilanda kesedihan dan kekacauan. Dia mengilustrasikan kini semakin banyak warga muslim yang hijrah dari negara Islam ke negara Eropa yang notabene negara non-Islam untuk mencari perlindungan. Kalla menambahkan, belum lagi soal kasus-kasus terorisme yang diduga dilakukan umat Islam garis keras yang membuat Islam makin terpuruk.

“Kenapa ini terjadi? Ini sama seperti masa jahiliah, ketika bunuh-membunuh dilakukan dengan mudah. Pemerintahan juga banyak yang otoriter. Hal ini merupakan kegagalan pemerintah,” ujarnya saat memberi sambutan di GOR Kampus Pondok Pesantren Darunnajah, Sabtu, 28 November 2015.

Kalla hadir sebagai saksi dan memberikan sambutan dalam penandatanganan piagam wakaf Pondok Pesantren Darunnajah, Jakarta Selatan. Dalam acara tersebut, Kalla menyebutkan ada banyak hal yang harus diperbaiki umat Islam.

Kalla berpesan agar umat Islam saling menguatkan. Dengan begitu, kata dia, umat dan negara akan bersatu. “Tanpa negara yang kuat, kita akan mudah dipermainkan dari luar,” ucapnya.

Dia menambahkan, ilmu menjadi modal besar bagi kaum muda muslim saat ini. Kalla menyebutkan, tanpa ilmu, generasi muda akan terpinggirkan. Dia juga memuji banyaknya pondok pesantren yang ada di perkotaan.

“Begitu banyak pesantren di negeri ini yang berkembang dengan baik. Kalau pesantren, pasti kita berpikir letaknya di pedesaan saja. Kini banyak juga pesantren di Jakarta dan, menurut saya, itu prestasi yang baik,” ucapnya.

Wakil Presiden Jusuf Kalla dan Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin menghadiri tasyakuran ulang tahun Pondok Pesantren Darunnajah ke-54. Kalla menjadi saksi penandatanganan Piagam Wakaf ke-2 berupa tanah dan bangunan dengan total 602 hektare senilai Rp 1,6 triliun di Pondok Pesantres Darunnajah, Pesanggrahan 86, Jakarta.

Selain dihadiri Kalla dan Lukman Hakim, acara tersebut dihadiri sembilan duta besar dari negara-negara sahabat serta beberapa tokoh politik, seperti Salahuddin Wahid, Hidayat Nur Wahid, dan Fadli Zon.

Menurut salah satu pendiri Pondok Pesantren Darunnajah, Mahrus Amin, Darunnajah telah didirikan sebelum Indonesia merdeka dengan tujuan membangun bangsa. “Nah, bagi pesantren yang berdiri setelah Indonesia merdeka, semangat ini tidak boleh hilang. Pesantren harus terus bekerja dan berpikir apa yang bisa diberikan untuk kemajuan Indonesia,” ucapnya.

BAGUS PRASETIYO

Berita terkait

Kemenag Cairkan Dana BOS Tahap I dan PIP Pesantren 2024

1 hari lalu

Kemenag Cairkan Dana BOS Tahap I dan PIP Pesantren 2024

kemenag mengalokasikan anggaran dana BOS Pesantren sebesar Rp 340,5 miliar tahun ini.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

3 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

4 hari lalu

Gilbert Lumoindong Dilaporkan ke Polisi, SETARA Institute: Pasal Penodaan Agama Jadi Alat Gebuk

Pendeta Gilbert Lumoindong dilaporkan ke polisi atas ceramahnya yang dianggap menghina sejumlah ibadah umat Islam.

Baca Selengkapnya

23.000 Visa Jemaah Haji Reguler Indonesia Sudah Terbit

6 hari lalu

23.000 Visa Jemaah Haji Reguler Indonesia Sudah Terbit

Kementerian Agama sedang menyiapkan dokumen dan memproses visa jemaah haji regular Indonesia.

Baca Selengkapnya

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

6 hari lalu

Digagas JK pada 2016, Ini Beda Rencana Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Versi Indonesia-Cina

Presiden Jokowi mendiskusikan rencana pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dengan Menlu Cina, pernah akan dibangun pada 2018.

Baca Selengkapnya

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

7 hari lalu

Dua Laporan Polisi soal Dugaan Penistaan Agama Gilbert Lumoindong

"Saya tidak ada niat, saya mencintai umat Muslim. Saya minta maaf," kata Gilbert Lumoindong

Baca Selengkapnya

Kemenag Bentuk Tim Percepatan Pengembangan Zakat dan Wakaf

7 hari lalu

Kemenag Bentuk Tim Percepatan Pengembangan Zakat dan Wakaf

Tim ini dibentuk sebagai upaya Kemenag dalam mengoptimalkan pemanfaatan potensi besar yang terdapat dalam zakat dan wakaf.

Baca Selengkapnya

Kemenag Buka Program Bantuan Pesantren dan Pendidikan Keagamaan Islam 2024, Begini Cara Daftarnya

8 hari lalu

Kemenag Buka Program Bantuan Pesantren dan Pendidikan Keagamaan Islam 2024, Begini Cara Daftarnya

Kementerian Agama membuka program bantuan pesantren dan pendidikan keagamaan Islam untuk tahun anggaran 2024.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

18 hari lalu

Jusuf Kalla Gelar Open House, Ada Anies Baswedan Hingga Figur Koalisi Perubahan yang Gantian Bertandang

Open house yang diadakan oleh JK dihadiri oleh Anies Baswedan, Hamdan Zoelva, hingga Tom Lembong selaku perwakilan koalisi perubahan.

Baca Selengkapnya

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

18 hari lalu

Rekonsiliasi Nasional, Jusuf Kalla Minta Hormati Proses di MK

Jusuf Kalla menilai positif kunjungan Roeslan Roeslani ke rumah Megawati Soekarnoputri. Soal rekonsiliasi nasional, ia menilai ada banyak waktu lain.

Baca Selengkapnya