TEMPO Interaktif, Cirebon:Konflik di lingkungan keraton Kanoman, Cirebon, Jawa Barat, kembali memanas. Konflik kali ini bahkan ditandai dengan ancaman penutupan pintu gerbang keraton serta pengusiran anggota keluarga. Konflik dipicu oleh tindakan dari Pangeran Saladin, putra tertua almarhum Sutlan Djalaludin, yang mencantumkan gelar sebagai Sultan pada undangan pernikahan adiknya, Ratu Setiawati, yang akan diselenggarakan pada hari minggu (15/1) mendatang.Pihak keluarga Sultan Emirudin serta famili Keraton Kanoman lainnya keberatan dengan pencantuman gelar tersebut. Sebab selama ini Sultan Kanoman yang sah yang diangkat sesuai dengan pepakem dan adat yang sah adalah Sultan Emirudin. "Sesuai dengan hukum adat dan pepakem yang berlaku di keraton kanoman ini, hanya ada satu Sultan yang sah, yaitu Sultan Pangeran Raja Emirudin,"kata juru bicara dan juga adik kandung Sultan Emirudin, Gusti Ratu Raja Arimbi Nurdina.Akibat pencantuman itu, Sultan Emirudin, menuntut Pangeran Saladin minta maaf kepada seluruh kerabat Kanoman serta masyarakat luas dengan batas waktunya sebelum pernikahan. Menurut Arimbi, pada dasarnya pihak keluarga Emirudin tidak berkeberatan dengan penyelenggaraan pernikahan secara adat yang dilakukan oleh adik pangeran Saladin yang dilakukan di dalam lingkungan keraton. "Kami malah turut berbahagia atas pernikahan ini. Hanya saja pencantuman gelar itulah yang kami beratkan. Sehingga mereka harus meminta maaf dan mencabut gelar tersebut dalam sebuah surat tertulis yang ditempeli oleh materai,"ujarnya.Bila diacuhkan, menurut Arimbi, pihak Sultan Emirudin akan menutup pintu gerbang keraton dari tamu-tamu yang masuk termasuk tindakan eksekusi. Pernyataan keras datang dari Pangeran Nasirudin, ketua Yayasan Famili Keraton Kanoman, Cirebon. "Ini peringatan keras dan yang terakhir kalinya. Jika mereka tetap tidak mengindahkannya, maka kami akan melakukan tindakan eksekusi,"katanya.Tindakan eksekusi tersebut selain berupa penutupan pintu gerbang keraton dari tamu-tamu yang akan hadir juga tindakan pengusiran keluarga pangeran Saladin dari lingkungan Keraton Kanoman. "Ini untuk membuktikan kepada masyarakat luas dan pemerintahan bahwa hanya ada satu sultan di Kanoman ini yaitu Sultan Emirudin,"ujar Nasirudin. Adik Pangeran Saladin, Ratu Maryam saat dimintai komentarnya mengatakan bahwa pihaknya akan tetap melakukan acara pernikahan tersebut. "Sudah sekitar 85 persen persiapannya sudah selesai,"katanya. Mengenai adanya peringatan keras dari pihak Sultan Emirudin, Maryam mengaku pihaknya akan tetap berpikir positif dan akan tetap melangsungkan acara pernikahan tersebut.Ivansyah
Terjadi sejak 2004, Begini Awal Sejarah Konflik Keraton Surakarta
27 Desember 2022
Terjadi sejak 2004, Begini Awal Sejarah Konflik Keraton Surakarta
Sejarah awal konflik internal Keraton Surakarta akibat perebutan tahta raja antara Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Hangabehi dan KGPH Tedjowulan sepeninggal Raja Paku Buwono XII pada 12 Juni 2004.