Ribuan kader HMI Sulselbar menutup pintu masuk Pelabuhan Soekarno Hatta Pelindo IV, Makassar, 17 November 2015. Mereka memaksa masuk ke pelabuhan untuk diberangkatkan menuju Riau, tempat pelaksanaan Kongres HMI ke-29. TEMPO/Fahmi Ali
TEMPO.CO, Jakarta - Awalil Rizky, Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Majelis Penyelamat Organisasi menyatakan organisasinya memiliki tradisi lama yang dipelihara dalam mengumpulkan dana untuk mengadakan kongres.
"Kami punya metode disumbang oleh pribadi alumni, dan pelaksanaannya transparan. Selalu menjalankan tradisi seperti itu," kata Awalil kepada Tempo, pada Selasa, 24 November 2015.
Awalil menjelaskan, bahwa HMI MPO membuka rekening untuk para alumninya dalam menggalang dana kongres. "Sekali sumbang bisa Rp 200 ribu, Rp 500 ribu, atau jutaan," kata Awalil.
Ia mengaku sebelum HMI terpecah menjadi dua -- HMI MPO dan HMI Dipo, para alumni sudah aktif turun tangan membantu juniornya. "Alumni turun tangan sesuai kemampuan, ini berjalan dan sudah efektif."
Lokasi dan tempat kongres, kata Awalil, kader-kader akan mencari alumni yang bisa membantu mereka mendapat izin atau sumbangan dalam bentuk potongan harga untuk menyewa.
Terkait penggunaan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Riau sebesar Rp 3 miliar untuk kongres HMI di Pekanbaru, Awalil menegaskan kalau HMI MPO tidak pernah menggunakan uang negara. "Penggunaan dana bantuan sosial tidak salah," katanya. "Tapi di MPO tidak menggunakan duit seperti itu."