TEMPO.CO, Surakarta - Puluhan karangan bunga berjejer di halaman Pura Mangkunegaran Solo, Rabu, 11 November 2015. Karangan bunga itu berisi ucapan dukacita atas wafatnya tokoh Mangkunegaran GRAy Siti Noeroel Kamaril Ngasarati Koesoemowardhani.
Salah satunya merupakan karangan bunga dari Presiden Joko Widodo beserta keluarga. Hanya, ada kesalahan penulisan nama lengkap tokoh yang ikut membidani kelahiran pemancar radio pertama di Indonesia itu.
Dalam karangan bunga tersebut, nama tengah yang seharusnya "Ngasarati" justru ditulis "Ngarasati". Kesalahan serupa ada di karangan bunga yang dikirim Akbar Tandjung.
Gusti Noeroel wafat di Rumah Sakit St Carolus Bandung pada usia 94 tahun. Dia meninggalkan 7 anak, 14 cucu, dan 1 buyut.
Semasa hidup, Gusti Noeroel merupakan tokoh yang fenomenal. Dia pernah menari di hadapan Ratu Wilhelmina di Belanda. Tarian tersebut merupakan kado pernikahan untuk Putri Juliana.
"Saat menari, rombongan tidak membawa gamelan untuk musik pengiring," kata petugas sekretariat Mangkunegaran, Joko Pramudyo. Gamelannya justru dimainkan dari Solo dan dipancarkan melalui radio yang bisa ditangkap dari Negeri Belanda.