TEMPO Interaktif, Jakarta:Dana remittance (dana yang masuk kembali) ke Indonesia dari para tenaga kerja Indonesia di luar negeri tahun lalu sebesar US$ 2,7 miliar. Hal itu diungkapkan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Erman Soeparno ketika mencanangkan gugus aktif relawan untuk devisa negara di Jakarta, Rabu (4/1) pagi. "Itu belum termasuk devisa yang dikirim TKI per orang," kata Erman.Menurut dia, saat ini jumlah TKI yang telah kerja di luar negeri sebanyak 2,1 juta orang. Mereka terbagi atas 50 persen sektor formal dan 50 persen nonformal. Erman berharap penempatan TKI di sektor formal bisa meningkat di tahun depan.Namun dia mengakui kualitas TKI tidak sebagus di negara-negara pengirim lainnya, seperti Filipina, Srilanka dan India. Umumnya TKI berpendidikan rendah setingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP), bahkan di kawasan Timur Tengah banyak TKI yang tidak lulus Sekolah Dasar (SD). "Nantinya calon TKI tidak boleh pendidikannya SD, tapi harus lulus SMP," katanya.Menurut Erman, saat ini sebenarnya permintaan TKI dengan keahlian cukup besar, seperti perawat dan dokter untuk Australia dan negara-negara Timur Tengah. Begitu pula tenaga pangebor minyak di Timur Tengah. "Tapi hingga kini belum bisa dipenuhi," ujarnya.Karena itu Menteri meminta agar Balai Latihan Kerja Luar Negeri memberikan pelatihan yang baik dengan kompetensi tinggi kepada para calon TKI. Ia meminta pada perusahaan penempatan TKI agar memilih agensi di luar negeri lebih selektif dan mempunyai penampilan dan kredibilitas yang diakui.Istiqomatul Hayati