TEMPO Interaktif, Denpasar:Pangdam IX Udayana Mayor Jenderal Zamroni membantah adanya sengketa antara TNI dengan pihak Australia di Pulau Mengudu, Nusa Tenggara Timur. Namun, dia membenarkan adanya penempatan satu regu pasukan TNI dengan 10 personel di salah-satu pulau terluar di Indonesia itu."Satu regu dengan 10 personel, untuk menjaga kedaulatan kita dan mengantisipasi kemungkinan timbulnya sengketa," tegasnya di Denpasar, Selasa (3/1).Mengenai adanya masalah dengan Australia, menurutnya, hanyalah akibat kesimpangsiuran informasi belaka. Hal itu berawal ketika seorang warga Australia menikah dengan putri salah satu raja di pulau itu dan kemudian membangun sebuah resort. Belakangan masyarakat yang ada di pulau itu mengeluh karena tidak boleh masuk ke kawasan tersebut.Mengenai kemungkinan bahwa warga Australia itu memiliki misi khusus seperti melakukan kegiatan mata-mata, menurut Pangdam, masih terus dilakukan pengawasan. "Data kita sebatas orang ini pernah menikah di Singapura dan di Belawan, Medan, tapi kemudian bercerai," ujarnya.Pangdam juga membantah adanya aksi penurunan Bendera Merah Putih oleh orang tak dikenal pada awal Desember lalu. "Kalau di masa lalu mungkin ada, tapi bukan dalam waktu dekat ini," tegasnya. Di Pulau Batek yang disengketakan Timor Leste, menurutnya, kini telah didirikan pos penjagaan TNI dan Departemen Perhubungan dengan pembangunan kantor permanen.Menurutnya, yang paling penting saat ini adalah pengesahan UU Perbatasan Negara agar penjagaan perbatasan dan pulau-pulau terluar mendapat payung hukum yang memadai. "Jangan sampai kasus Sipadan Ligitan terulang kembali," tegasnya.Rofiqi Hasan