TEMPO.CO , Jakarta - Ketua DPP Partai NasDem Luthfi Andi Mutty menyerahkan sepenuhnya jika ada perombakan Kabinet Kerja jilid kedua. “Mau dikurangi, dihabiskan, itu hak presiden,” katanya ketika dihubungi, Jumat, 6 November 2015.
Menurut Luthfi, sistem pemerintahan saat ini menganut sistem presidensial yang seluruh anggota Kabinet Kerja bertanggung jawab penuh kepada Presiden Joko Widodo, selaku kepala pemerintahan. Apalagi, ucap dia, sejak awal partai pemerintah mendukung Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kall dengan koalisi tanpa syarat. “Hanya presiden yang tahu kapan dan siapa yang akan diganti,” katanya. Namun, kata Luthfi, jika benar terjadi perombakan jajaran menteri di Kabinet Kerja, pemerintah harus bisa meningkatkan kinerja dan kepercayaan masyarakat.
Isu perombakan kabinet ini mencuat setelah Partai Amanat Nasional (PAN) bergabung dengan pemerintah. PAN dikabarkan menyiapkan lima kader untuk membantu pemerintah Presiden Joko Widodo. Meski belum bersedia menyebutkan nama, Ketua Dewan Pimpinan Pusat PAN Azis Subekti mengatakan lima nama dicadangankan menjelang satu tahun pemerintahan Jokowi.
Azis menjelaskan, kehadiran PAN merupakan partai pendatang baru di lingkaran pemerintah. Karena itu, kata dia, PAN semestinya tak mendapat keistimewaan dibanding partai lain yang sejak awal mendeklarasikan diri sebagai partai pendukung pemerintah. "Presiden tentu akan mempertimbangkan alokasi pos kementerian untuk kelima nama itu. Jangan sampai ada kesan, partai lain tidak terakomodasi lagi," katanya.
Formasi Kabinet Kerja yang dibentuk Jokowi sempat dirombak pada pertengahan Agustus 2015 untuk lima pos kementerian dan sekretaris kabinet. Perombakan itu juga memberi tambahan satu kursi bagi PDI Perjuangan dan mengurangi satu kursi dari NasDem. Alokasi kursi bagi partai lain tetap sama, yakni 3 menteri untuk Partai Kebangkitan Bangsa, 2 untuk Partai Hanura, dan 1 untuk PPP.
Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan tak ada jaminan PAN akan kebagian jatah kursi menteri di Kabinet Kerja dalam reshuffle nanti. Meski begitu, kata Kalla, PAN sudah memutuskan bergabung dengan koalisi partai penyokong pemerintah Presiden Joko Widodo.
HUSSEIN ABRI YUSUF | REZA ADITYA
Berita terkait
Koalisi Prabowo Rangkul PKB dan Partai Nasdem Bahayakan Demokrasi
1 hari lalu
Upaya Koalisi Prabowo merangkul rival politiknya dalam pemilihan presiden seperti PKB dan Partai Nasdem, berbahaya bagi demokrasi.
Baca SelengkapnyaSyahrul Yasin Limpo Ogah Komentar Soal Aliran Dana Rp 40,1 Juta ke Partai NasDem
38 hari lalu
JPU KPK dalam dakwaannya menyatakan bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo menggunakan uang sebesar Rp 40.123.500 untuk kepentingan NasDem.
Baca SelengkapnyaIstilah Efek Ekor Jas dalam Pemilu, Bagaimana Terjadi Anomali di Pemilu 2024?
39 hari lalu
Dalam konteks Pemilu, efek ekor jas mengacu ke bagaimana keputusan pemilih pada satu posisi pemilihan bisa pengaruhi hasil dari posisi pemilihan lain.
Baca SelengkapnyaKetua NasDem Malaysia Balik Menuding PPLN Kuala Lumpur Lobi Partai Politik untuk Menambah Pemilih KSK
40 hari lalu
Ketua Partai NasDem Malaysia Tengku Adnan mengatakan usulan menambah jumlah pemilih Kotak Suara Keliling atau KSK datang dari PPLN Kuala Lumpur.
Baca SelengkapnyaNasdem Tunggu Instruksi Surya Paloh untuk Gulirkan Hak Angket
52 hari lalu
Fraksi Partai Nasdem belum mendapatkan instruksi dari Ketua Umum Surya Paloh untuk menandatangani persetujuan hak angket.
Baca SelengkapnyaDinamika Politik Setelah Surya Paloh Diundang Presiden Jokowi pada Pekan Lalu
26 Februari 2024
Pengamat politik Ujang Komarudin menilai pertemuan Jokowi dan Surya Paloh bukan sekadar silaturahmi biasa.
Baca SelengkapnyaPrediksi Pertarungan Suara Partai di DPR yang Pro dan Kontra Hak Angket Pilpres 2024
22 Februari 2024
Jika DPR tidak siap untuk menggunakan hak angket dugaan kecurangan, capres Ganjar Pranowo akan mendorong penggunaan hak interpelasi atau rapat kerja.
Baca SelengkapnyaTerkini Bisnis: Reshuffle Kabinet Jokowi Tunggu Hari, Kenaikan Harga Beras Mestinya Diantisipasi
20 Februari 2024
Reshuffle kabinet Jokowi tunggu hari biasanya. Pengamat sebut kenaikan harga beras mestinya diantisipiasi karena mengancam inflasi.
Baca SelengkapnyaLuhut Tantang Menteri Mundur, Ini Daftar Nama yang Diisukan Resign dari Kabinet
26 Januari 2024
Luhut mempersilakan jika ada menteri mundur dari kabinet Jokowi, namun membantah kalau Sri Mulyani akan resign.
Baca SelengkapnyaAnies Baswedan Sebut Komitmennya Terhadap Lingkungan Sudah Sejak Kuliah
23 November 2023
Anies Baswedan menyatakan dirinya sudah berkecimpung dengan isu soal lingkungan sejak masih berkuliah.
Baca Selengkapnya