Ada Kabut Asap, Burung Raptor Alami Disorientasi Bermigrasi  

Reporter

Kamis, 5 November 2015 04:04 WIB

Dua ekor Sikep Madu Asia terlihat di angkasa hutan Gunung Slamet, Sabtu (27/10). TEMPO/Aris Andrianto

TEMPO.CO, Jakarta - Migrasi burung pemangsa atau raptor dari belahan bumi utara terganggu akibat kebakaran hutan. Burung raptor mengalami disorientasi karena kabut asap. "Terganggu saat melintasi udara Indonesia," kata Ketua ProFauna, Rosek Nursahid, pada Rabu, 4 November 2015.

Biasanya, puncak migrasi terjadi pada Oktober. Namun, sampai akhir Oktober tak banyak terlihat migrasi burung raptor melintas di Malang. Pengamatan ProFauna melihat pergerakan burung raptor terjadi sejak sepekan terakhir di Gunung Banyak, Batu. Menyusul semakin berkurangnya kabut asap.

"Kemarin terpantau 70-100 ekor," ujarnya. Burung raptor migrasi dari daerah dingin ke kawasan yang lebih hangat. Selain iklim, migrasi ini juga dipengaruhi oleh cadangan makanan yang menipis. "Kawasan belahan utara mulai musim dingin, elang sulit cari makan," katanya.

Rombongan elang bermigrasi ke dataran yang lebih hangat dan kaya makanan. Kawasan di Indonesia memiliki ragam makanan berupa aneka jenis serangga, tikus, dan ular.

Elang yang bermigrasi antara lain Sikep Madu Asia (Prenis ptylorhynchus), Elang Alap Nipon (Accipitor gularis), dan Elang Alap Cina (Accipitor soloensis). Pengamatannya, setiap burung raptor terbang berkelompok.

Burung sikep madu terbang berkelompok antara 2-5 ekor. Selain memakan tikus, kodok, aneka serangga, dan burung kecil, sikep madu juga memakan sarang lebah.

Sementara itu, elang nipon terbang berkelompok maksimal tujuh ekor. Selama bermigrasi tak ada konflik antara raptor dari Asia Utara dan raptor endemis Indonesia. Lantaran, burung tersebut saling menjaga daerah teritorial masing-masing elang.

"Elang asli Indonesia kadang berpatroli untuk menegaskan daerah teritorialnya," katanya. Selain itu, burung raptor yang bermigrasi terbang berkelompok sehingga raptor asli Indonesia memastikan tak berkonflik, seperti berebut pakan atau menetap di daerah yang menjadi habitat elang endemis Indonesia.

Pengamat elang dari ProFauna Indonesia Made Astuti menjelaskan, setiap migrasi total sebanyak 20 jenis antara lain Baza Jerdon (Aviceda jerdoni), Baza hitam (Aviceda leuphotes), Elang Paria (Milvus migrans), dan Elang ular jari pendek (Circaetus gallicus).

Rute migrasi dari Cina melintasi Thailand-Malaysia-Singapura-Kepulauan Riau-Palembang-Lampung-Jawa hingga ke Nusa Tenggara Timur.

Burung raptor tersebut akan menetap selama lima bulan dan kembali ke habitat asal. Rute perjalanan migrasi tak berubah, kecuali jika terjadi gangguan alam.

Seperti kebakaran hutan di Riau, jalur migrasi elang berubah untuk menghindari asap. Elang dari Jepang melintasi rute migrasi Taiwan-Filipina-Kalimantan.

Selama bermigrasi, elang juga beristirahat di kawasan pegunungan yang kaya makanan dan teduh. Migrasi rombongan elang ini juga bermanfaat bagi keseimbangan alam. Salah satunya adalah berjasa mengendalikan hama seperti tikus sawah. "Elang memangsa tikus yang menjadi hawa tanaman," kata Made.

Elang terbang melayang dengan memanfaatkan energi panas bumi atau geotermal. Karena itu, pengamatan bisa dilakukan mulai pukul 09.00 WIB sampai tengah hari. Namun, jika mendung sulit untuk mengamati elang karena elang terbang menggunakan energi panas bumi.

EKO WIDIANTO


Berita terkait

Mahasiswa Hilang Ditemukan Meninggal di Pulau Sempu, Begini Profil Pulau di Kabupaten Malang Ini

31 Desember 2023

Mahasiswa Hilang Ditemukan Meninggal di Pulau Sempu, Begini Profil Pulau di Kabupaten Malang Ini

Mahasiswa IPB University hilang kemudian ditemukan meninggal di Pulau Sempu, Kabupaten Malang. Di manakah tepatnya pulau ini?

Baca Selengkapnya

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

7 November 2023

Malaysia Batalkan RUU Polusi Asap Lintas Batas, Pilih Diplomasi dengan Indonesia

Malaysia membatalkan rencana usulan rancangan undang-undang polusi asap lintas batas.

Baca Selengkapnya

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

9 Oktober 2023

Palangka Raya Perpanjang PJJ Dampak Kabut Asap, Bagaimana Nasib Siswa Ikuti ANBK?

Dinas Pendidikan Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng), memperpanjang kebijakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) akibat kabut asap.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

7 Oktober 2023

Greenpeace Nilai Penegakan Hukum Karhutla Lemah: Sudah Divonis, Belum Bayar Denda

Dia mengatakan, ketiga negara saling terkait dalam penanggulangan karhutla tak hanya karena lokasinya berdekatan.

Baca Selengkapnya

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

7 Oktober 2023

Greenpeace Bantah Klaim Menteri KLHK Tak Ada Asap Karhutla Lintas Batas ke Malaysia

Asap karhutla, kata dia, sampai ke negara tetangga ketika karhutla sedang mencapai puncaknya.

Baca Selengkapnya

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

2 Oktober 2023

Asap Tebal Kebakaran Hutan, Siswa PAUD hingga SMP di Jambi Belajar dari Rumah Mulai Hari Ini

Hal itu dilakukan lantaran kabut asap tebal akibat kebakaran hutan dan lahan masih menyelimuti daerah tersebut.

Baca Selengkapnya

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

28 September 2023

Dikepung Kabut Asap Kebakaran Hutan, Palangka Raya Pangkas Waktu Belajar di Sekolah

Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Palangka Raya, Kalimantan Tengah (Kalteng), mengundurkan jam masuk sekolah bagi peserta didik karena dikepung asap.

Baca Selengkapnya

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

29 Agustus 2023

Karhutla Masih Landa Riau, Manggala Agni dan TNI Lanjutkan Pemadaman

Manggala Agni dan TNI masih melanjutkan pemadaman kebakaran lahan dan hutan atau karhutla di Desa Tarai Bangun, Kabupaten Kampar, Riau, yang meluas.

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

20 Agustus 2023

Kebakaran Hutan di Kalimantan Meningkat, Walhi Sebut Pemerintah Tak Serius Mengatasinya

Walhi menyebut kebakaran hutan di Kalimantan yang terus terulang karena pemerintah tidak serius mengurus Sumber Daya Alam (SDA).

Baca Selengkapnya

3 Orang Tewas Akibat Tanah Longsor di Lumajang

7 Juli 2023

3 Orang Tewas Akibat Tanah Longsor di Lumajang

Bencana tanah longsor memakan tiga korban jiwa di Dusun Sriti, Desa Sumberurip, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya