Presiden Joko Widodo (ketiga kiri) bersama Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan (ketiga kanan) saat mengikuti acara Rapat Kerja Nasional Partai Amanat Nasional di Jakarta, 6 Mei 2015. Jokowi menyampaikan ucapan selamat kepada kader PAN yang sukses melaksanakan Kongres PAN di Bali. TEMPO/Dhemas Reviyanto
TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Partai Amanat Nasional Azis Subekti membantah pertemuan yang dilakukan Ketua Umum Partai Amanat Nasional Zulkifli Hasan dengan Presiden Joko Widodo kemarin malam membicarakan perihal reshuffle kabinet. "Enggak, itu kan undangan Presiden terkait Pak Zulkifli sebagai Ketua MPR, bersama-sama menerima Presiden Finlandia dalam jamuan makan malam. Bukan soal reshuffle," kata Azis saat dihubungi pada Rabu 4 November 2015.
Isu reshuffle kian santer terdengar dari kubu PAN semenjak kader partai berlambang matahari terbit itu membocorkan nama calon menteri kepada media. Sebagai Ketua DPP, Azis menolak memberikan pernyataan siapa nama anggota partai yang akan direkomendasikan menduduki kursi kabinet. "Keputusan rapat pleno satu minggu yang lalu itu memberikan wewenang ketua umum memberikan nama jika diminta Presiden. Sampai sekarang belum tahu berapa porsi yang akan diberikan di kabinet, sekarang masih mengira-ira semua," kata Azis.
Semenjak PAN memutuskan bergabung dengan koalisi pro pemerintah pada awal September lalu, Azis mengaku Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan sering diajak berdiskusi Presiden Joko Widodo untuk membahas masalah perekonomian. Salah satunya pada saat nilai tukar rupiah mengalami penurunan. Hal ini membuat publik kian beropini bahwa PAN memiliki peluang besar untuk mendapatkan posisi di kabinet.
Sebelumnya, Sekretaris Fraksi PAN di DPR Yandri Susanto juga sudah percaya diri bahwa PAN akan diajak oleh presiden untuk membantu pemerintahan. Yandri mengaku pihaknya sudah mendapatkan informasi bahwa reshuffle akan terjadi. Kemungkinan akan dilakukan pada pertengahan November atau mungkin setelah pilkada serentak pada 9 Desember 2015.