TEMPO Interaktif, Banda Aceh: Presiden Susilo Bambang Yudhoyono membantah rencana pengiriman 15.000 personel TNI guna membantu upaya rekontruksi di Aceh. "Ada kebutuhan untuk melibatkan Batalion Zeni dalam rekontruksi, bukan dalam pertempuran," kata dia dalam konferensi pers di Banda Aceh, (27/12).Menurutnya, jumlah pasukan zeni itu juga harus masuk akal. Kemungkinan besar, satu atau satu setengah batalion. "Kurang dari 1.000 personil, bukannya 15.000 personil seperti yang dikabarkan oleh pers," katanya.Pelibatan pasukan Zeni, menurut Presiden, tidak mengganggu proses perdamaian. Pemerintah, katanya, mencoba untuk maju dengan meninggalkan konflik yang permanen. "Kami telah bersusah payah untuk membangun perdamaian di Aceh," tuturnya.Kemarin, Panglima TNI Jenderal Endriartono Sutarto mengatakan rencananya untuk menambah pasukan ke Aceh guna membantu rekontruksi. "Bukan untuk berperang," sebutnya. Dia pun berharap Gerakan Aceh Merdeka tidak keberatan dengan hal itu. Namun, Munawarliza Zain, Wakil Juru Bicara GAM menyebutkan, penambahan pasukan TNI ke Aceh dengan alasan apa pun tidak dibenarkan oleh perjanjian. Alasannya, perjanjian menyatakan bahwa pasukan TNI organik yang tinggal di Aceh hanya 14.700 orang.Sofyan Dawood, Juru Bicara TNA GAM yang baru dibubarkan, menyebutkan agar pemerintah bisa meninjau kembali putusannya. adi warsidi