Bandung Berkabut karena Kabut Asap?

Reporter

Sabtu, 24 Oktober 2015 12:21 WIB

Tiga kru bandara melewati dua pesawat di landasan Bandara Supadio yang diselimuti kabut asap, di landasan Bandara Supadio, Kubu Raya, Kalbar, 21 Oktober 2015. Aktivitas penerbangan domestik dan internasional di Bandara Supadio kembali terganggu asap pekat. ANTARA FOTO

TEMPO.CO, Bandung - Tidak seperti biasanya, sudah dua hari ini Kota Bandung diselimuti kabut putih. Kabut ini bahkan sempat membuat jadwal penerbangan di Bandara Husein Sastranegara terhambat. Beberapa maskapai tidak diperkenankan terbang.

Dari pantauan Tempo, di beberapa daerah di Kota Bandung, kabut memang tidak terlalu tebal. Namun, keberadaannya hingga siang hari jelas mengganggu penglihatan.

Peneliti dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Muhamad Iid, menjelaskan, kabut putih yang menyelimuti Bandung dan sekitarnya ini bukan paparan asap kebakaran hutan yang terjadi di Sumatera dan Kalimantan.

"Bukan karena kabut asap. Angin yang melewati Jawa Barat itu dari arah tenggara," kata Iid saat dihubungi Tempo melalui ponselnya, Sabtu, 24 Oktober 2015.

Iid menambahkan, wilayah Jawa Barat saat ini masih dalam periode musim kemarau karena adanya fenomena El Nino. Diprediksi kemarau di Jawa Barat terjadi hingga akhir 2015.

"Ada kondisi perubahan-perubahan cuaca dari kondisi musim kemarau ke musim hujan atau dikenal dengan peralihan," ujarnya.

Kabut di wilayah Bandung, Iid menjelaskan, merupakan salah satu indikasi masuknya musim penghujan. Dari hasil penelitian, beberapa hari kemarin kondisi suhu di wilayah Bandung umumnya bisa memicu penguapan yang berpotensi terbentuknya awan-awan hujan. Iid memastikan kabut di Kota Bandung bukan polutan.

"Kalau saya analisa kabut asap terjadi dari adanya kumpulan titik-titik air di atmosfer, bukan polutan," tuturnya.

Meski demikian, ada faktor yang cukup mempengaruhi turunnya hujan yakni angin. Tidak hanya bisa menggagalkan hujan, angin juga berpotensi menjadi badai. Iid menyatakan fenomena kabut ini sebagai hal yang normal. Menurut dia, hal yang perlu diwaspadai adalah kemungkinan-kemungkinan terjadinya kondisi cuaca ekstrem seperti hujan lebat disertai angin kencang. "Kalau kondisi anginnya kencang kadang bisa sampai tidak terjadi hujan atau hujannya ringan," ujarnya.

Lebih lanjut, Iid menambahkan, kondisi berkabut sejak kemarin, terjadi akibat adanya penjalaran massa udara dari Samudra Indonesia yang bersifat panas dan kering bertemu dengan udara dingin di utara Jawa.

Iid menuturkan, ada gangguan di lapisan atas 2.000-3.500 meter di mana seharusnya suhu udara akan menurun berdasarkan ketinggian. Namun, kondisi pada Jumat, 23 Oktober, suhu udara di atas lebih hangat sedangkan dibawahnya relatif dingin. "Sehingga seolah-olah udara dimampatkan dan terlihat sebagai kabut," ujarnya.

PUTRA PRIMA PERDANA

Baca juga:

Skandal Suap: Terkuak, Ini Cara Dewie Limpo Bujuk Menteri
Dewie Limpo Terjerat Suap: Inilah Sederet Fakta Mengejutkan

Berita terkait

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

5 jam lalu

Gempa 6,5 Magnitudo di Laut Selatan Jawa Barat, Guncangan Terasa Hingga Depok

Warga Depok merasakan guncangan gempa 6,5 magnitudo yang terjadi pada Sabtu malam. Titik gempa di laut selatan Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: UTBK dan Tips Lolos Seleksi Mandiri, Gempa dan BMKG

5 jam lalu

Top 3 Tekno: UTBK dan Tips Lolos Seleksi Mandiri, Gempa dan BMKG

Sejak 2023 seleksi masuk perguruan tinggi negeri di Indonesia jalur atau seleksi mandiri dipermudah dengan menggunakan nilai UTBK saja.

Baca Selengkapnya

Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

7 jam lalu

Seismograf Gunung Semeru di Jawa Timur Rekam Guncangan Kuat Gempa Garut

Ada tujuh kali gempa tektonik jauh yang terekam dengan amplitudo 4-26 mm, S-P 12-60 detik, dan lama gempa 29-533 detik.

Baca Selengkapnya

BPBD: Gempa M6,2 dari Laut Selatan Jawa Barat Berdampak Kerusakan dan Korban Luka

7 jam lalu

BPBD: Gempa M6,2 dari Laut Selatan Jawa Barat Berdampak Kerusakan dan Korban Luka

Gempa bermagnitudo 6,2 di Laut Selatan Jawa Barat tidak hanya terasa kencang dan lama getarannya.

Baca Selengkapnya

Gempa Bikin Warga Garut Berhamburan dan Trauma, Kaca Jendela Bergetar Kencang

12 jam lalu

Gempa Bikin Warga Garut Berhamburan dan Trauma, Kaca Jendela Bergetar Kencang

Masyarakat Kabupaten Garut, Jawa Barat, dikagetkan dengan gempa bumi yang terjadi pada Sabtu malam, 27 April 2024, sekitar pukul 23.30 WIB.

Baca Selengkapnya

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

13 jam lalu

Gempa yang Mengguncang Kencang Garut hingga Jakarta, Ini Data dan Penjelasan BMKG

BMKG memperbarui informasi gempa yang mengguncang kuat dari laut selatan Pulau Jawa pada Kamis menjelang tengah malam, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa M6,5 Malam Ini, Guncangan Terkuat di Sukabumi dan Tasikmalaya

14 jam lalu

Gempa M6,5 Malam Ini, Guncangan Terkuat di Sukabumi dan Tasikmalaya

Berikut data dan penjelasan dari BMKG tentang sebaran dampak gempa itu dan pemicunya.

Baca Selengkapnya

Gempa dari Laut Selatan Malam Ini, Guncangannya Dirasa Kencang dan Lama

15 jam lalu

Gempa dari Laut Selatan Malam Ini, Guncangannya Dirasa Kencang dan Lama

Gempa mengguncang dari Laut Selatan Pulau Jawa pada Sabtu malam ini, 27 April 2024.

Baca Selengkapnya

Gempa Tektonik M5.2 di Laut Banda, Terasa Sampai Maluku Tenggara

18 jam lalu

Gempa Tektonik M5.2 di Laut Banda, Terasa Sampai Maluku Tenggara

Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi menengah akibat adanya aktivitas intra-slab subduksi banda.

Baca Selengkapnya

Gempa Bermagnitudo 4,8 Guncang Banten, BMKG: Belum Ada Laporan Kerusakan

20 jam lalu

Gempa Bermagnitudo 4,8 Guncang Banten, BMKG: Belum Ada Laporan Kerusakan

Gempa tektonik bermagnitudo 4,8 mengguncang wilayah Banten dan sekitarnya. BMKG mencatat waktu kejadiannya pada Sabtu, 27 April 2024 pukul 15.27 WIB.

Baca Selengkapnya