BMKG: Kabut di Kota Semarang Bukan Asap Kebakaran Hutan

Reporter

Jumat, 23 Oktober 2015 20:46 WIB

Kebakaran di Gunung Lawu dilihat dari kawasan Perkebunan Teh Kemuning, Ngargoyoso, Karanganyar, Jawa Tengah, 25 Agustus 2015. ANTARA/Maulana Surya

TEMPO.CO, Semarang - Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Stasiun Pemantauan Semarang Reni Kraningtyas menyatakan kabut mirip asap yang muncul di Kota Semarang pada Jumat, 23 Oktober petang, dipastikan bukan asap kebakaran hutan. Kabut yang menyelimuti sebagian Kota Semarang itu merupakan fenomena adveksi yang bisa terjadi satu atau dua hari ketika massa udara basah dan massa udara kering bertemu.

"Sekarang itu ada perambatan massa uap air kering atau massa udara panas secara horizontal dalam skala besar. Itu dari Samudera Hindia ke utara. Kemudian massa udara basah dari arah utara sekitar Kalimantan dan Laut Jawa menuju selatan dan bertemu di Pulau Jawa," katanya.

Menurut Reni, adveksi adalah pertemuan massa udara basah dan kering sehingga membentuk bidang batas di Pulau Jawa. Hal itu membentuk kondisi cuaca seperti kabut.
"Jadi, pertemuan massa udara basah dan kering mengakibatkan kondisi cuaca berkabut," ujarnya.

Saat gambar citra satelit Himawari 8 WV (Water Vapor) Enhanced ditunjukkan, tampak udara basah ditandai warna biru di Laut Jawa, Sumatera, dan Kalimantan, kemudian udara kering di Samudera Hindia dengan warna merah tua. Dua warna tersebut membentuk batas di Pulau Jawa.

Fenomena alam itu juga terjadi di Jakarta dan Bandung. Reni mengatakan fenomena adveksi itu akan berlangsung selama satu-dua hari.

BMKG memastikan kabut itu bukan asap dari Kalimantan atau Sumatera. Menurut dia, kebakaran hutan di dua pulau besar tersebut tidak sampai ke Pulau Jawa. Maksimal hanya menutupi sebagian perairan di Laut Jawa.

"Kesimpulannya, kabut ini bukan asap Gunung Lawu karena kebakarannya kecil," katanya.

Kabut tipis sempat menyelimuti wilayah Kota Semarang pada Jumat siang, 23 Oktober 2015, sekitar pukul 14.00 WIB. Munculnya kabut tipis yang terlihat semakin pekat itu dirasakan warga saat berada di Jalan Pahlawan, Ahmad Yani, Menteri Supeno, dan sekitarnya.

EDI FAISOL

Berita terkait

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

7 jam lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

15 jam lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

18 jam lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

21 jam lalu

Cara BMKG Memantau Bahaya Tsunami Gunung Ruang yang Masih Berstatus Awas

BMKG mengawasi kondisi muka air di sekitar pulau Gunung Ruang secara ketat. Antisipasi jika muncul tsunami akibat luruhan erups.

Baca Selengkapnya

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

1 hari lalu

Hari Pertama Mei 2024, BMKG Perkirakan Sebagian Jakarta Hujan Saat Siang

Jakarta diprediksi cenderung berawan hari ini, Rabu, 1 Mei 2024. Sejumlah wilayah berpeluang hujan siang nanti.

Baca Selengkapnya

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

1 hari lalu

Gempa Bumi M5,5 Mengguncang Wilayah Maluku Utara, Terasa di Halmahera Barat dan Ternate

BMKG mencatat kejadian gempa bumi dengan kekuatan M5,5 di wilayah Maluku Utara. Pusat gempa di laut, dipicu deformasi batuan Lempeng Laut Maluku.

Baca Selengkapnya

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

1 hari lalu

Potensi Bahaya Gempa Deformasi Batuan Dalam, Ahli ITB: Lokasi Dekat Daratan

Lokasi sumber gempa lebih dekat dengan daratan sehingga potensi untuk merusak lebih besar

Baca Selengkapnya

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

1 hari lalu

Intensitas Gempa di Jawa Barat Tinggi, BMKG Minta Masyarakat Adaptif dan Proaktif Mitigasi Bencana

Wilayah Garut, Cianjur, Tasikmalaya, Pangandaran dan Sukabumi memiliki sejarah kejadian gempa bumi yang sering terulang sejak tahun 1844.

Baca Selengkapnya

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

1 hari lalu

BMKG Minta Warga Waspada 5 Potensi Bencana Susulan Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi seperti yang terjadi di Garut, menurut BMKG sering disusul dengan bencana lainnya seperti tanah longsor, pohon tumbang, bahkan tsunami.

Baca Selengkapnya

BMKG Prakirakan Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan Tebal Hingga Hujan Ringan

1 hari lalu

BMKG Prakirakan Cuaca Jakarta Hari Ini Berawan Tebal Hingga Hujan Ringan

BMKG memprakirakan cuaca Jakarta hari ini, 30 April 2024, berawan tebal hingga hujan ringan.

Baca Selengkapnya