Tolak Tawaran LPSK, Tosan Pilih Pulang ke Lumajang

Reporter

Rabu, 14 Oktober 2015 09:08 WIB

Aktivis penolak tambang pasir Lumajang, Tosan (kanan) bersama istrinya Ati Hariati saat di temui petugas Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban di Rumah Sakit Saiful Anwar, Malang, Jawa Timur, 13 Oktober 2015. Setelah dinyatakan pulih oleh dokter, korban kekerasan penolak tambang pasir di desa Selok Awar-awar Lumajang tersebut hari ini boleh meninggalkan rumah sakit. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Lumajang - Tosan memilih pulang ke kampungnya di Desa Selok Awar-awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Selasa malam, 13 Oktober 2015. Sedianya, korban penganiayaan dan pengeroyokan gerombolan preman beking penambangan pasir ilegal di Pantai Watu Pecak ini akan ditempatkan di rumah aman (safe house) oleh Lembaga Perlindungan Saksi Korban (LPSK).

Tosan tiba di kampung halamannya pada Selasa, 13 Oktober 2015 sekitar pukul 22.30 WIB. Rekan Salim Kancil ini dibawa pulang ke Lumajang dan berada dalam perlindungan LPSK setelah dinyatakan pulih dari luka-luka akibat penganiayaan pada Sabtu, 26 September 2015 lalu. Tokoh masyarakat penolak tambang pasir di pesisiri Selatan Lumajang ini sempat menjalani perawatan selama 17 hari di Rumah Sakit Saiful Anwar, Kota Malang.

Setelah dinyatakan pulih, Tosan kemudian diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Ditemui TEMPO di rumahnya, Tosan sudah terlihat berjalan-jalan kecil di depan rumahnya. Tamu yang sebagian besar adalah warga desa setempat ini datang silih berganti ke rumah berdinding anyaman bambu. "Alhamdulillah sudah mulai membaik," kata Tosan di rumahnya, Rabu pagi, 14 Oktober 2015.

Tosan mengatakan sebenarnya dia sempat ditawari untuk tinggal di rumah aman oleh LPSK. Namun dia memilih untuk tinggal di rumahnya. Tosan belum bersedia bicara banyak ihwal kasus penganiayaan dan pengeroyokan yang dialaminya. "Tolong dihargai hak asasi saya," kata Tosan ketika menolak menjawab bagaimana rentetan peristiwa yang dia alami beberapa waktu lalu. Kendati menolak menceritakan bagaimana peristiwa pengeroyokan itu menimpanya, Tosan tidak tertutup ketika menemui tamu-tamunya. Sesekali dia menyelipkan cerita tentang peristiwa yang menimpanya itu.

Seperti diberitakan, Tosan dan Salim Kancil menjadi korban pengeroyokan dan penganiayaan puluhan orang pendukung tambang pasir di Pantai Watu Pecak. Tosan mengalami luka serius hingga harus menjalani operasi di RS Saiful Anwar Malang. Sedangkan Salim Kancil meregang nyawa dengan kondisi yang mengenaskan. Dalam kasus pengeroyokan dan penganiayaan ini, 24 orang menjadi tersangka. Kepala Desa Selok Awar-awar, Hariyono yang diduga menjadi aktor intelektual kasus ini juga menjadi tersangka. Hariyono juga menjadi tersangka dalam kasus ilegal mining di Desa Selok Awar-awar.

DAVID PRIYASIDHARTA


Baca juga:


Kisah Siti Asiyah Restui Anaknya Jadi Pastor
Tragedi Mina, Politikus PKB: Orang Masih Hidup Ditumpuk Mayat



Advertising
Advertising

Berita terkait

Mahasiswa Katolik Unpam Tangsel Jadi Korban Penganiayaan Saat Berdoa Rosario di Sebuah Rumah

3 menit lalu

Mahasiswa Katolik Unpam Tangsel Jadi Korban Penganiayaan Saat Berdoa Rosario di Sebuah Rumah

Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang Tangsel jadi sasaran penganiayaan saat berdoa rosario di sebuah rumah.

Baca Selengkapnya

Taruna STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Polisi Ungkap Penyebabnya

1 hari lalu

Taruna STIP Jakarta Tewas Dianiaya Senior, Polisi Ungkap Penyebabnya

Polisi mengungkap penyebab terjadinya penganiyaan di Kampus STIP Jakarta yang menyebabkan seorang taruna tewas.

Baca Selengkapnya

Jenazah Taruna STIP Jakarta Diterbangkan ke Bali Hari Ini

1 hari lalu

Jenazah Taruna STIP Jakarta Diterbangkan ke Bali Hari Ini

Jenazah Taruna STIP Jakarta korban penganiayaan seniornya akan diterbangkan ke kampung halamannya hari ini.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

1 hari lalu

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

Selain di Bekasi, kasus pembunuhan mayat dalam koper juga terjadi di Kuta, Bali

Baca Selengkapnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Senior Jadi Tersangka

1 hari lalu

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Senior Jadi Tersangka

Polisi menetapkan satu orang tersangka dalam kasus penganiayaan yang mengakibatkan tewasnya seorang taruna STIP Marunda

Baca Selengkapnya

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

1 hari lalu

Kepala RS Polri Ungkap Hasil Autopsi Jenazah Taruna STIP Korban Penganiayaan Senior

Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Putu Satria Ananta Rustika, 19 tahun, tewas diduga dianiaya seniornya di toilet

Baca Selengkapnya

CCTV Rekam Rangkaian Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas

1 hari lalu

CCTV Rekam Rangkaian Taruna STIP Dianiaya Senior hingga Tewas

Polres Jakarta Utara telah menerima laporan polisi tentang tewasnya siswa tingkat satu di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP)

Baca Selengkapnya

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

17 hari lalu

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

Lahar dingin dari Gunung Semeru meningkatkan debot air daerah Sungai Regoyo di Lumajang. Warga sekitar mengungsi mandiri.

Baca Selengkapnya

Cerita di Balik Penemuan Jasad Pegawai Honorer Kementerian Terkubur di dalam Rumah di Bandung

19 hari lalu

Cerita di Balik Penemuan Jasad Pegawai Honorer Kementerian Terkubur di dalam Rumah di Bandung

Seorang pegawai honorer kementerian berusia 42 tahun dilaporkan hilang sejak 30 Maret 2024 lalu. Jasadnya ditemukan terkubur di dalam rumahnya.

Baca Selengkapnya

Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

19 hari lalu

Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru terus meningkat selama empat tahun terakhir. Badan Geologi menjelaskan sejumlah gejalanya.

Baca Selengkapnya