Kabut Asap, Mereka Ini Jadi Prioritas Kementerian Kesehatan

Reporter

Selasa, 13 Oktober 2015 04:09 WIB

Menteri Kesehatan Prof. Dr. dr. Nila F. Moeloek berbicara pada Sidang World Health Assembly (WHA) ke-68 di Kantor PBB Jenewa, Swiss, 19 Mei 2015. Foto DokKementrian Luar Negeri

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan terus berupaya meminimalisasi dampak kesehatan dari asap. Nina menyebutkan, Kementerian Kesehatan fokus pada bahaya asap bagi kesehatan serta mengurangi risiko kepada bayi, ibu hamil, orang tua yang berisiko tinggi, dan orang dengan penyakit asma dan paru-paru kronis.

“Kami menyiapkan layanan kesehatan 24 jam, berkoordinasi dengan lintas sektor maupun jajaran kesehatan di tingkat provinsi, kabupaten, dan kota,” ujar Nila di kantor Kemenkopolhukam, pada Senin, 12 Oktober 2015.

Pemerintah kata dia, telah mengirimkan tambahan poster, leaflet, film untuk disiarkan baik di televisi lokal maupun radio lokal, dan mengirimkan mobil unit kesehatan keliling. Untuk mengurangi dampak asap bagi anak-anak, pemerintah membentuk tim terpadu melaksanakan pendampingan ke provinsi dan kabupaten yang terpapar kabut asap.

Baca juga:
Sudirman Said Bantah Ada Perpanjangan Kontrak Freeport
Kasus Salim Kancil, Kepala Desa Akui Beri 'Sogokan' Polisi

Untuk logistik kesehatan berupa obat, oksigen, masker, dan paket gizi, Nila mengatakan sudah didistribusikan ke daerah sebanyak 30,8 ton. Selain itu juga dokter spesialis paru, mata, anak, penyakit dalam, dan perawat ahli dari RSUP Vertikal Kementerian Kesehatan juga sudah dikerahkan ke dinas kesehatan provinsi terdampak.

Secara lebih rinci, Kementerian Kesehatan tanggal 9 Oktober lalu mengirim sepuluh orang dokter ahli ke Provinsi Riau dari RSUP Medan dan Fatmawati Jakarta. Kemudian sepuluh orang dokter ahli dari Rumah Sakit Persahabatan Jakarta dan Hasan Sadikin Bandung telah diterjunkan ke Provinsi Jambi. Selain itu juga Provinsi Sumatera Selatan dan Kalimantan Tengah mendapatkan masing-masing sepuluh dokter ahli untuk membantu penanganan dampak asap bagi masyarakat yang terpapar.

Simak juga:
Muhaimin Iskandar Minta Kader PKB Belajar dari Mario Teguh
Malaysia Ajari Indonesia Tanggulangi Kebakaran Hutan

Penambahan bantuan masker juga dilakukan pemerintah pada 6 Oktober 2015. Di Provinsi Riau, ada penambahan masker biasa sebanyak 500 ribu dan masker N95 sebanyak 8.500. Untuk Provinsi Jambi ditambahkan 200 ribu masker biasa dan 1.000 masker N95. Sedangkan di Provinsi Sumatera Selatan hanya ditambahkan 200 ribu masker biasa tanpa masker N95. Provinsi Kalimantan Barat dan Selatan masing-masing didistribusikan masker biasa sebanyak 100 ribu.

Nina menjelaskan, maksud dari masker itu adalah untuk menahan partikel-partikel untuk tidak masuk ke dalam rongga penapasan. Masker ini memang tujuannya sebagai masker kesehatan yang memang mempunyai pori-pori yang cukup besar, sehingga udara itu masih masuk tapi bisa menahan partikel dari kebakaran hutan. Namun untuk masuknya oksigen itu agak terhambat dengan masker N95 meskipun partikel yang di bawah 10 mikron bisa ditahan. "Akan tetapi pemakaiannya harus dibuka setiap delapan jam kurang-lebih,” kata Nila.

DANANG FIRMANTO

Berita terkait

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

21 jam lalu

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

Presiden Jokowi menyoroti urgensi peningkatan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Apa pesan untuk pemimpin baru?

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

5 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

8 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

10 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

14 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

14 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

24 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

41 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

42 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Astra Gandeng Raline Shah Sebagai Juri Tamu di 15th SATU Indonesia Awards 2024

54 hari lalu

Astra Gandeng Raline Shah Sebagai Juri Tamu di 15th SATU Indonesia Awards 2024

Pendaftaran SATU Indonesia Awards dibuka mulai 4 Maret - 4 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya