Bencana Kabut Asap, Pemerintah Impor 60.000 Masker N95

Reporter

Rabu, 7 Oktober 2015 16:10 WIB

Masker P2/N95. Directindustry.de

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Penanggulangan Krisis, Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto membenarkan bahwa persediaan masker biasa maupun N95 semakin sulit beredar di pasaran Indonesia. “Sekarang ini posisi di pasar tidak ada. Masker biasapun susah, jadi apalagi masker yang N95,” kata Achmad kepada Tempo di kantornya pada Rabu, 7 Oktober 2015.

Pemerintah telah memesan puluhan ribu masker untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di wilayah bencana kabut asap. Masker tersebut akan tiba ke Indonesia dalam waktu dekat berdasarkan informasi dari distributor.

“Minggu depan. Kami kan ada barang ada uang. Rekanannya Kementerian Kesehatan pasti yang paling top, bukan kedai yang ecek-ecek,” ujarnya.

Jumlah masker N95 yang dibutuhkan sekitar 60.000 masker. "Ini akan siap kalau memang dari awal musim kemarau kami sudah siap semua. Tapi karena kami nggak menyiapkan, dari sekarang ya semua orang butuh, nyarinya susah.”

Achmad mengatakan harga per unit masker N95 sekitar Rp 30 – 40 ribu. Masker apapun, kata dia, lebih bagus dibandingkan tidak memakai masker. Masker yang biasa hanya mampu menahan partikel di atas 10 mikron. Tetapi untuk partikel debu di bawah 10 mikron tidak akan bisa ditahan dan harus menggunakan masker seperti jenis N95.

Achmad menjelaskan bahwa masker N95 itu berbahan padat dan jika dipakai terasa sesak. Namun demikian, kata Achmad masker N95 tersebut didesain tidak untuk mengatasi kebakaran. “N95 itu didesain untuk mengatasi sebaran penyakit di bawah 10 mikron, seperti mengatasi virus flu burung.”

Masyarakat yang terpapar asap jarang yang memakai masker N95. “Sekarang karena persepsi masyarakat yang salah, punya N95 dikasihkan semua, tidak ada yang memakai karena pengap. Orang dikasih masker biasa saja nggak dipakai,” ujar Ahmad.

Menurut Achmad yang terpenting bukan persoalan memakai masker melainkan pengurangan risiko bencana. “Batasi dengan cara tidak keluar rumah. Itu salah satu sebabnya, begitu Indeks Standar Pencemar Udara di atas 150 kami merekomendasikan semua sekolah untuk diliburkan. Tujuannya biar anak itu di rumah.”

DANANG FIRMANTO

Berita terkait

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

17 jam lalu

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

Presiden Jokowi menyoroti urgensi peningkatan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Apa pesan untuk pemimpin baru?

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

5 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

8 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

10 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

14 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

14 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

24 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

41 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

42 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

7 Maret 2024

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.

Baca Selengkapnya