Sejumlah Becak motor pengangkut sampah baru terparkir rapih di Tangerang, Banten, 16 Desember 2014. Pemerintah kota Tangerang mendatangkan 139 becak motor pengankut sampah untuk atasi permasalahan sampah di kota Tangerang. TEMPO/Marifka Wahyu Hidayat.
TEMPO.CO, Tangerang - Wali Kota Tangerang Arief Rachadiono Wismansyah menjadi narasumber dalam acara Climate Week yang diadakan Kementerian Lingkungan Hidup bekerja sama dengan United Nations Development Programme (UNDP), kemarin.
Arief menyoroti isu pengelolaan lingkungan di Kota Tangerang melalui program 1.000 Bank Sampah. "Tahun 2008, kami masuk kota terkotor kedua se-Indonesia, namun melalui kerja sama semua pihak kami sampai saat ini sudah dua kali meraih Adipura Kencana," kata Arief, di hadapan ratusan peserta yang berasal dari praktisi lingkungan dan perwakilan pemerintah daerah.
Arief mengatakan kepada Tempo, Rabu, 7 Oktober 2015, bahwa pihaknya menjelaskan kunci keberhasilan Kota Tangerang dalam pengelolaan lingkungan bertumpu pada keterlibatan masyarakat dalam menjalankan program zero waste system melalui pembentukan bank-bank sampah yang sampai saat ini berjumlah 350 buah.
Arief mengatakan bagaimana mengurangi sampah langsung dari sumbernya sehingga sampah yang diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA) tinggal residunya saja. Cukup dengan menabung sampah di bank sampah, masyarakat sudah tidak perlu mengeluarkan uang buat bayar listrik.
Ditambahkannya, kebijakan pengurangan sampah langsung dari sumbernya juga berimplikasi dengan berkurangnya volume sampah yang masuk ke TPA, sehingga tidak mengherankan jika TPA Rawa Kucing yang dimiliki Kota Tangerang saat ini terlihat lebih indah dan hijau.
"Kami menyebut TPA bukan lagi tempat pembuangan akhir, tapi taman pengolahan akhir, karena memang di TPA kami dilengkapi juga dengan berbagai taman, bahkan lapangan bola dan danau yang banyak dikunjungi anak-anak sekolah untuk belajar pengelolaan sampah," kata Arief berpromosi.
Climate Week merupakan kegiatan tahunan yang diadakan untuk membahas isu global terkait dengan kebijakan pemerintah dalam menghadapi perubahan iklim dunia. Dalam kegiatan tersebut juga diisi dengan berbagai acara yang terdiri dari seminar, lokakarya, dialog, expo, dan kunjungan lapangan dengan mengangkat tema “Building Climate Change Resilience at Regional, National and Local Level”.
Kegiatan ini melibatkan berbagai pihak dari pengambil kebijakan, akademikus, praktisi, dan masyarakat yang turun langsung dalam upaya membangun ketahanan iklim di berbagai level.