Polisi Disebut Biarkan Konflik Tambang Pasir Lumajang Sejak 2010

Reporter

Editor

Agung Sedayu

Selasa, 6 Oktober 2015 03:59 WIB

Puluhan warga dan mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Pekalongan Menggungat melakukan aksi solidaritas terhadap kasus pembunuhan petani penolak tambang pasir di Lumajang bernama Salim Kancil di Pekalongan, Jawa Tengah, 30 September 2015. ANTARA FOTO

TEMPO.CO , Jakarta:Manajer Kebijakan dan Pembelaan Hukum Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Munhur Satyahaprabu menyatakan bahwa konflik tambang pasir di Kabupaten Lumajang sudah berlangsung sejak tahun 2010. Semestinya polisi sudah bisa memprediksi konflik yang menyebabkan terbunuhnya Salim Kancil itu sejak dulu. "Kelalaian kepolisian tidak hanya terjadi pada tanggal 9 September lalu," kata Munhur, Senin, 5 Oktober 2015.

Menurut Munhur, konflik terjadi sejak tahun 2010 ketika surveyor PT IMMS ditolak warga di kecamatan Yosowilangan, Kabupaten Lumajang. Penolakan warga muncul karena pertambangan merusak lingkungan dan sumber pencarian sebagai petani. Selain itu, pertambangan di Kabupaten Lumajang terbukti merugikan keuangan negara dan menelan korban jiwa. (Lihat video Kasus Pembunuhan Salim Kancil Terindikasi Melanggar Hak Asasi, Polisi: Kades Dalang Pembunuhan Salim Kancil)



Namun, masih menurut Munhur, investigasi di lapangan hanya menyisir orang di sekitar kepala desa saja. Bukan melihat siapa penikmat dari tambang pasir besi ini. Munhur menduga ada keterlibatan aktor intelektual yang turut serta merasakan hasil tambang itu, termasuk pemilik modal. Terlebih, PT IMMS perusahaan yang mempunyai konsesi terbesar di Lumajang. "Modus kejahatannya adalah dia punya konsesi tapi tidak mempunyai smelter," katanya.

Munhur menduga bahwa pembiaran yang terjadi selama bertahun-tahun itu terjadi karena ada kerjasama antara kepala desa dan aparatur penegak hukum. "Tidak mungkin kepolisian tingkat kecamatan tidak mengetahui adanya aktivitas pertambangan ini, yang mana setiap kecamatan setiap bulannya bisa meraup keuntungan hingga Rp 2,7 miliar," Munhur menjelaskan.

Sebelumnya, penganiayaan terhadap Salim Kancil dan Tosan terjadi, pada September lalu. Para aktivis penolak tambang pasir yang dipimpin Tosan dan Salim Kancil mendatangi Polres Lumajang untuk melapor ancaman pembunuhan dan meminta perlindungan. Namun polisi tidak mengindahkan laporan itu hingga akhirnya puluhan orang menganiaya Salim dan Tosan. Akibatnya, Salim meninggal dan Tosan terluka parah. .

LARISSA HUDA



Baca juga:
Omar Dani: CIA Terlibat G30S 1965 dan Soeharto yang Dipakai

Kisah Salim Kancil Disika, Disetrum, TakTewas: Inilah 3 Keanehan

Advertising
Advertising

Berita terkait

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

16 jam lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

3 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

5 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

8 hari lalu

Sungai Meluap Akibat Lahar Dingin Gunung Semeru, 32 Keluarga di Lumajang Mengungsi

Lahar dingin dari Gunung Semeru meningkatkan debot air daerah Sungai Regoyo di Lumajang. Warga sekitar mengungsi mandiri.

Baca Selengkapnya

Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

11 hari lalu

Letusan dan Awan Panas Gunung Semeru Terus Meningkat Sejak 2021, Ini Penjelasan Badan Geologi

Aktivitas vulkanik Gunung Semeru terus meningkat selama empat tahun terakhir. Badan Geologi menjelaskan sejumlah gejalanya.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

21 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

22 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

22 hari lalu

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

Pergerakan saham PT Timah Tbk. atau TINS terpantau berfluktuatif usai terkuaknya kasus korupsi tata niaga timah di wilayah IUP. Begini analisisnya.

Baca Selengkapnya

Kasus Harvey Moeis Korupsi Timah, Peran Lobi-Lobi hingga Membeli Barang Mewah Miliaran

23 hari lalu

Kasus Harvey Moeis Korupsi Timah, Peran Lobi-Lobi hingga Membeli Barang Mewah Miliaran

Pada Kamis, 4 April 2024, istri Harvey Moeis, selebriti Sandra Dewi mendatangi Kejaksaan Agung untuk menjalani pemeriksaan sebagai saksi

Baca Selengkapnya

Istana Buka Suara soal Luhut Disebut Tak Setuju Revisi PP Minerba Usul Bahlil

24 hari lalu

Istana Buka Suara soal Luhut Disebut Tak Setuju Revisi PP Minerba Usul Bahlil

Menteri Sekretaris Negara Pratikno tak menampik soal posisi Luhut yang tidak setuju.

Baca Selengkapnya