Bermasalah, 25 Perguruan Tinggi Swasta Nonaktif di Sumatera Utara  

Reporter

Jumat, 2 Oktober 2015 14:53 WIB

Menristek Dikti Mohamad Nasir. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Koordinator Kopertis Wilayah I Sumatera Utara Dian Armanto mengatakan terdapat 25 perguruan tinggi swasta yang berstatus nonaktif di wilayahnya. “Memang ada 25 perguruan tinggi swasta yang nonaktif dari total 273 perguruan tinggi swasta di wilayah kami,” katanya di Auditorium Universitas Negeri Medan, Kamis, 1 Oktober 2015.

Ia mengatakan ada banyak alasan perguruan tinggi ini dinyatakan nonaktif. Ada yang bermasalah tentang kepemilikan yayasannya, ada pula yang sarananya yang tidak memadai. “Tapi yang paling banyak karena rasio guru dan muridnya tidak seimbang,” katanya.

Menurut Dian, ada beberapa kampus swasta di wilayahnya yang satu kampus hanya memiliki enam dosen saja, sehingga mahasiswa di kelas jarang mendapat pengajaran lantaran dosen sering tidak hadir. Dan lagi, kampus itu tidak memiliki dosen tetap sehingga pengajaran kepada mahasiswa tidak bisa diberikan secara intens. Dengan status itu, universitas tidak boleh menerima mahasiswa baru dahulu sebelum melakukan perbaikan tentang mutu dan pelayanannya. “Kami akan tunggu perkembangannya sampai Januari nanti,” katanya.

Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi Mohamad Nasir mengakui masalah seperti itu terjadi di lapangan, menurutnya, banyak dosen yang berstatus tidak tetap lantaran rasionya dengan murid tidak seimbang. Alhasil banyak mahasiswa yang terlantar dan tidak mendapatkan pengajaran dari para dosen.

Untuk menanggulangi masalah itu, Nasir mengatakan sudah mengeluarkan Peraturan Menteri Nomor 26 Tahun 2015 yang mengatakan rektor perguruan tinggi swasta dan perguruan tinggi negeri boleh mengangkat dosen yang berkualifikasi untuk mengajar di kampusnya. Para dosen ini bisa merupakan akademikus yang sudah pensiun, dan atau orang profesional yang juga sudah pensiun. “Syarat mereka, yang penting sehat dan masih bisa mengajar,” katanya.

Nasir mengatakan hal itu bisa dilakukan dengan menambah batas umur pensiun mereka. Bila dia dosen biasa dan bukan guru besar, batas umur pensiun yang seharusnya 65 tahun, bisa ditambah hingga 70 tahun. “Sedangkan bagi guru besar, yang batas umur pensiunnya 70 tahun, dengan aturan itu masih boleh mengajar hingga umur 75 tahun,” katanya. Mereka akan diberikan nomor induk pegawai khusus.

“Aturan ini, diharapkan bisa membuat rasio antara guru dan murid di perguruan tinggi negeri dan swasta lebih baik,” katanya.

MITRA TARIGAN

Berita terkait

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

1 hari lalu

Mahasiswa Irlandia Berkemah di Trinity College Dublin untuk Protes Pro-Palestina

Mahasiswa Irlandia mendirikan perkemahan di Trinity College Dublin untuk memprotes serangan Israel di Gaza.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

2 hari lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

2 hari lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

2 hari lalu

Polisi Philadelphia Tolak Permintaan Kampus UPenn untuk Serbu Demo Dukung Palestina

Kepolisian Philadelphia menolak permintaan Universitas Pennsylvania untuk membubarkan paksa perkemahan mahasiswa pendukung demo Palestina

Baca Selengkapnya

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

3 hari lalu

Universitas Sciences Po Prancis Tolak Tuntutan Mahasiswa untuk Putus Hubungan dengan Israel

Universitas Sciences Po di Paris menolak tuntutan mahasiswa untuk memutus hubungan dengan universitas-universitas Israel.

Baca Selengkapnya

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

3 hari lalu

Brown Jadi Universitas AS Pertama yang Pertimbangkan Divestasi dari Israel

Pengunjuk rasa pro-Palestina dan anti-Israel membersihkan perkemahan di kampus setelah mencapai kesepakatan dengan administrasi universitas Brown.

Baca Selengkapnya

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

8 hari lalu

USAID Kerja Sama dengan Unhas, ITB dan Binus

Program USAID ini untuk mempertemukan pimpinan universitas, mitra industri, dan pejabat pemerintah

Baca Selengkapnya

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

10 hari lalu

Polisi Prancis Bubarkan Unjuk Rasa Pro-Palestina di Universitas Sciences Po

Polisi Prancis membubarkan unjuk rasa pro-Palestina di Paris ketika protes-protes serupa sedang marak di Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

Mau Kuliah di Fakultas Hukum, Apa yang Sebaiknya Disiapkan?

11 hari lalu

Mau Kuliah di Fakultas Hukum, Apa yang Sebaiknya Disiapkan?

Berminat menjadi sarjana hukum, tentu saja harus kuliah di fakultas hukum. Berikut yang perlu disiapkan calon mahasiswa hukum.

Baca Selengkapnya

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

19 hari lalu

5 Kampus Kedokteran Terbaik di Indonesia Versi QS WUR by Subject 2024

QS World University Rankings atau QS WUR by Subject 2024 kembali menghadirkan daftar kampus dengan jurusan kedokteran terbaik di Indonesia.

Baca Selengkapnya