KNTI Tuntut Polisi Usut Tuntas Kasus Pembunuhan di Lumajang

Reporter

Selasa, 29 September 2015 10:58 WIB

Pertambangan pasir. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Malang - Para nelayan di Jawa Timur yang tergabung dalam Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia (KNTI) Jawa Timur menuntut polisi mengusut tuntas kasus penganiayaan dan pembunuhan terhadap petani anti-tambang di Desa Selok Awar Awar, Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang.

Koordinator KNTI Jawa Timur, Misbachul Munir, mengatakan dalang dari aksi premanisme yang menewaskan Salim alias Kancil dan menyebabkan Tosan kritis harus diungkap secara tuntas. Aksi premanisme yang dialami Salim dan Tosan, yang menolak pertambangan di desanya, telah menambah panjang kekerasan terhadap petani dan nelayan.

"Petani dan nelayan selalu menjadi korban," kata Misbachul melalui siaran pers yang diterima Tempo, Selasa, 29 September 2015.

Misbachul menjelaskan pertambangan pasir besi di Desa Selok Awar Awar telah berlangsung sejak empat tahun lalu. Sejak saat itu pula pertambangan ditolak oleh warga, termasuk para petani. Namun warga justru mendapat intimidasi, teror, dan ancaman.

Polisi dan aparat penegak hukum tidak bergerak dan tidak melindungi para petani sampai terjadi aksi penganiayaan dan pembunuhan Sabtu, 26 September 2015. "Petani di Selok Awar Awar telah dirampas ruang hidupnya dan dicabut nyawanya secara paksa," ujar Misbachul.

Penambangan pasir besi di Lumajang, kata Misbachul, melanggar hukum, khususnya Putusan Mahkamah Konstitusi No.3/PUU-VII/2010 tentang uji materi Undang Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil.

Dalam putusan MK itu membatalkan hak pengusahaan perairan pesisir dan melarang praktek privatisasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil. Setiap orang dilarang menambang pasir pada wilayah yang secara ekologis, sosial, dan budaya menimbulkan kerusakan lingkungan dan pencemaran.

Itu sebabnya KNTI Jawa Timur mendesak agar penambangan pasir di Lumajang dan pesisir selatan Jawa ditutup. Aktivitas penambangan itu berpotensi merusak lingkungan dan kehidupan masyarakat pesisir. "Kawasan pesisir harus dipulihkan fungsinya sebagai kawasan produktif untuk masyarakat pesisir," ucap Misbachul.

Misbachul menegaskan KNTI Jawa Timur menuntut Pemerintah Provinsi Jawa Timur segera mengkaji ulang Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 6 Tahun 2012 tentang rencana kawasan zonasi dan pulau-pulau kecil.

Selain itu, KNTI Jawa Timur mengajak masyarakat untuk terus mengawasi penanganan kasus premanisme di Desa Awar Awar. Kepolisian harus mengusutnya hingga tuntas. KNTI Jawa Timur juga berharap kasus serupa tak terulang kembali. “Masih banyak daerah lain yang berjuang melawan pertambangan," tutur Misbachul.

EKO WIDIANTO

Berita terkait

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

19 jam lalu

Warga Panama Selenggarakan Pemilihan Umum

Warga Panama pada Minggu, 5 Mei 2024, berbondong-bondong memberikan hak suaranya dalam pemilihan umum untuk memilih presiden

Baca Selengkapnya

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

3 hari lalu

Harga Produk Pertambangan Masih Fluktuatif

Harga komoditas produk pertambangan yang dikenakan bea keluar fluktuatif, konsentrat tembaga dan seng masih naik pada periode Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

4 hari lalu

Bahlil Beri Sinyal Ormas Bisa Kelola Izin Tambang, Aspebindo: Modal untuk Mandiri

Aspebindo mendukung rencana pemerintah membagikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

5 hari lalu

Rektor UPN Veteran Yogyakarta: Jumlah Pendaftar Prodi Teknik Pertambangan Naik 3 Kali Lipat

Rektor UPN Veteran Yogyakarta Irhas Effendi menyebut ada fenomena cukup menarik dari para peserta UTBK SNBT 2024 di kampusnya.

Baca Selengkapnya

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

9 hari lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

11 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

13 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

30 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

30 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

30 hari lalu

Ramai soal Korupsi Timah Rp 271 Triliun, Begini Fluktuasi Saham TINS dan Analisisnya

Pergerakan saham PT Timah Tbk. atau TINS terpantau berfluktuatif usai terkuaknya kasus korupsi tata niaga timah di wilayah IUP. Begini analisisnya.

Baca Selengkapnya