Tak Diserang Kabut Asap, Kualitas Udara di Cilacap Memburuk

Reporter

Editor

Raihul Fadjri

Selasa, 15 September 2015 20:35 WIB

REUTERS/Siphiwe Sibeko

TEMPO.CO, Cilacap - Cilacap jauh dari serbuan kabut asap hasil pembakaran lahan di Sumatera dan Kalimantan, tapi kualitas udara di Cilacap, Jawa Tengah, menurun belakangan ini. Penyebabnya, musim kemarau yang berkepanjangan, banyaknya proyek perbaikan jalan yang menggunakan pembetonan, dan operasional sejumlah pabrik.

“Bahkan, polusi yang ada jauh lebih tinggi dibanding emisi gas buang kendaraan,” ujar Kepala Bidang Pengendalian Pencemaran Lingkungan Badan Lingkungan Hidup (BLH) Kabupaten Cilacap, Hartono, Selasa, 15 September 2015.

Pencemaran udara itu berasal dari debu sebagai dampak proyek peningkatan jalan dan operasional pabrik. Partikel debu juga dapat mengganggu jarak pandang dan menjadikan berbagai reaksi kimia di udara.

“Kami menghimbau kepada pihak terkait untuk meminimalisir dampak polusi debu. Misalnya dengan melakukan penyiraman secara berkala,” katanya.

Menurut Hartono, BLH Cilacap telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pengelolaan lingkungan hidup. Tapi upaya itu hanya sebatas melalui pemantauan kualitas udara. “Salah satunya rutin menggelar cek emisi kendaraan,” ujar Hartono.

Dari pantauan Tempo, warga Desa Tritih Lor dan Jeruklegi Wetan, Kecamatan Jeruklegi, Kabupaten Cilacap, mengeluhkan tingginya polusi debu seiring dengan proyek peningkatan Jalan Raya Jeruklegi yang tengah berlangsung. Beberapa di antaranya bahkan mengaku sempat mengalami gejala infeksi saluran pernapasan ringan.

Sejumlah ruas jalan lain di wilayah Cilacap saat ini tengah berlangsung proyek perbaikan jalan yang mengakibatkan pencemaran debu. Di antaranya di ruas Jalan Soekarno–Hatta, Kesugihan, dan Kroya. Akibat polusi itu dapat teratasi setelah penduduk mendapat pengobatan dari petugas kesehatan setempat.

“Sesak napas, apalagi kalau siang hari,” kata Sumaryono, 45 tahun, warga Desa Tritih.

Pencemaran lain juga dikeluhkan warga Desa Karangkandri, Kecamatan Kesugihan, sebagai dampak dari operasional pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di wilayah tersebut. “Teras rumah menjadi hitam penuh debu dari PLTU,” kata Sugriyanto, warga Desa Karangkandri.

ARIS ANDRIANTO

Berita terkait

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

24 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Limbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka

42 hari lalu

Limbah Tambak Udang Cemari Taman Nasional Karimunjawa, KLHK Tetapkan 4 Tersangka

Gakkum KLHK menetapkan empat tersangka pencemaran lingkungan di Taman Nasional Karimunjawa. Kejahatan terkait limbah ilegal dari tambak udang.

Baca Selengkapnya

Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

14 Januari 2024

Pencemaran Lingkungan di Area Tambang Minyak, Guru Besar ITS Rekomendasikan Ini

Peningkatan aktivitas industri pertambangan menimbulkan risiko terjadinya pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sagu Disebut Bisa Jadi Bahan Pembalut dan Popok Ramah Lingkungan

12 November 2023

Sagu Disebut Bisa Jadi Bahan Pembalut dan Popok Ramah Lingkungan

Sampah pembalut dan popok dikenal kerap menjadi masalah. Sagu disebut-sebut bisa membuat dua benda itu ramah lingkungan

Baca Selengkapnya

Diduga Mencemari Lingkungan, PT GSA Dilaporkan ke Ombudsman

10 Oktober 2023

Diduga Mencemari Lingkungan, PT GSA Dilaporkan ke Ombudsman

Pabrik pengolahan jagung PT Global Solid Agrindo (PT GSA) dilaporkan warga ke Ombudsman karena diduga mencemari lingkungan.

Baca Selengkapnya

Besok Bersih Pantai Cibutun Loji Sukabumi, Begini Respons Pandawara Group Setelah Viral

5 Oktober 2023

Besok Bersih Pantai Cibutun Loji Sukabumi, Begini Respons Pandawara Group Setelah Viral

Pandawara Group mengunggah video terbaru yang berisi permohonan maaf hingga memberi klarifikasi terkait tujuan bersihkan Pantai Cibutun Loji Sukabumi

Baca Selengkapnya

Warga Karimunjawa Tolak Tambak Udang karena Mencemari Lingkungan

29 September 2023

Warga Karimunjawa Tolak Tambak Udang karena Mencemari Lingkungan

Warga Karimunjawa, Kabupaten Jepara menolak keberadaan tambak udang yang diduga mencemari lingkungan.

Baca Selengkapnya

5 Dampak Polusi Udara Terhadap Kulit, Di Antaranya Memicu Stres Oksidatif

28 Agustus 2023

5 Dampak Polusi Udara Terhadap Kulit, Di Antaranya Memicu Stres Oksidatif

Paparan polusi udara secara terus menerus meningkatkan risiko perubahan pigmentasi kulit seperti hiperpigmentasi atau peningkatan produksi melanin. Hal ini menyebabkan timbulnya masalah bintik atau bercak gelap pada kulit.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Akan Kenakan Pajak Pencemaran Lingkungan, Begini Bunyi Pasal 206 PP Nomor 22 Tahun 2021

18 Agustus 2023

Pemerintah Akan Kenakan Pajak Pencemaran Lingkungan, Begini Bunyi Pasal 206 PP Nomor 22 Tahun 2021

Pemerintah berencana kenakan pajak pencemaran lingkungan. Hal ini tertuang dalam Pasal 206 Peraturan Pemerintah Nomor 22 tahun 2021. Begini bunyinya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 27 Juli Diperingati Sebagai Hari Sungai Nasional

27 Juli 2023

Kilas Balik 27 Juli Diperingati Sebagai Hari Sungai Nasional

Hari Sungai Nasional merupakan bentuk apresiasi dan dorongan untuk meningkatkan kesadaran pentingnya menjaga kebersihan dan kelestarian sungai.

Baca Selengkapnya