Mahasiswa Berdemo Tuntut Jokowi Tarik Militer dari Papua  

Reporter

Jumat, 4 September 2015 14:06 WIB

Seorang mahasiswa dari Aliansi Mahasiswa Papua berorasi saat menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Kota Malang, Jawa Timur, 24 Juni 2015. Dalam aksinya mereka menuntut pemerintah Indonesia untuk memberikan hak dan kebebasan menentukan nasib masyarakat Papua tanpa adanya intervensi dari militer serta menuntastan kejahatan kemanusiaan di tanah Papua. TEMPO/Aris Novia Hidayat

TEMPO.CO, Malang - Puluhan mahasiswa Papua yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Papua berunjuk rasa di Balai Kota Malang, Jumat, 4 September 2015. Mereka menuntut Presiden Joko Widodo untuk turun tangan mengusut tuntas kasus penembakan warga sipil oleh aparat militer. "Katanya negara hukum, usut dan adili pelaku penembakan rakyat Papua," ujar juru bicara aksi, Nhoten Suhuniap.

Tepat sepekan, dua warga sipil di Timika, Papua, tewas dan sejumlah warga terluka. Dua warga tewas terkena peluru, yakni Imanuel Mailmaur, 23 tahun, dan Yulianus Okoware, 23 tahun. Dua orang lainnya, yakni Marthinus Apokapo, 24 tahun, dan Marthinus Imapula, 25 tahun, terluka. Pelaku penembakan adalah aparat Tentara Nasional Indonesia (TNI), Jumat, 28 Agustus 2015.

Untuk itu mereka menuntut agar kekerasan dan penembakan tak kembali terulang. Selain itu, mereka juga mengecam penculikan dan penganiayaan warga sipil di Jayapura 27 Agustus 2015. Mereka juga menuntut presiden untuk menarik mundur militer dari Papua agar kekerasan tak kembali terjadi di tanah Papua.

"Telah terjadi pelanggaran HAM berat," ujarnya. Para demonstran mengklaim jumlah rakyat Papua yang terbunuh sejak 1 Mei 1963 mencapai 500 ribu jiwa. Sementara populasi etnis Melanesia atau Papua Melanosoid menurut BPS, katanya, pada 2015 sebanyak 1,7 juta jiwa dan non-Papua mencapai 2,3 juta jiwa.

Mereka juga menuntut dibuka kebebasan jurnalis untuk melakukan kerja jurnalistik di Papua. Sebab, selama ini jurnalis asing dipersulit untuk memberitakan tentang Papua. "Segera buka akses jurnalis internasional," ujarnya.

Dalam aksinya mereka membentangkan poster dan spanduk yang mengecam aksi militerisme dan kekerasan di Papua. Spanduk bertulis "Menentukan nasib sendiri adalah solusi", "Demokrasi bagi rakyat Papua", dan "Hentikan eksploitasi kekayaan alam Papua." Mereka juga tampak membentangkan bendera bintang kejora dan meneriakkan "Papua Merdeka."

"Undang-undang memberikan hak kepada kami untuk menyurakan pendapat di muka umum," ujarnya. Mereka mengklaim didukung seribuan mahasiswa Papua di Malang yang mendukung kemerdekaan West Papua. Aksi mahasiswa Papua dijaga puluhan aparat Kepolisian Resor Malang Kota. Mereka berjaga dan mengatur lalu lintas sampai aksi mahasiswa Papua selesai.

"Asal damai, tak anarkis, silakan, polisi akan menjaga," kata Wakil Kepala Kepolisian Resor Malang Kota Komisaris Dewa Putu Darmawan. Jumlah polisi yang diturunkan disesuaikan kebutuhan. Polisi juga menyiapkan skenario jika terjadi aksi kekerasan.

EKO WIDIANTO

Berita terkait

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

8 jam lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

23 jam lalu

Boyamin Saiman Sambangi KPK Minta Bantuan Mutasi PNS ke Nurul Ghufron

Boyamin Saiman menyambangi KPK hari ini untuk menyampaikan surat permohonan bantuan kepada Nurul Ghufron. Satire minta dibantu mutasi PNS.

Baca Selengkapnya

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

1 hari lalu

Jusuf Kalla Sebut Akar Konflik di Papua karena Salah Paham

Menurut Jusuf Kalla, pandangan masyarakat Papua seakan-akan Indonesia merampok Papua, mengambil kekayaan alamnya.

Baca Selengkapnya

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

5 hari lalu

Lebih dari Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Aparat Sebut Ada Kendala di Lapangan

Pemerintah masih terus mengupayakan pembebasan Pilot Susi Air, Philips Mark Mehrtens. Belum ada perkembangan signifikan.

Baca Selengkapnya

TNI Pastikan Tak Ada Perubahan Pendekatan di Papua usai Rakor dengan Menko Polhukam

6 hari lalu

TNI Pastikan Tak Ada Perubahan Pendekatan di Papua usai Rakor dengan Menko Polhukam

Kemenko Polhukam sebelumnya menggelar rapat koordinasi untuk membahas situasi terkini di Papua yang juga dihadiri oleh Panglima TNI.

Baca Selengkapnya

Kemenko Polhukam Bakal Kaji Istilah Kelompok Bersenjata di Papua

6 hari lalu

Kemenko Polhukam Bakal Kaji Istilah Kelompok Bersenjata di Papua

Kemenko Polhukam belum bisa memastikan apakah penyebutan OPM seperti yang dilakukan TNI akan dijadikan keputusan negara.

Baca Selengkapnya

Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

6 hari lalu

Menko Polhukam Rapat Koordinasi dengan Panglima TNI hingga Kapolri soal Situasi Papua, Ini yang Dibahas

Pertemuan itu dilakukan untuk membahas berbagai situasi terakhir di Papua.

Baca Selengkapnya

Koops Habema Tembak 2 Anggota TPNPB yang Serang Pos TNI di Nduga Papua

7 hari lalu

Koops Habema Tembak 2 Anggota TPNPB yang Serang Pos TNI di Nduga Papua

Koops Habema TNI menembak dua anggota TPNPB di Papua Pegunungan

Baca Selengkapnya

Polda Papua Belum Tangkap Pembunuh Bripda Oktovianus Buara, TPNPB Klaim Bertanggung Jawab

7 hari lalu

Polda Papua Belum Tangkap Pembunuh Bripda Oktovianus Buara, TPNPB Klaim Bertanggung Jawab

Polda Papua belum mampu menangkap pelaku pembunuhan terhadap Brigadir Dua Oktovianus Buara.

Baca Selengkapnya

Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

7 hari lalu

Bertemu Panglima TNI, Ketua Komnas HAM Sebut Tak Khusus Bahas Soal Papua

Pertemuan Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto dan Komnas HAM tidak secara khusus membahas konflik di Papua dan upaya penyelesaiannya.

Baca Selengkapnya