Rupiah Melemah, PHK Jatim Melonjak Hampir 3 Kali Lipat  

Reporter

Editor

Erwin prima

Kamis, 3 September 2015 05:24 WIB

Peserta aksi dari Solidaritas Para Pekerja Tambang Nasional menaburkan bunga pada makam saat berunjuk rasa memprotes PHK Massal di Tugu Proklamasi, Jakarta (02/01). TEMPO/Dasril Roszandi

TEMPO.CO, Surabaya: Dampak melemahnya nilai tukar rupiah dirasakan kalangan industri sejak sebelum dolar AS menembus angka Rp 14 ribu. Dinas Tenaga Kerja, Transmigrasi, dan Kependudukan Jawa Timur mencatat terjadi kenaikan pemutusan hubungan kerja (PHK) usai Lebaran 2015 yang lalu.

“Sebelum Lebaran kemarin jumlah PHK sekitar 1.275 orang. Setelah Lebaran sampai akhir Agustus lalu menjadi 3.400-an orang,” kata Kepala Disnakertransduk Jawa Timur Sukardo di Balai Pemuda, Rabu, 2 September 2015.

Sukardo mengatakan kenaikan angka PHK itu merupakan dampak dari melemahnya nilai tukar rupiah. Hal itu diperberat dengan tuntutan kenaikan Upah Minimum Kota (UMK) kabupaten/kota di Jatim oleh buruh. “Kondisi di ring I bahkan nilai UMK per bulan Rp 2,7 juta lebih. Tentu dari perusahaan kadang-kadang merasa berat,” katanya.

Akibat kenaikan UMK yang terjadi tiap tahun itu, kata dia, sebagian perusahaan meminta penangguhan. Sejumlah perusahaan memindahkan pabriknya ke lokasi di kabupaten/kota yang memiliki nilai UMK lebih rendah.

“Contohnya Gresik dan Lamongan, selisih UMK-nya sampai Rp 1,4 juta. Akhirnya pabrik dari Gresik geser ke Lamongan. Begitu juga dengan Mojokerto, akhirnya banyak pabrik yang pindah ke Jombang atau Nganjuk,” ujarnya.

Tak sedikit pula perusahaan yang akhirnya kolaps karena kesulitan perekonomian. Sukardo menyebutkan, terdapat kenaikan jumlah perusahaan yang gulung tikar tahun ini. Tahun 2014 lalu, ada 58 perusahaan besar yang tutup. “Sekarang ada 156 perusahaan, meskipun dari sisi jumlah PHK relatif tertahan. Sebagian besar perusahaan yang tutup dari industri elektronik,” tuturnya.

Pemerintah provinsi berharap ada solusi antara kedua belah pihak, pengusaha dan buruh, untuk menghadapi permasalahan ini. “Kami berharap serikat buruh untuk mengerti dengan kondisi seperti ini. Jangan menuntut berlebihan, nanti makin banyak perusahaan yang tutup dan akhirnya terjadi PHK,” ujarnya.

Sementara itu, Wakil Ketua Asosasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jatim Heribertus Gunawan enggan menyebutkan jumlah pasti pekerja yang di-PHK maupun perusahaan anggotanya yang kolaps. “Kami tidak ingin berpolemik dengan serikat pekerja dan pemerintah. Yang penting cooling down dan mencoba menyelesaikan dengan tripartid saja dulu,” katanya saat dihubungi Tempo.

Heribertus menambahkan, pengusaha tengah berusaha agar tidak terjadi PHK secara besar-besaran. “Teman-teman di Apindo mengajak pekerja untuk berunding bersama untuk memahami kondisi perekonomian yang berdampak pada dunia usaha. Kami ini juga dibebani regulasi pajak dan bunga bank. Pekerja kan tidak tahu,” tuturnya.

ARTIKA RACHMI FARMITA

Berita terkait

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

5 hari lalu

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

6 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

7 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Apindo Sebut Keputusan MK dalam Sengketa Pilpres Berdampak Positif bagi Investasi dan Dunia Usaha

7 hari lalu

Apindo Sebut Keputusan MK dalam Sengketa Pilpres Berdampak Positif bagi Investasi dan Dunia Usaha

Asosiasi Pangusaha Indonesia atau Apindo merespons soal keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) menolak seluruh gugatan dalam sengketa Pilpres.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

7 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Shinta Kamdani menilai melemahnya nilai tukar rupiah berdampak pada penurunan confidence ekspansi usaha di sektor manufaktur nasional.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

7 hari lalu

Terpopuler: Tim Kereta Cepat Jakarta-Surabaya Segera Dibentuk, AirAsia Tebar Promo Tiket 28 Rute Internasional Mulai Kemarin

Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Indonesia dan Tiongkok telah sepakat untuk membentuk tim ihwal penggarapan proyek Kereta Cepat Jakarta-Surabaya.

Baca Selengkapnya

Kisruh Google Lakukan PHK yang Diprotes Tentang Kerjasama yang Dukung Israel, Pekerja Buka Suara

8 hari lalu

Kisruh Google Lakukan PHK yang Diprotes Tentang Kerjasama yang Dukung Israel, Pekerja Buka Suara

Salah satu karyawan Google pun buka suara terkait PHK yang dilakukan Google terhadap 28 karyawan.

Baca Selengkapnya

Perusahaan Lakukan PHK Karyawan, Simak Ketentuan Hak dan Kewajiban yang Harus Ditaati

8 hari lalu

Perusahaan Lakukan PHK Karyawan, Simak Ketentuan Hak dan Kewajiban yang Harus Ditaati

Perusahaan yang melakukan PHK perlu memperhatikan beberapa ketentuan mengenai hak dan kewajibannya terhadap karyawan.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

11 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Alasan Tesla, Google, dan Amazon Kembali PHK Karyawan

11 hari lalu

Alasan Tesla, Google, dan Amazon Kembali PHK Karyawan

Raksasa teknologi Tesla, Google, dan Amazon melakukan PHK karyawan. Apa alasannya?

Baca Selengkapnya