Jokowi Mendengar Curhat Ojek dan Sopir Go-Jek di Istana

Reporter

Rabu, 2 September 2015 07:11 WIB

Sejumlah sopir angkutan umum, kenek dan pengendara ojek, ikut mengantre saat makan siang bersama presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta, 1 September 2015. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Jamuan makan siang Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Selasa, 1 September 2015 cukup istimewa. Kali ini pesertanya bukan pejabat atau tamu negara. Yang menginjakkan kaki ke Istana kali ini dari kalangan jelata: sopir mikrolet, pengemudi ojek, dan pengemudi layanan ojek online yang tengah naik daun, Go-Jek.

Tak ayal, acara ini menjadi tempat curhat tetamu yang hadir dengan atribut lengkap seragam khas mereka masing-masing. Sanuri, seorang pengemudi ojek pangkalan, menumpahkan unek-uneknya bahwa kini pendapatannya menurun sejak datangnya ojek online. “Tadinya mendapat Rp 100 ribu, sekarang cuma Rp 30 ribu. Kan kami jadi susah,” kata pengemudi ojek yang biasa mangkal di Cempaka Putih, Jakarta Pusat, itu.

Dia juga mengeluhkan larangan sepeda motor melintas di ruas Jalan Sudirman sampai Muhammad Husni Thamrin, Jakarta Pusat. Peraturan itu, menurut dia, menyulitkan para pengendara sepeda motor dan membuat banyak pelanggannya tak lagi menggunakan ojek.

Giliran Suryadi, pengemudi ojek online Go-Jek, yang mendapat giliran bicara. Dia justru mengajak Sanuri dan rekan-rekannya bergabung dengan mereka. Menurut dia, bergabung dengan Go-Jek bisa memperluas jaringan dan wawasan. "Ayo bergabung sama kita. Lagipula jadi lebih bagus, wawasan jadi luas," kata dia.

Presiden Jokowi kemudian memberi wejangan bahwa persaingan tak dapat dihindari dalam kehidupan. Ia mengatakan jangan sampai pengemudi ojek online tidak mendapatkan nafkah karena masalah persaingan itu. "Jangan berantem. Namanya hidup, ya bersaing. Mosok yang Go-Jek, anak istrinya gimana. Namanya hidup, ya persaingan," ucap Presiden.

Belakangan ini bermunculan pelarangan terhadap pengemudi ojek online masuk ke dalam wilayah tertentu. Yang melarang kebanyakan pengemudi ojek pangkalan. Bahkan ada yang berujung pada penganiayaan, seperti yang terjadi di Bekasi pada 25 Agustus lalu. Seorang pengemudi Go-Jek bernama Asep Sunarya dikeroyok lima orang tak dikenal di Jalan Agus Salim, Bekasi Timur. Tak ada barang yang diambil. Hanya pengeroyok merusak perlengkapan Asep.

Adapun Jokowi mengungkapkan alasannya mengundang rakyat jelata ke Istana. Menurut dia, ide mengundang makan siang mereka berawal saat dia sedang blusukan di Jakarta beberapa waktu lalu. Saat itu Jokowi berbincang dengan seorang tukang ojek. "Lalu dia bilang sama saya, kok Bapak terus blusukan ke daerah. Kapan kita diundang ke Istana? Sejak itu saya langsung mikir untuk mengundang mereka ke Istana," kata Jokowi.

ANANDA TERESIA

Berita terkait

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

2 jam lalu

Microsoft Investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, Bagaimana dengan di Indonesia?

Microsoft siap investasi Rp35,6 triliun di Malaysia, bagaimana dengan rencana investasinya di Indonesia?

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

4 jam lalu

Timnas Indonesia U-23 Bersiap Jalani Laga Playoff Olimpiade Paris 2024, Jokowi Optimistis Skuad Garuda Menang Lawan Guinea

Timnas Indonesia U-23 akan menghadapi Guinea di laga playoff Olimpiade Paris 2024 pada Kamis, 9 Mei mendatang.

Baca Selengkapnya

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

15 jam lalu

Sekjen Gerindra Tepis Anggapan Jokowi Jadi Penghalang Pertemuan Prabowo dan Megawati

Justru, kata Muzani, Presiden Jokowi lah yang mendorong terselenggaranya pertemuan antara Prabowo dan Megawati.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

15 jam lalu

Pengamat Sebut Ide Prabowo Bentuk Presidential Club Bagus, tapi Ada Problem

Pengamat Politik Adi Prayitno menilai pembentukan presidential club memiliki dua tujuan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

17 jam lalu

Jokowi Teken UU Desa, Pengamat Soroti Anggaran hingga Potensi Politik Dinasti

Salah satu poin penting dalam UU Desa tersebut adalah soal masa jabatan kepala desa selama 8 tahun dan dapat dipilih lagi untuk periode kedua,

Baca Selengkapnya

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

20 jam lalu

Membedah 5 Poin Krusial dalam UU Desa yang Baru

Beleid itu menyatakan uang pensiun sebagai salah satu hak kepala desa. Namun, besaran tunjangan tersebut tidak ditentukan dalam UU Desa.

Baca Selengkapnya

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

21 jam lalu

Relawan Jokowi Imbau PDIP Tak Cari Kambing Hitam Setelah Ganjar-Mahfud Kalah Pilpres

Panel Barus, mengatakan setelah Ganjar-Mahfud meraih suara paling rendah, PDIP cenderung menyalahkan Jokowi atas hal tersebut.

Baca Selengkapnya

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

1 hari lalu

Respons Jokowi hingga Luhut Soal Komposisi Kabinet Prabowo

Jokowi mengatakan dia dan pihak lain boleh ikut berpendapat jika dimintai saran soal susunan kabinet Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

1 hari lalu

Sorotan Media Asing Soal Luhut Buka Kemungkinan Kewarganegaraan Ganda bagi Diaspora , Apa Alasan dan Syaratnya?

Menkomarinves Luhut Pandjaoitan buka kemungkinan kewarganegaraan ganda untuk diaspora. Apa saja alasan dan syaratnya?

Baca Selengkapnya

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

1 hari lalu

Ketahui 3 Aturan Baru Tentang Kepala Desa Dalam UU Desa

Pemerintah akhirnya mengesahkan UU Desa terbaru yang telah diteken Jokowi dan diwacanakan perubahannya sejak Mei 2022. Apa saja aturan barunya?

Baca Selengkapnya