Harga Bahan Baku Naik, Perajin Batik Bojonegoro Kelimpungan

Reporter

Editor

Grace gandhi

Senin, 31 Agustus 2015 05:04 WIB

Sejumlah peserta Workshop Asian Productivity Organisation belajar menyanting batik di Sanggar Batik Semarang 16, 14 AGustus 2015. TEMPO/Budi Purwanto

TEMPO.CO, Bojonegoro - Para perajin batik di Kabupaten Bojonegoro kelimpungan karena naiknya harga bahan baku, terutama untuk pewarnaan. Naiknya harga bahan baku batik dampak dari melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat dalam satu bulan terakhir ini.

Perajin batik di kabupaten ini tersebar di sejumlah tempat, di antaranya di Desa Prayungan, Kecamatan Sumberejo. Juga di Kecamatan Temayang serta Kecamatan Kota Bojonegoro. Batik ini terus berkembang, dan di Bojonegoro terdapat lebih dari 50 perajin batik.

Menurut Achmad Aris, 34 tahun, perajin batik asal Desa Prayungan, Kecamatan Sumberejo, Bojonegoro, semenjak rupiah melemah, terjadi kenaikan harga bahan baku batik. Dari kain, pewarna, lilin, dan sejenisnya. Kenaikan dari 5 persen meningkat menjadi lebih dari 25 persen. “Saya khawatir akan terus naik,” ujarnya kepada Tempo, Minggu, 30 Agustus 2015.

Aris mencontohkan, lilin yang digunakan untuk membatik—biasanya Rp 45 ribu—kini naik menjadi Rp 50 ribu per kilogram. Begitu juga dengan pewarna khusus kuning, dari sebelumnya Rp 200 ribu kini naik menjadi Rp 250 ribu per kilogram. Campuran pewarna khusus biru, dari sebelumnya Rp 450 ribu, naik menjadi Rp 500 ribu per kilogram.

Kenaikan bahan baku batik ini sudah terjadi dua pekan selama Agustus 2015. Terutama setelah nilai tukar rupiah di atas Rp 13.500 per dolar AS.

“Kawan-kawan perajin jadi resah,” kata Aris, perajin batik yang juga merangkap guru sebuah sekolah menengah kejuruan di Bojonegoro ini.

Padahal, Aris melanjutkan, selama dua-tiga tahun belakangan ini, batik Bojonegoro sedang naik daun. Batik rumahan yang dia produksi bersama orang tuanya di Desa Prayungan relatif stabil. Minimal bisa mencetak 20 batik per hari, dan jumlah itu bisa bertambah mendekati hari-hari besar.

Namun, dengan melemahnya rupiah terhadap dolar AS, kemungkinan ia akan mengurangi produksi atau menaikkan harga batik. Saat ini rata-rata Rp 90 ribu per potong untuk kualitas batik cap, di atas Rp 200 ribu untuk kualitas batik cap dan tulis, serta di atas Rp 300 ribu untuk batik tulis. “Saya berharap rupiah bisa bangkit,” tutur Aris.

SUJATMIKO


Berita terkait

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

3 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

8 hari lalu

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

Unilever Indonesia mengaku tak terlalu terdampak dengan pelemahan rupiah karena mayoritas bahan baku mereka berasal dari dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

8 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

10 hari lalu

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

10 hari lalu

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.

Baca Selengkapnya

Bos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku

10 hari lalu

Bos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku

Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja menilai pelemahan rupiah bukan hanya karena konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

11 hari lalu

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.

Baca Selengkapnya

Istana Tegaskan Presiden Jokowi Terus Dorong Penguatan KPK

1 Desember 2023

Istana Tegaskan Presiden Jokowi Terus Dorong Penguatan KPK

Ari Dwipayana menyebut semua pihak termasuk Presiden Jokowi berharap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjalankan fungsinya dengan baik.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Sebut Pelemahan Rupiah Bisa Untungkan Eksportir

27 Oktober 2023

Wamenkeu Sebut Pelemahan Rupiah Bisa Untungkan Eksportir

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan depresiasi kurs rupiah terhadap dolar Amerika bisa menguntungkan para eksportir.

Baca Selengkapnya

Agenda Jokowi Reshuffle Gelombang Kedua

26 Oktober 2023

Agenda Jokowi Reshuffle Gelombang Kedua

Presiden Jokowi dikabarkan kembali akan reshuffle kabinet pada pekan depan. Siapa saja yang bakal diganti?

Baca Selengkapnya