Munas MUI IX Tawarkan Konsep Islam Moderat

Reporter

Rabu, 26 Agustus 2015 01:21 WIB

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia, Din Syamsudin menjawab pertanyaan sejumlah awak media jelang mengadakan pertemuan dengan 56 organisasi kemasyarakatan berbasis Islam yang tergabung dalam Forum Ukhuwah Islamiyah di Gedung MUI, Jakarta, (21/4). TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Surabaya - Majelis Ulama Indonesia (MUI) menawarkan konsep Islam al-Wasathiyyah sebagai tema utama Musyawarah Nasional (Munas) IX yang digelar di Surabaya, Jawa Timur. Islam al-Wasathiyyah atau Islam moderat diharapkan mampu menjadi rujukan umat Islam, baik bagi peradaban Indonesia maupun dunia.

“Jika ada sebelumnya Islam Nusantara (NU), Islam Berkemajuan (Muhammadiyah), sekarang Islam al-Wasathiyyah. Ketiganya saling melengkapi,” kata Ketua MUI Pusat Din Syamsuddin saat menyampaikan sambutan pada pembukaan Munas MUI di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Selasa 25 Agustus 2015.

Din mengungkapkan, Islam al-Wasathiyyah untuk Indonesia dan dunia berkeadilan dan berkeadaban merupakan pandangan dari dunia Islam yang memiliki watak yang beragam. Konsep ini sedang hangat dibicarakan di dunia internasional.

“Islam Wasathiyyah menekankan kasih sayang dan perdamaian, sebuah wawasan yang menekankan bahwa umat manusia punya kecenderungan untuk berada pada jalan tengah dan jalan lurus,” katanya.

Din menjelaskan, prinsip Islam Wasathiyyah ialah prinsip jalan tengah, jalan lurus, dan moderat yang bertumpu pada tauhid. “Wasathiyyah berarti menolak segala bentuk ekstremisme dan thoghut (melampaui batas),” katanya.

Analoginya, tatanan makrokosmos dan mikrokosmos yang membawa ke titik sentral, median, atau middle position. “Inilah ajaran Islam yang menolak segala bentuk ekstremitas, thaghut-thaghut, baik dalam ekonomi, sosial, politik, maupun budaya, yang bertentangan dengan muatan Islam.”

Konsep ini, kata Din, mampu memberikan solusi terhadap permasalahan dunia. Dunia—termasuk Indonesia—kini mengalami kerusakan yang bersifat akumulatif. Kemiskinan, kebodohan, kesenjangan, dan kerusakan lingkungan hidup itu disebabkan sistem yang tak berpihak pada nilai-nilai agama dan moral.

“Dunia sekarang bertumpu pada liberalisme, humanisme sekuler yang melahirkan sistem ekonomi budaya sekuler. Kita harus kembali kepada Tuhan dan aturan pencipta, yaitu Al-Quran,” tuturnya.

Munas MUI kali ini diikuti lebih dari 550 perwakilan MUI dari seluruh Indonesia, perwakilan ulama, organisasi Islam, aktivis Islam, serta dari akademisi Islam. Digelar hingga 27 Agustus 2015 di Hotel Garden Palace, Surabaya, acara ini dibuka oleh Presiden RI Joko Widodo. Ia didampingi Ibu Negara Iriana Jokowi, Menteri Sekretaris Negara Pramono Anung, Ketua DPD RI Irman Gusman, Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin, Gubernur Jawa Timur Soekarwo, serta beberapa pejabat lainnya.

ARTIKA RACHMI FARMITA



Berita terkait

10 Negara Eropa dengan Penduduk Muslim Terbanyak, Rusia Nomor Satu

10 jam lalu

10 Negara Eropa dengan Penduduk Muslim Terbanyak, Rusia Nomor Satu

Berikut ini daftar negara Eropa dengan penduduk Muslim terbanyak berdasarkan jumlahnya pada 2020. Rusia jadi nomor satu.

Baca Selengkapnya

Gelar Halalbihalal Nasional, MUI Ingatkan Kembali Pesan Kemanusiaan Terkait Palestina

3 hari lalu

Gelar Halalbihalal Nasional, MUI Ingatkan Kembali Pesan Kemanusiaan Terkait Palestina

MUI ingin merawat tali silaturahmi dengan berbagai mitra kerja dan komponen bangsa

Baca Selengkapnya

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

9 hari lalu

PDIP Surabaya Usulkan ke DPP Inkumben Eri Cahyadi-Armuji Maju Pilkada Kota Surabaya

PDIP Surabaya mengusulkan wali kota - wakil wali kota inkumben Eri Cahyadi-Armuji maju ke Pilkada Kota Surabaya 2024.

Baca Selengkapnya

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

15 hari lalu

Eri Cahyadi Terima Satyalancana Karya Bhakti Praja Nugraha

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengukir sejarah baru dalam kepemimpinannya di Kota Surabaya.

Baca Selengkapnya

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

17 hari lalu

Pembangunan Infrastruktur di Kota Surabaya Rampung 2024

Sejumlah pembangunan infrastruktur di Kota Surabaya ditargetkan rampung di tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Putusan Sengketa Pilpres 2024, Din Syamsuddin: Apapun Keputusannya Bukan Kiamat

18 hari lalu

Putusan Sengketa Pilpres 2024, Din Syamsuddin: Apapun Keputusannya Bukan Kiamat

Din Syamsuddin meminta agar masyarakat menahan diri atas apapun keputusan Mahkamah Konstitusi dalam sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

H-3 Putusan Sengketa Pilpres: Demo AMIN hingga Karangan Bunga Pendukung Prabowo-Gibran

21 hari lalu

H-3 Putusan Sengketa Pilpres: Demo AMIN hingga Karangan Bunga Pendukung Prabowo-Gibran

H-3 putusan sengketa Pilpres 2024 di MK terjadi demo, pengiriman karangan bunga hingga keamanan diperketat.

Baca Selengkapnya

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

21 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Rizieq Shihab dan Din Syamsuddin Cs Ajukan Amicus Curiae ke MK

23 hari lalu

Rizieq Shihab dan Din Syamsuddin Cs Ajukan Amicus Curiae ke MK

Rizieq Shihab dkk menyampaikan empat poin dalam amicus curiae mereka.

Baca Selengkapnya

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

31 hari lalu

Akibat Awan Tebal, Hilal di Surabaya Tak Tampak

Para peneliti dari Universitas Negeri Sunan Ampel (UINSA) Surabaya tak melihat hilal akibat tertutup awan.

Baca Selengkapnya