Hutan Gunung Kawi Terbakar Lagi, Pemadam Sulit Mendekat  

Reporter

Jumat, 21 Agustus 2015 17:35 WIB

ANTARA/Untung Setiawan

TEMPO.CO, Malang - Lebih dari 30 hektare hutan lindung di Gunung Kawi, Kabupaten Malang, dilalap api sepanjang Kamis malam kemarin. Hingga Jumat, 21 Agustus 2015, kepulan asap masih terlihat jelas dari Kota Malang.

Dari kejauhan, kobaran api mirip lava pijar mengalir dari gunung berapi. Hutan milik Perhutani yang diamuk si jago merah itu masuk wilayah Desa Dalisodo di Kecamatan Wagir dan Desa Babadan, Kecamatan Ngajum, Malang.

Kepala Desa Dalisodo Narto alias Wareng mengatakan desanya masih aman lantaran jarak antara permukiman penduduk dan lokasi kebakaran sekitar 15 kilometer. Namun karena medan yang berat, ditambah terjadinya kebakaran pada malam hari, penduduk tak bisa bergerak memadamkan api. “Bila memadamkan kebakaran hutan di malam hari, justru bisa membahayakan keselamatan jiwa kami,” kata Narto.

Menurut Narto, lokasi kebakaran kali ini berdekatan dengan kejadian yang sama pada 10-12 Juli 2015. Saat itu kebakaran menghanguskan sekitar 20 hektare hutan di Petak 193. Ia menduga kebakaran tersebut berasal dari sisa Juli lalu yang pemadamannya tidak sempurna sehingga bara api masih tersimpan di dalam tanah.

Kepala Desa Gondowangi, Kecamatan Wagir, Danis Setyobudi Nugroho menambahkan, kobaran api masih terlihat jelas. Menurutnya saat berekspedisi ke puncak Gunung Kawi pada 16 dan 17 Agustus 2015, komunitas pencinta alam Gondowangi sempat memadamkan api yang menghanguskan satu hektare hutan lindung. Lokasi kebakaran berada di sisi utara di bawah puncak Batutulis.

“Kebakaran tadi malam lebih besar dari yang kami padamkan, tapi desa kami masih aman karena lokasi kebakarannya sekitar 30-35 kilometer dari desa kami,” kata Danis.

Wakil Administratur Perhutani Wilayah Malang Barat Dadan Hamdan menuturkan, pihaknya bersama warga desa di sekitar Gunung Kawi sedang berusaha mendekati lokasi kebakaran agar bisa memadamkan api.

Pemadaman hanya dilakukan menggunakan peralatan seadanya berupa gepyok dari ranting pohon. Relawan juga membuat sekat bakar agar api tidak semakin menjalar. Upaya pemadaman tersebut tak mudah karena medannya berat serta ditumbuhi banyak ilalang kering. "Kebakaran tadi malam lebih besar dibanding pada Juli lalu," kata Dadan.

ABDI PURMONO

Berita terkait

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

8 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

16 hari lalu

Pertama di Dunia, Yunani Berikan Liburan Gratis sebagai Kompensasi Kebakaran Hutan 2023

Sebanyak 25.000 turis dievakuasi saat kebakaran hutan di Pulau Rhodes, Yunani, pada 2023, mereka akan mendapat liburan gratis.

Baca Selengkapnya

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

42 hari lalu

BNPB Ingatkan Banyaknya Kasus Kebakaran Hutan dan Lahan di Sumatera

Dari data BNPB, kasus kebakaran hutan dan lahan mulai mendominasi di Pulau Sumatera sejak sepekan terakhir.

Baca Selengkapnya

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

45 hari lalu

Risiko Karhutla Meningkat Menjelang Pilkada 2024, Hotspot Bermunculan di Provinsi Rawan Api

Jumlah titik panas terus meningkat di sejumlah daerah. Karhutla tahun ini dinilai lebih berisiko tinggi seiring penyelenggaraan pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

46 hari lalu

Penugasan Jokowi, BMKG Bentuk Kedeputian Baru Bernama Modifikasi Cuaca

Pelaksana tugas Deputi Modifikasi Cuaca BMKG pernah memimpin Balai Besar TMC di BPPT. Terjadi pergeseran SDM dari BRIN.

Baca Selengkapnya

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

46 hari lalu

Tentang Musim Kemarau yang Menjelang, BMKG: Mundur dan Lebih Basah di Banyak Wilayah

Menurut BMKG, El Nino akan segera menuju netral pada periode Mei-Juni-Juli dan setelah triwulan ketiga berpotensi digantikan La Nina.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

47 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Minta Pemda Susun Regulasi Terkait Karhutla

Regulasi dinilai penting karena akan mempengaruhi perumusan program dan anggaran penanganan kebakaran.

Baca Selengkapnya

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

47 hari lalu

Para Menteri Sudah Rapat Kebakaran Hutan dan Lahan, Ancang-ancang Hujan Buatan

Saat banyak wilayah di Indonesia masih dilanda bencana banjir, pemerintah pusat telah menggelar rapat koordinasi khusus kebakaran hutan dan lahan.

Baca Selengkapnya

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

51 hari lalu

Suhu Udara Global: Bumi Baru Saja Melalui Februari yang Terpanas

Rekor bulan terpanas kesembilan berturut-turut sejak Juli lalu. Pertengahan tahun ini diprediksi La Nina akan hadir. Suhu udara langsung mendingin?

Baca Selengkapnya

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

58 hari lalu

Kebakaran Hutan Kerap Terjadi di Sumatera dan Kalimantan, Ini Cara Antisipasi Karhutla

Kebakaran hutan kerap terjadi di beberapa daerah di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya