Deru Motor Harley Bisa Rusak Candi Prambanan?  

Reporter

Editor

Febriyan

Senin, 17 Agustus 2015 16:35 WIB

Elanto Wijoyono memalangkan sepedanya ditengah jalan saat memberhentikan laju konvoi motor gede (moge) di perempatan Condong Catur, Yogyakarta, 15 Agustus 2015. youtube.com

TEMPO.CO, Sleman - Keberadaan komunitas Harley Davidson di Yogyakarta dalam rangka memperingati HUT ke-70 kemerdekaan Republik Indonesia ternyata juga dikeluhkan oleh Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta. Lembaga itu khawatir deru mesin motor besar tersebut dapat merusak konstruksi batu di Kompleks Candi Prambanan.

Kepala Seksi Pelindungan Pengembangan dan Pemanfaatan Balai Pelestarian Cagar Budaya Daerah Istimewa Yogyakarta Dwi Wahyu Astuti mengatakan pihaknya saat ini sedang mengevaluasi dan meneliti dampak suara motor Harley terhadap candi-candi di Prambanan. Menurut dia, suara kendaraan bermotor di atas 70 desibel bisa mempengaruhi konstruksi batu-batu candi. "Kalau terlalu menderu-deru bisa mempengaruhi dan getarannya bisa menimbulkan kerusakan," ujarnya, Senin, 17 Agustus 2015.

Sebelumnya, keberadaan komunitas Harley Davidson di Yogyakarta menimbulkan protes sejumlah kalangan di kota itu. Seorang aktivis, Elanto Wijoyono, bahkan memberanikan diri menghentikan konvoi ratusan motor besar itu di perempatan Condong Catur, Kabupaten Sleman, Yogyakarta.

Dia menghentikan konvoi karena merasa para pengendara Harley Davidson telah bertindak sewenang-wenang dengan menerobos lampu lalu lintas. Komunitas Harley itu berada di Yogyakarta untuk mengikuti acara Jogja Bike Rendezvous yang bertepatan dengan peringatan 70 tahun kemerdekaan RI.

Astuti mengatakan jika dalam penelitian nantinya ada efek suara yang bisa berpotensi merusak konstruksi, maka pihaknya tidak akan memperbolehkan lagi pergelaran dengan suara yang menggelegar seperti itu. "Izin dari pusat, tidak diperbolehkan di area candi, tetapi di lapangan Brahma," ujarnya.

"Kami akan evaluasi apakah suara itu menggangu kelestarian candi kami," kata dia. Dia menambahkan, bahkan terjun payung pun juga sebenarnya dilarang di lokasi candi. Sebab, bisa saja penerjun menyangkut di puncak candi.

Koordinator Masyarakat Advokasi Budaya Jhohanes Marbun mengatakan suara keras akan menimbulkan kerusakan pada bangunan, terutama konstruksi batu candi. Apalagi candi merupakan bangunan kuno. "Juga tidak ada korelasi tema secara substansi antara yang diusung oleh Candi Prambanan dengan konsep yang diusung oleh acara itu," kata dia.

Berdasarkan informasi yang Tempo kumpulkan, suara motor Harley Davidson dengan knalpot standar berkisar antara 72-83 desibel, tergantung jenisnya. Suara itu dikeluarkan dalam kondisi gas motor didiamkan atau motor tak dijalankan. Sementara suara motor Harley dengan knalpot variasi bisa mencapai di atas 100 desibel.

M SYAIFULLAH

Berita terkait

Cerita dari Kampung Arab Kini

14 hari lalu

Cerita dari Kampung Arab Kini

Kampung Arab di Pekojan, Jakarta Pusat, makin redup. Warga keturunan Arab di sana pindah ke wilayah lain, terutama ke Condet, Jakarta Timur.

Baca Selengkapnya

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

17 hari lalu

Begini Antusiasme Ribuan Warga Ikuti Open House Sultan Hamengku Buwono X

Sekda DIY Beny Suharsono menyatakan open house Syawalan digelar Sultan HB X ini yang pertama kali diselenggarakan setelah 4 tahun absen gegara pandemi

Baca Selengkapnya

Erina Gudono Dijagokan Gerindra Jadi Calon Bupati Sleman, Ini Profil Kabupaten Sleman

53 hari lalu

Erina Gudono Dijagokan Gerindra Jadi Calon Bupati Sleman, Ini Profil Kabupaten Sleman

Kabupaten Sleman adalah wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta. Selain panorama, Kabupaten Sleman juga kaya akan warisan budaya yang menakjubkan.

Baca Selengkapnya

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

54 hari lalu

Menengok Sejarah 13 Maret sebagai Hari Jadi DIY dan Asal-usul Nama Yogyakarta

Penetapan 13 Maret sebagai hari jadi Yogyakarta tersebut awal mulanya dikaitkan dengan Perjanjian Giyanti pada 13 Februari 1755

Baca Selengkapnya

Jika Erina Gudono Maju Pilkada 2024, Bisakah Ulangi Sukses Menantu Jokowi Lainnya, Bobby Nasution Wali Kota Medan?

54 hari lalu

Jika Erina Gudono Maju Pilkada 2024, Bisakah Ulangi Sukses Menantu Jokowi Lainnya, Bobby Nasution Wali Kota Medan?

Erina Gudono, istri Kaesang sebagai salah satu kandidat calon Bupati Sleman dalam Pilkada 2024 dari Partai Gerindra. Ulangi menantu Jokowi di Medan?

Baca Selengkapnya

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

58 hari lalu

DI Yogyakarta Berulang Tahun ke-269, Tiga Lokasi Makam Pendiri Mataram Jadi Pusat Ziarah

Tiga makam yang disambangi merupakan tempat disemayamkannya raja-raja Keraton Yogyakarta, para adipati Puro Pakualaman, serta leluhur Kerajaan Mataram

Baca Selengkapnya

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

4 Maret 2024

Ketua Komisi A DPRD DIY: Tidak Boleh Sweeping Rumah Makan Saat Ramadan

Ketua Komisi A DPRD DIY Eko Suwanto menegaskan tidak boleh ada sweeping rumah makan saat Ramadan. Begini penjelasannya.

Baca Selengkapnya

Calendar of Event Sleman, Labuhan Merapi dan Sleman Temple Run Masih Jadi Andalan

25 Januari 2024

Calendar of Event Sleman, Labuhan Merapi dan Sleman Temple Run Masih Jadi Andalan

Kabupaten Sleman akan menggelar 120-an event sepanjang 2024, dari MICE, musik, budaya, sampai olahraga dan keagamaan.

Baca Selengkapnya

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

20 Januari 2024

Badai Tropis Anggrek Gempur Gunungkidul, Ada 27 Kerusakan

Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mencatat 27 kejadian kerusakan dampak Badai Tropis Anggrek yang terdeteksi di Samudera Hindia.

Baca Selengkapnya

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

4 Januari 2024

Yogyakarta Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang, BMKG : Potensi Sama sampai Minggu

BMKG menjelaskan perkiraan cuaca Yogyakarta dan sekitarnya hingga akhir pekan ini, penting diketahui wisatawan yang akan liburan ke sana.

Baca Selengkapnya