Kemerdekaan, Wakil Gubernur Ini Akui Beratnya Jadi Pemimpin

Reporter

Editor

Zed abidien

Senin, 17 Agustus 2015 15:23 WIB

Narapidana mengikuti upacara pemberian remisi di LP Cipinang Jakarta. TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, Bengkulu - Pada peringatan kemerdekaan Republik Indonesia ke -70, Wakil Gubernur Bengkulu Sultan Baktiar Najamudin mengatakan menjadi pemimpin saat ini berat. Banyaknya tuntutan masyarakat di tengah kompleksnya persoalan di negeri ini, kata dia, membuat pemimpin tak bisa bertindak sembarangan.

Hal tersebut disampaikan Sultan saat mewakili Gubernur Bengkulu Junaidi Hamsyah memberikan sambutan pada pembagian remisi Hari Kemerdekaan di Lapas Klas II Malabero Kota Bengkulu, Senin 17 Agustus 2015.

“Menjadi pemimpin pada era transisi seperti saat ini sangat berat. Tuntutan masyarakat sangat banyak. Maka pemimpin harus berkerja sangat keras, melalui kerja yang kreatif dan inovatif,” kata Sultan.

Menurutnya, makna kemerdekaan sesuai dengan makna kebangsaan yakni menciptakan masyarakat yang sederajat. Maka dari itu pemimpin harus mampu menjawab semua tantangan dan mampu menampung semua kepentingan masyarakat tanpa membedakan agama, suku dan ras.

“Kemerdekaan perlu disyukuri dan menjadi milik semua warga masyarakat termasuk warga binaan. Terutama mereka (warga binaan) yang telah berprestasi dan memenuhi syarat seperti yang telah ditentukan,” ujarnya.

Selain memenuhi hak-hak warga binaan, manfaat dari remisi adalah mengurangi tingginya tingkat hunian lapas saat ini.

Sementara itu Kepala Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Provinsi Bengkulu Dewa Putu Gede mengatakan pada hari ini diberikan remisi sebanyak 1.132 orang narapidana dan sebanyak 28 orang hari ini mendapat remisi bebas.

“Harapan kita para warga binaan terutama yang langsung bebas pada hari ini dapat kembali ke masyarakat dan menjalani hidup yang lebih baik,” ungkapnya.

Remisi umum diberikan kepada para tahanan dengan pengurangan antara satu bulan sampai dengan tiga bulan. Sedangkan remisi dasawarsa diberikan kepada seluruh narapidana, dengan pengurangan sepuluh hari sampai dengan tiga bulan.

PHESI ESTER JULIKAWATI

Berita terkait

Setelah 70 Tahun Merdeka, Desa Ini Baru Nikmati Listrik

29 Agustus 2015

Setelah 70 Tahun Merdeka, Desa Ini Baru Nikmati Listrik

Desa di Indonesia ini baru dialiri listrik setelah Republik Indonesia merdeka 70 tahun.

Baca Selengkapnya

Wanita Batak Ini Bekerja di Museum Yahudi Terbesar di Eropa

25 Agustus 2015

Wanita Batak Ini Bekerja di Museum Yahudi Terbesar di Eropa

Wanita berdarah Batak Karo, Anna Sembiring, bekerja di museum sejarah Yahudi terbesar di Eropa.

Baca Selengkapnya

Ini Gelar untuk Presiden Jokowi dari Sultan Al-Kadrie

22 Agustus 2015

Ini Gelar untuk Presiden Jokowi dari Sultan Al-Kadrie

Sultan Syarif Abdurrachman Al-Kadrie, Raja Kesultanan Pontianak, mengatakan telah menyiapkan gelar khusus untuk Presiden Jokowi.

Baca Selengkapnya

HUT RI Ke-70, Tanah Gayo Gelar Pacuan Kuda Tradisional  

19 Agustus 2015

HUT RI Ke-70, Tanah Gayo Gelar Pacuan Kuda Tradisional  

Pacuan kuda berhadiah total Rp 252 juta itu digelar hingga Ahad mendatang.

Baca Selengkapnya

Maria Felicia, Kepincut Upacara Sejak Kecil  

19 Agustus 2015

Maria Felicia, Kepincut Upacara Sejak Kecil  

Sejak usia tiga tahun, Felicia bersama saudaranya bermain upacara bendera dan dia paling sering berperan sebagai pembawa bendera.

Baca Selengkapnya

Paskibraka Maria Felicia Bercita-cita Jadi Jurnalis

19 Agustus 2015

Paskibraka Maria Felicia Bercita-cita Jadi Jurnalis

Maria Felicia Gunawan, siswi kelas XI SMAK Penabur Gading Serpong, terpilih membawa baki duplikat bendera pusaka saat upacara 17 Agustus di Istana.

Baca Selengkapnya

Virzha 'Idol' Kalah Lomba Melukis Gara-gara Warna Gunung  

19 Agustus 2015

Virzha 'Idol' Kalah Lomba Melukis Gara-gara Warna Gunung  

Juri tidak sepakat dengan keputusan Virzha ketika memberi warna pada gunung dalam perayaan HUT Kemerdekaan RI.

Baca Selengkapnya

Bela Elanto, Roy Suryo Kritik Polisi  

19 Agustus 2015

Bela Elanto, Roy Suryo Kritik Polisi  

Roy menganggap polisi seharusnya bisa membedakan pengawalan untuk urusan kenegaraan dan bukan.

Baca Selengkapnya

Ada Atribut PKI dalam Pawai Kemerdekaan, Ini Kata JK

19 Agustus 2015

Ada Atribut PKI dalam Pawai Kemerdekaan, Ini Kata JK

Kalla mengatakan bahwa peserta tak seharusnya membawa atribut organisasi yang dilarang dalam undang-undang.

Baca Selengkapnya

Tak Hormat Saat Upacara Bendera, JK: Saya Ikut Undang-Undang

18 Agustus 2015

Tak Hormat Saat Upacara Bendera, JK: Saya Ikut Undang-Undang

JK mengatakan sikapnya saat upacara sama seperti Bung Hatta.

Baca Selengkapnya