Beberapa wanita yang merupakan simpatisan Partai Keadian Sejahtera membawa poster dan nomor urut partai saat kampanye di jalan Setail, Surabaya (19/3). Kampanye simpatik yang di ikuti oleh puluhan massa muda partai ini di selingi aksi perkenalan lagu mars partai dan bagi bagi 3333 bunga kepada pengguna jalan. Aksi atraktif dari partai PKS ini untuk menarik simpati dari pemilih usia muda kota Surabaya. TEMPO/Fully Syafi
TEMPO.CO, Jakarta - Majelis Syura Partai Keadilan Sejahtera mempercepat musyawarah untuk pemilihan pengurus pusat. Hal ini dilakukan agar pengurus baru bisa segera mempersiapkan diri menghadapi pemilihan kepala daerah serentak.
"Jadi memang musyawarah ini dipercepat agar kami bisa menghadapi agenda pemilihan kepala daerah serentak," kata Presiden PKS terpilih periode 2015-2020 Shohibul Iman di kantornya, Selasa, 11 Agustus 2015.
Musyawarah Majelis Syura seharusnya diselenggarakan pada Oktober mendatang bersamaan dengan Musyawarah Nasional. Namun pelaksanaan musyawarah dipercepat menjadi Agustus. Akibatnya, Presiden PKS Anis Matta lengser lebih cepat dari jadwal.
"Secara tradisi memang selalu disatukan dengan Munas, tapi kami putuskan percepat demi pilkada. Lebih cepat lebih baik," ucap Iman. Dalam munas pada Oktober mendatang, kata Iman, PKS bakal menentukan program dan sikap partai untuk lima tahun ke depan.
Iman ditunjuk sebagai presiden partai berlambang bulan sabit kembar itu dalam musyawarah Majelis Syura di Bandung, 9-10 Agustus. Oleh tiga pimpinan majelis syura terpilih, yaitu Salim Segaf, Hidayat Nur Wahid, dan Hilmi Aminuddin, ia ditunjuk menggantikan Anis.
Musyawarah juga menunjuk sejumlah nama untuk mengisi posisi penting, yaitu Ketua Majelis Pertimbangan Pusat Suharna Surapranata, Ketua Dewan Syariah Pusat Surahman Hidayat, Sekretaris Jenderal Taufik Ridlo, Bendahara Umum Mahfudz Abdurrahman, dan Sekretaris Majelis Syura Untung Wahono.