Cerita Kocak Nelayan yang Baru Pertama Kali Naik Pesawat  

Reporter

Minggu, 9 Agustus 2015 08:34 WIB

TEMPO/Suryo Wibowo

TEMPO.CO, Jakarta - Saiful Bahri, 35 tahun, bapak dua anak, dan Bahrim, 31 tahun, bapak tiga anak, untuk pertama kalinya melakukan perjalanan dengan menumpang pesawat terbang dari Lombok ke Jakarta. Waktunya hanya 1,5 jam. Namun mereka merasakan itu sangat lama.

“Seperti sehari-semalam naik pesawat,” kata Saiful Bahri, nelayan yang hidupnya sehari-hari di kampung nelayan Lingkungan Pondok Prasi, Kelurahan Bintaro, Kecamatan Ampenan, Mataram, sewaktu bertemu media di Mataram, Sabtu, 8 Agustus 2015.

Perjalanan itu terasa lama karena rasa cemas yang dialaminya di dalam pesawat yang terbang di udara tersebut. Padahal ia biasa melaut dengan menumpang perahu layarnya hingga tiga jam menuju lokasi Gili Besar Bali setiap malam. “Di hotel pun tidak bisa tidur, karena kasurnya terlalu empuk,” ujar Bahrim menimpali.

Selama empat hari di Jakarta, Saiful diinapkan di Hotel Santika, Tangerang, dan Hotel Novotel, Jakarta. Ia memperoleh kesempatan berkunjung ke Monumen Nasional dan Kota Tua. “Yang lebih membanggakan, bisa ketemu Presiden Joko Widodo,” tutur Bahrim.

Sebab, selama dua periode kepemimpinan Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi saja, dia belum pernah bersalaman dengan gubernurnya tersebut. Tidak heran, fotonya bersama Joko Widodo pun dikelilingkan warga di kampungnya. Gara-gara menggunakan ponsel, nelayan ini bisa ketemu Presiden. “Bangga sekali,” kata Bahrim.

Kedatangan Saiful Bahri dan Bahrim ke Jakarta untuk memenuhi undangan bertemu dengan Presiden Joko Widodo dalam acara Dari Indonesia untuk Dunia Exhibition yang berlangsung di Tangerang, Selasa, 4 Agustus 2015. Mereka adalah nelayan pertama yang menggunakan mobile-Fish (m-Fish) bantuan Mereka berdua mempraktekkan penggunaan aplikasi XL yaitu aplikasi digital m-Fish.

Pada kesempatan tersebut, Presiden Joko Widodo, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, serta Presiden Direktur XL Dian Siswarini berbincang dengan Saiful Bahri dan Bahrim mengenai penggunaan aplikasi digital m-Fish. Perangkat digital dari XL yang ditargetkan membantu 23.000 nelayan Indonesia untuk mendukung produktivitas dan keselamatan mereka itu dilengkapi informasi pokok mengenai cuaca, arah dan kecepatan angin, tinggi gelombang, serta arah pulang.

Presiden Direktur XL Dian Siswarini mengatakan XL tidak mendasarkan pada hitungan bisnis. Yang terpenting lebih dulu adalah bagaimana bisa menangkap kebutuhan masyarakat dan mampu menghadirkan aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan itu. Masyarakat sudah bisa menyadari betapa besar manfaat dari layanan digital. “Maka, dengan sendirinya, permintaan atas layanan digital akan datang dan terus tumbuh,” ujar Dian Siswarini.

SUPRIYANTHO KHAFID


Berita terkait

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

8 hari lalu

KJRI Kuching Minta Malaysia Bebaskan 8 Nelayan Natuna yang Ditangkap

KJRI mengatakan, APPM mengatakan 3 kapal nelayan Natuna ditangkap karena melaut di dalam perairan Malaysia sejauh 13 batu dari batas perairan.

Baca Selengkapnya

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

10 hari lalu

Tiga Kapal Nelayan Tradisional Indonesia Kembali Ditangkap Otoritas Malaysia

Tiga kapal nelayan Indonesia asal Natuna ditangkap oleh penjaga laut otoritas Malaysia. Dituding memasuki perairan Malaysia secara ilegal.

Baca Selengkapnya

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

11 hari lalu

Pantau Pemanfaatan Kuota BBL, KKP Manfaatkan Sistem Canggih

Kementerian Kelautan dan Perikanan melalui Direktorat Jenderal Perikanan Tangkap, menyiapkan sistem informasi pemantauan elektronik yang memuat hulu-hilir pengelolaan pemanfaatan BBL.

Baca Selengkapnya

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

14 hari lalu

Asal-usul Tradisi Lomban Setiap Bulan Syawal di Jepara

Tradisi Lomban setiap bulan Syawal di jepara telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

15 hari lalu

Polisi Gagalkan Penyelundupan Sabu dari Malaysia, Pelaku yang Menyamar Nelayan Diupah Rp 10 Juta per Kg

Bareskrim Polri menangkap lima tersangka tindak pidana narkotika saat hendak menyeludupkan 19 kg sabu dari Malaysia melalui Aceh Timur.

Baca Selengkapnya

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

21 hari lalu

Walhi dan Pokja Pesisir Kaltim: Teluk Balikpapan Rusak akibat Pembangunan IKN

Walhi dan Pokja Pesisir Kalimantan Timur sebut kerusakan Teluk Balikpapan salah satunya karena efek pembangunan IKN.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

26 hari lalu

Sejumlah Permasalahan Perikanan Jadi Sorotan dalam Hari Nelayan Nasional

Koalisi Rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara) mengungkap sejumlah permasalahan nelayan masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

34 hari lalu

Tidak Ditenggelamkan, Dua Kapal Illegal Fishing Diserahkan ke Nelayan Banyuwangi

Menteri KKP Wahyu Sakti Trenggono menyerahkan dua kapal illegal fishing ke nelayan di Banyuwangi, Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

43 hari lalu

Kapal Tenggelam, Puluhan Pengungsi Rohingya Diselamatkan Nelayan Aceh dan Tim SAR

Nelayan Indonesia dan tim SAR pada Rabu 20 Maret 2024 berjuang menyelamatkan puluhan warga Rohingya setelah air pasang membalikkan kapal mereka

Baca Selengkapnya

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

46 hari lalu

Eksploitasi Pekerja Sektor Perikanan Indonesia Masih Tinggi, Subsidi Nelayan Sulit

Pengusaha yang hanya mengejar keuntungan telah menyebabkan luasnya praktik kerja paksa, perdagangan manusia, dan perbudakan di sektor perikanan.

Baca Selengkapnya