Pendaki memadati puncak Gunung Merapi untuk melihat pesona kawah dan matahari terbit di Gunung Merapi, Boyolali, Jawa Tengah, 17 Agustus 2014. Gunung dengan ketinggian 2968 mdpl, ramai dikunjungi para pendaki untuk merayakan HUT RI ke-69 di puncak Merapi. ANTARA/Teresia May
TEMPO.CO, Yogyakarta - Balai Pengembangan dan Penelitian Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta mengimbau para pendaki tidak mendaki sampai puncak Gunung Merapi untuk merayakan hari kemerdekaan Indonesia 17 Agustus. Pertimbangannya faktor keselamatan. "Material vulkanik sisa erupsi 2010 masih banyak di puncak," kata Kepala BPPTKG Yogyakarta I Gusti Made Agung Nandaka, di Yogyakarta, Kamis, 6 Agustus 2015.
Nandaka mengatakan, material vulkanik sisa erupsi dari letusan Merapi pada 2010 mudah longsor karena struktur tanahnya yang labil. Potensi bahaya lain adalah sewaktu-waktu ada embusan asap solvatara yang bisa membahayakan para pendaki. Dari data BPPTKG per April 2015, material sisa erupsi sebanyak 44 juta meter kubik. Material itu berada di sekeliling gunung api yang tergolong aktif itu.
Namun, kata Nandaka, pendakian tetap diperbolehkan. Tetapi hanya sampai ke pos Pasar Bubrah. Jarak hingga ke puncak sekitar satu kilometer. "Justru di Pasar Bubrah ada lokasi luas untuk upacara," kata nya. Saat ini, pihaknya telah memasang tanda-tanda pendakian atau tanda petunjuk. Rambu peringatan dan petunjuk itu berada di beberapa pos pendakian, seperti melalui Selo, Boyolali, Jawa Tengah.
Di Pasar Bubrah juga dipasangi rambu-rambu tanda pendakian. Selain itu, BPPTKG menggandeng Taman Nasional Gunung Merapi untuk memantau aktivitas pendakian ini. Sudah disiapkan dan dipasang sebanyak 15 kamera jarak jauh untuk pengamatan aktivitas Merapi. Sebanyak tiga kamera juga dipasang di puncak gunung itu. Pemantauan itu secara real time bisa dilihat di ruang kontrol pos pemantauan.
Sedikitnya 15 unit CCTV dipakai untuk pengamatan aktivitas Merapi, yang 12 di antaranya dipasang di hulu sungai di kaki Merapi dan tiga lainnya di wilayah puncak. Ketua Harian Tim Search and Rescue Yogyakarta Fery Ardiyanto mengingatkan pendaki supaya memiliki kemampuan mendaki. Sebab, jika tidak, akan membahayakan diri sendiri. Jangan sampai terjadi musibah seperti beberapa bulan lalu ada pendaki yang jatuh ke dalam kawah.