Tim Forensik dan Gegana melakukan olah tempat kejadian perkara di rumah yang hancur diduga akibat bom rakitan di kompleks Puri Pattene Permai, Makassar, 3 Agustus 2015. Ledakan tersebut menewaskan dua orang warga dan mengakibatkan satu rumah rusak berat dan 10 rumah lainnya rusak ringan. TEMPO/Hariandi Hafid
TEMPO.CO, Jakarta - Ledakan maut di Kompleks Perumahan Puri Pattene, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Senin, 3 Agustus, sekitar pukul 15.30 WIB, tidak berkaitan dengan aksi terorisme. Berdasarkan hasil penyelidikan sementara, ledakan yang menewaskan dua warga itu dipicu dari bondet alias bom ikan.
Kepala Polda Sulawesi Selatan dan Barat, Inspektur Jenderal Anton Setiadji, mengatakan ledakan itu terjadi saat kedua korban yakni Hj Ramla dan Sania diduga sedang membuat bondet. Kepolisian tidak menemukan adanya jejak jaringan di balik kejadian nahas itu.
"Jadi detonator dan bahan yang meledak itu dipakai untuk membuat bom ikan. Kemungkinan untuk diperjual-belikan. Mereka ini diduga sedang menumbuk bahan (bom ikan) kemudian meledak," kata Anton, Senin, 3 Agustus. Adapun, Anton langsung mengunjungi TKP dan Rumah Sakit Bhayangkara Makassar.
Dalam olah TKP yang dilakukan Tim Gegana Brimob dan Polsek Biringkanaya, petugas memang menemukan sekitar 20 detonator elektronik dan sisa bubuk mesiu. Temuan itulah yang membuat Kepolisian yakin bahwa ledakan itu tak berhubungan dengan aksi terorisme maupun kunjungan Presiden Jokowi ke Makassar.
Kepala Bidang Humas Polda Sulawesi Selatan dan Barat, Komisaris Besar Frans Barung Mangera, mengatakan berdasarkan hasil pemeriksaan sementara, penyebab ledakan itu memang disinyalir berasal dari bom ikan. Toh begitu, pihaknya masih akan melakukan serangkaian pemeriksaan untuk memastikannya.